SUKABUMIUPDATE.com - Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) melaksanakan Operasi Bersih (Opsih) dan penertiban pendakian ilegal di sepanjang Jalur Pendakian Selabintana hingga Alun-alun Suryakencana pada 11–12 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam menjaga kelestarian ekosistem serta kebersihan kawasan konservasi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Operasi tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan untuk memperkuat pengawasan terhadap aktivitas pendakian, mencegah pendakian ilegal, serta menekan timbulan sampah di kawasan taman nasional.
Sebanyak 43 personel dari berbagai unsur terlibat dalam kegiatan ini, terdiri atas petugas BBTNGGP, TNI/Polri, komunitas pecinta alam, relawan lingkungan, mahasiswa, dan masyarakat sekitar kawasan. Kolaborasi lintas sektor ini menunjukkan sinergi nyata dalam menjaga kelestarian alam Gunung Gede Pangrango.
Baca Juga: Aksi Brutal di Siang Bolong, Pemuda di Sukalarang Sukabumi Dibacok OTK di Jalan
Personel Opsih dibagi ke empat titik lokasi strategis, yakni Pos Cigeueur dengan 13 orang yang fokus pada pembersihan jalur dan pengawasan pendakian ilegal; Pos Cileutik dengan 10 orang; Pos Simpang Gemuruh dengan 7 orang; serta Alun-alun Suryakencana dengan 14 orang.
Dari hasil kegiatan di empat titik tersebut, tim berhasil mengumpulkan 15 karung sampah dengan total berat mencapai 115,5 kilogram. Sebagian besar sampah terdiri atas material anorganik seperti plastik kemasan makanan, botol minuman, hingga perlengkapan pendakian yang ditinggalkan oleh pengunjung.
Melalui kegiatan Opsih ini, BBTNGGP menegaskan komitmen untuk menjaga kebersihan dan ketertiban kawasan taman nasional. Operasi ini sekaligus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat serta komunitas pendaki agar lebih bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan wisata alam.
BBTNGGP juga mengimbau seluruh pengunjung agar selalu mematuhi prosedur resmi pendakian, tidak meninggalkan sampah di jalur maupun lokasi perkemahan, serta berpartisipasi aktif menjaga kelestarian alam di kawasan taman nasional.
Baca Juga: Tempat Persembunyian dan Goa Siluman: Asal-usul Desa Nyalindung Sukabumi
Kegiatan Opsih diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, aparat keamanan, akademisi, komunitas, dan masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan taman nasional yang bersih, aman, dan berkelanjutan.