Sukabumi Beach Cleaning Up 2025: Gerakan untuk Wisata Bersih dan Berkelanjutan

Sukabumiupdate.com
Selasa 04 Nov 2025, 10:20 WIB
Sukabumi Beach Cleaning Up 2025: Gerakan untuk Wisata Bersih dan Berkelanjutan

Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi bersama berbagai elemen, dalam kegiatan Beach Cleaning Up yang akan diselenggarakan pada hari Selasa, (04/11/2025) mulai pukul 07.30 WIB hingga selesai. (Sumber : Dispar).

SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi menggelar kegiatan Beach Cleaning Up pada hari Selasa, (04/11/ 2025), mulai pukul 07.30 WIB hingga selesai. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini dilakukan serentak di tiga lokasi pantai wisata, yaitu Pantai Istana Presiden (Citepus), Pantai Karanghawu (Cisolok), dan Pantai Sukawayana (Cikakak).

Kegiatan Beach Cleaning Up ini merupakan bentuk kampanye dan aksi nyata dalam penanganan sampah berbasis partisipasi berbagai elemen. Lebih dari 700 peserta dari berbagai instansi dan komunitas turut ambil bagian, termasuk PLTU, PPNP, Syahbandar UPP, Dishub, BJB, Banser, KNPI, PKH, pelajar, Pramuka, Basarnas, dan SAR POS.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Ali Iskandar, menyampaikan bahwa Pelabuhan Ratu dan sekitarnya merupakan kawasan yang dianugerahi keindahan alam luar biasa, menjadikannya sebagai DTW (Daerah Tujuan Wisata) to DTW (Daya Tarik Wisata)  yang terus berkembang. 

“Palabuhanratu dan sekitarnya menjadi daya tarik wisata terus kemudian menjadi daerah tujuan wisata DTW (Daerah Tujuan Wisata) to DTW (Daya Tarik Wisata) karena tadi anugerah Allah SWT, Anugerah alam yang luar biasa Ada pantai, ada laut, ada kehidupan mistis, ujar Ali Iskandar kepada Sukabumiupdate.com, Selasa (04/11/2025).

Namun, disisi lain Ali turut menyoroti peningkatan kunjungan wisatawan juga membawa tantangan baru, terutama dalam hal pengelolaan sampah.

“Volume sampah yang dihasilkan di lokasi wisata tidak sebanding dengan kapasitas pengangkutan yang tersedia. Oleh karena itu, perlu ada pemberdayaan masyarakat agar sampah bisa dipilah, diolah, bahkan ditargetkan menuju zero waste,” kata Ali Iskandar.

Ali juga mengatakan penangan sampah di ini membutuhkan kerjasama, dimana penanganan yang komprehensif, tidak bisa dikerjakan secara mandiri oleh dinas pariwisata sebagai penanggung jawab penataan lokasi wisata saja.

“Penanganan sampah harus dilakukan secara komprehensif dan kolaboratif. Dinas Pariwisata tidak bisa bekerja sendiri. Apa yang kemudian dilakukan adalah dengan cara membangun kolaborasi semua pihak diajak dilibatkan Tentu pelibatan itu, aparat di tingkat kecamatan, kabupaten, bahkan kemudian juga komunitas masyarakat di wilayah Palabuhanratu para Pelajar dan sebagainya,” tambahnya.

Kegiatan ini juga mendukung prinsip pariwisata berkelanjutan di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, yang mengedepankan konservasi, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. 

Dimana Ali mengatakan nantinya akan berkaitan dengan Outstanding Geological Heritage (Warisan Geologi Unggulan) secara inheren terkait erat dan terintegrasi dengan keanekaragaman hayati (biodiversity), geodiversity (geodiversity), dan budaya (cultural diversity). Keterkaitan ini merupakan fondasi utama dalam konsep pengembangan kawasan seperti Geopark Global UNESCO. 

Dengan membangun budaya bersih, diharapkan masyarakat semakin peduli terhadap lingkungan dan pariwisata dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah.

“Sehingga kemudian dengan kegiatan pariwisata itu menghadirkan lapangan pekerjaan, perputaran uang, kesejahteraan dan berujung pada kemandirian daerah,” tutup Ali Iskandar. (adv)

 

Berita Terkait
Berita Terkini