Kadis Pertanian Sukabumi Tegaskan Akselerasi Produksi demi Kendalikan Inflasi Pangan

Sukabumiupdate.com
Senin 08 Sep 2025, 16:10 WIB
Kadis Pertanian Sukabumi Tegaskan Akselerasi Produksi demi Kendalikan Inflasi Pangan

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sri Hastuty Harahap saat diwawancarai media usai rakor yang digelar di Pendopo Sukabumi, Senin (08/09/2025). (Sumber : SU/Turangga Anom).

SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sri Hastuty Harahap, menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025 yang dipimpin Menteri Dalam Negeri melalui zoom meeting, Senin (8/9/2025). Rakor yang digelar di Pendopo Sukabumi ini turut diikuti jajaran Forkopimda, pejabat pemerintah daerah, serta sejumlah kepala dinas terkait.

Dalam wawancaranya usai acara, Sri Hastuty menegaskan bahwa peran Dinas Pertanian dalam pengendalian inflasi lebih difokuskan pada upaya peningkatan produksi bahan pangan. “Kalau dinas pertanian itu kan sebenarnya tupoksinya ke produksi, artinya kalau inflasi itu kan kenaikan harga jadi yang bisa kami lakukan adalah mengakselerasi produksi bahan-bahan pokok yang hari ini mempengaruhi inflasi salah satunya adalah padi beras, cabai, bawang,” ujarnya saat diwawancarai Sukabumiupdate.com usai kegiatan Senin (08/09/2025).

Sri menjelaskan, tren harga pangan saat ini cenderung membaik setelah sempat terjadi lonjakan. Ia mencontohkan kasus kenaikan harga beras premium akibat praktik oplosan dan keterbatasan pasokan di pasaran. Namun, intervensi pemerintah melalui gerakan pangan murah, penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), serta inspeksi pasar berhasil menekan harga. 

Baca Juga: Janji Relokasi Tak Kunjung Datang, Warga Gempol Sukabumi Terpaksa Huni Rumah Retak

“Sebenarnya hari ini sudah banyak penurunan harga. Kalau kemarin harga naik, kalau kasus kemarin ada beras premium yang dioplos kemudian beras yang tidak ditemui di pasaran kemudian harganya mahal. Dengan adanya gerakan pangan murah kemarin beras SPHP dikeluarkan kemudian ada sidak pasar dan sebagainya tadi harga-harga bahan pokok itu cenderung deflasi jadi turun,” kata Sri.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa strategi utama Dinas Pertanian adalah memperkuat ketersediaan stok melalui peningkatan luas tanam dan intensitas panen. Program pemerintah pusat yang digenjot melalui Menteri Pertanian, yakni “luas tambah tanam” dan “luas tambah panen,” kini sedang digalakkan di berbagai daerah, termasuk Sukabumi. 

“Hari ini semua daerah bukan hanya Sukabumi digenjot harus seluas-luasnya, jadi yang tadinya hanya bisa menanam satu kali setahun ini dipaksa dan harus dengan berbagai cara termasuk pemberian bantuan untuk pompa, alsin dan sebagainya harus bisa menanam di 3 kali dalam satu tahun padi,” jelasnya.

Menurut Sri, selain padi sawah, pengembangan juga diarahkan ke padi gogo untuk menambah volume produksi. Targetnya, indeks pertanaman (IP) yang semula berada di angka 2,2 bisa ditingkatkan hingga 3 kali dalam setahun. “Baik padi sawah maupun merambah selain padi sawah, padi gogo. 

Jadi semua diakselerasi tapi yang utamanya yang IP-nya harus naik itu 3 itu lebih ke padi sawah. Jadi kita sebetulnya IP-nya itu 2,2 rata-rata, hari ini kita coba untuk ke 3. Tiga kali penanaman untuk menambah produksi. Kalau produksi banyak kan otomatis sebetulnya tidak ada istilah harga naik. Biasanya kan ekonomi begitu,” pungkasnya. (adv)

 

Berita Terkait
Berita Terkini