Tak Tersentuh Perbaikan, Ruang Kelas di SDN Tegalega Sukabumi Tanpa Atap dan Kumuh

Sukabumiupdate.com
Kamis 11 Sep 2025, 16:04 WIB
Tak Tersentuh Perbaikan, Ruang Kelas di SDN Tegalega Sukabumi Tanpa Atap dan Kumuh

Kondisi bangunan SDN Tegalega Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah. (Sumber : Istimewa.).

SUKABUMIUPDATE.com - Kondisi ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tegalega di Kampung Tegalega, Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, sangat memprihatinkan. Bertahun-tahun belum tersentuh perbaikan, bahkan kini sudah tidak memiliki atap dan sebagian bangunannya roboh.

Terlihat ruang kelas tersebut sangat kumuh dan kotor karena sudah tidak beratap. Salah satu pengajar di SDN Tegalega, Jumei Dwi Susilo, menjelaskan bahwa atap ruang kelas 5 memang sengaja dirobohkan oleh masyarakat dan wali murid. Keputusan itu diambil karena dikhawatirkan sewaktu-waktu akan ambruk dan membahayakan keselamatan siswa maupun warga sekitar.

“Tahun-tahun sebelumnya, kondisi atap itu sudah sangat mengkhawatirkan, anak-anak sering bermain di sekitarnya. Jadi inisiatif masyarakat dan wali murid merobohkan atapnya agar lebih aman,” ujar Jumei kepada Sukabumiupdate.com, Kamis (11/9/2025).

Baca Juga: Unprosedural, Kuasa Hukum: RR Korban TPPO Asal Sukabumi Disekap di Xiamen China

Namun, kondisi ruang kelas lain tak kalah memprihatinkan. Atap ruang kelas 4, misalnya, sudah terancam ambruk. Bahkan beberapa gentengnya jatuh dan bergeser, hingga menimbulkan lubang cukup besar. Ditambah rangka kayu penyangga atap pun diketahui banyak yang patah dan kondisinya sudah membahayakan.

“Kalau hujan, air bocor ke dalam kelas sampai lantai tergenang. Kerusakan sudah lebih dari setahun. Kalau cuaca mendung, anak-anak biasanya kami pulangkan lebih awal, karena khawatir saat hujan deras atap bisa roboh,” jelas Jumei.

Keterbatasan ruang belajar memaksa guru dan siswa harus beradaptasi dengan kondisi tersebut. Saat ini, ruangan yang biasanya dipakai guru, dijadikan ruang kelas tambahan untuk kegiatan belajar mengajar. Sementara kelas 1 dan 2 harus belajar dengan sistem bergiliran.

“Total siswa ada 47 orang. Karena ruang terbatas, kelas 1 masuk pagi sampai pukul 10.00 WIB, lalu dilanjutkan kelas 2 sampai pukul 12.00 WIB,” tambahnya.

Ruang kelas tanpa atap tersebut sudah bertahun-tahun dikosongkan karena belum tersentuh perbaikan. Para guru dan staf sekolah berharap adanya perhatian dari pemerintah. Menurut mereka, kondisi sekolah saat ini sudah tidak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

“Kami berharap pemerintah bisa membantu perbaikan sekolah ini, demi kenyamanan dan keselamatan anak-anak. Kondisi ini sudah dilaporkan oleh kepala sekolah ke Disdik,” pungkasnya.

 

Berita Terkait
Berita Terkini