Warga Gotong Royong Bongkar Kelas Rusak Demi Keselamatan Siswa SDN Gunung Batu Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Minggu 19 Okt 2025, 17:37 WIB
Warga Gotong Royong Bongkar Kelas Rusak Demi Keselamatan Siswa SDN Gunung Batu Sukabumi

Dari emak-emak hingga remaja, potret warga Desa Kebonpedes Sukabumi, bergotong royong membongkar tiga ruang kelas rusak di SDN Gunung Batu. (Sumber Foto: Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com – Suasana penuh semangat tampak di halaman SDN Gunung Batu, Kampung Gunung Batu, Desa Kebonpedes, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, Minggu (19/10/2025). Di bawah terik matahari, puluhan warga bersama guru dan orangtua siswa bergotong royong membongkar tiga ruang kelas yang kondisinya sudah rusak berat.

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari tahap awal renovasi tiga ruang kelas yang kondisinya telah sangat memprihatinkan, yakni ruang kelas IV, V, dan VI.

Inisiatif pembongkaran datang dari Kepala Desa Kebonpedes, Dadan Apriandani, yang mengaku khawatir bangunan lama itu bisa roboh dan membahayakan siswa.

“Kami sepakat untuk membongkar tiga lokal kelas yang rusak parah ini. Takutnya nanti roboh dan membahayakan anak-anak. Jadi sebelum ada korban, kami bergerak bersama warga,” kata Dadan di lokasi.

Menurut Dadan, bangunan sekolah tersebut sudah berdiri lebih dari 30 tahun tanpa pernah mendapatkan perbaikan berarti. Keputusan pembongkaran diambil setelah melalui musyawarah bersama kepala sekolah, komite, dan para orangtua siswa.

Baca Juga: 3 Ruang Kelas SDN Gunung Batu Sukabumi Nyaris Ambruk, Siswa Terpaksa Mengungsi

Meski pembongkaran dilakukan secara swadaya, kabar baik datang dari pihak relawan. Pemerintah desa telah menerima informasi bahwa pembangunan tiga ruang kelas baru akan segera dilaksanakan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari Yayasan Sehati.

“Alhamdulillah, dua minggu lalu kami dapat kabar gembira. Insya Allah program CSR melalui relawan Sehati akan membantu pembangunan tiga lokal baru ini pada akhir Oktober 2025,” ucapnya.

Di tengah keterbatasan, semangat warga untuk memperbaiki sekolah sangat tinggi. Dalam kegiatan gotong royong itu, warga membongkar genteng satu per satu secara hati-hati, kemudian menurunkannya lewat barisan estafet agar aman. Suasana kebersamaan kian terasa dengan keterlibatan ibu-ibu dan remaja yang turut membantu mengoper genteng.

Ketua RT 02/RW 04 Kampung Gunungbatu, Agus Sugianto, yang juga ikut kerja bakti, menilai kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian masyarakat terhadap pendidikan.

“Kami senang bisa ikut membantu. Sekolah ini tempat anak-anak kami belajar, jadi sudah sepantasnya kami turut menjaga,” ujar Agus.

Agus menambahkan, semangat gotong royong di bawah kepemimpinan Kepala Desa Kebonpedes menjadi bukti bahwa kepedulian terhadap pendidikan tidak harus menunggu bantuan datang.

“Harapan kami sederhana, semoga pembangunan bisa segera dimulai agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman dan tidak lagi was-was di ruang kelas,” tutupnya.

Sebelumnya, Kepala SDN Gunung Batu Ami Kusmaeni menyebut kerusakan tiga ruang kelas itu mulai terlihat sejak Februari 2024.

“Kalau parahnya memang sudah hampir satu tahun setengah, tapi awalnya masih bisa digunakan, yang dua kelas mulai di Februari 2024 sudah agak roboh dan akhirnya enggak bisa digunakan,” ujar Ami kepada sukabumiupdate.com, Jumat (8/8/2025).

Sejak saat itu, ruang kelas tersebut ditinggalkan karena khawatir membahayakan keselamatan siswa. Kini, para siswa terpaksa belajar di musala dan ruang perpustakaan.

“Waktu itu, anak-anak belajar di luar (depan kelas), di ruang depan sebab belum terlalu parah. Setelah rusak betul, baru kita pakai perpustakaan dan musala. Musala biasanya digunakan kegiatan salat dhuha bersama-sama, jadi sekarang salat dhuha di lapangan,” tuturnya.

Kondisi ini membuat 150 siswa SDN Gunung Batu belajar berdesakan, ventilasi minim, dan ruangan sempit, sehingga proses belajar mengajar tidak kondusif.

“Jumlah siswa banyak, kelas sempit kemudian ventilasi udara juga memang kecil jadi anak kasian tapi semangat belajar mereka bagus. Anak mau belajar walaupun di ruangan sesederhana itu," ungkap Ami.

Berita Terkait
Berita Terkini