SUKABUMIUPDATE.com - Moh. Umar Amarudin (30 tahun), warga Kampung Sukamukti RT 01/01, Desa Cikidang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, dikenal sebagai pribadi sederhana yang merantau ke Jakarta sejak lulus sekolah. Namun, perjuangan mencari nafkah di Ibukota tak seindah yang dibayangkan.
Umar saat ini tengah menjalani pemulihan setelah menjadi korban salah sasaran pemukulan dari aksi demonstrasi mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat di Jakarta, Kamis 28 Agustus 2025 lalu. Imbas aksi demonstrasi yang berujung ricuh itu mengakibatkan Umar mengalami patah tulang dan pergeseran rahang.
Kakak ketiga Umar, Syaripudin (42 tahun), menceritakan adiknya sudah merantau sejak 2015 untuk mencari pekerjaan. Awalnya ia bekerja di perusahaan, namun pada 2019 Umar memilih menjadi driver ojek online.
Baca Juga: Juru Parkir Hotel di Sukabumi Tewas, Ditemukan di Selokan dengan Wajah Penuh Luka
“Kalau kerja kan istilahnya ada tekanan dari atasan, kalau ojek online lebih bebas, bisa keluar kapan saja. Mungkin juga pendapatannya lebih baik daripada kerja sebelumnya,” ujar Syaripudin, kepada Sukabumiupdate.com, Selasa 2 September 2025.
Menurutnya, Umar dikenal sebagai pribadi yang baik dan tekun beribadah. Ketika tidak ada penumpang, ia sering menghabiskan waktu di masjid. Bahkan di lingkungan tempatnya tinggal di Jakarta, Umar kerap diminta mengumandangkan azan dan menjadi imam.
“Kalau Umar pulang ke Sukabumi, warga sekitar di Jakarta suka nanyain. Mereka kangen dengan adzannya,” kata Syaripudin.
Umar juga memiliki hobi bermain bola. Di perantauan, ia aktif mengatur jadwal permainan sepak bola bersama teman-temannya. Selain itu, ia tetap berusaha membantu orang tua di kampung dengan pulang sebulan sekali atau dua bulan sekali, tergantung rezeki yang ia dapat.
“Kalau ada kebutuhan mendadak, Umar juga bisa langsung pulang naik motor. Dia selalu berusaha nyenengin orang tua,” katanya.
Sebelum peristiwa yang menimpanya, Umar sempat mengungkapkan keinginannya untuk menikah dengan tunangannya asal Cianjur. “Kemarin dia bilang ke saya, mau nikah. Jadi lagi kejar target, harus kumpul-kumpul dulu. Selama di rumah sakit, calon istrinya juga yang setia menemani,” jelasnya.
Meski dikenal aktif, keluarga berharap Umar bisa mengurangi aktivitas di jalan maupun bermain bola. “Kami takut kalau terjadi kecelakaan atau hal lain, siapa yang nanti menanggung. Makanya kami arahkan supaya setelah menikah bisa buka usaha saja,” ucap Syaripudin.
Setelah kejadian pemukulan, Umar sendiri mengaku ingin meninggalkan kehidupan jalanan. Ia mulai berpikir untuk membangun usaha setelah menikah nanti. “Apa saja usahanya, yang penting ada penghasilan. Tapi sekarang dia fokus pemulihan dulu,” pungkasnya.