SUKABUMIUPDATE.com - Kabupaten Sukabumi tengah bersiap menghadapi ujian penting di mata dunia. Status prestisius UNESCO Global Geopark (UGGp) untuk kawasan Ciletuh-Palabuhanratu akan kembali diuji melalui proses revalidasi yang akan berlangsung mulai 30 Juni hingga 4 Juli 2025.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, penilaian ini tak sekadar mengecek administrasi, tim asesor UNESCO akan menilai langsung sejauh mana komitmen Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam menjaga warisan geologi, budaya, serta ekologi secara berkelanjutan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi sekaligus Ketua Badan Pengelola CPUGGp, Ade Suryaman, menyebut revalidasi ini sebagai tolok ukur keseriusan pemerintah daerah dalam mempertahankan reputasi global sekaligus memperkuat dampak nyata geopark terhadap perekonomian lokal.
"Ini bukan hanya soal status, tapi keberlangsungan pembangunan berbasis konservasi yang berdampak langsung pada ekonomi masyarakat," ujar Ade Suryaman usai mengikuti kegiatan Forum Penguatan Tata Kelola Amenitas dan Aksesibilitas Pariwisata di Kawasan Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark di Geopark Information Centre (GIC), Selasa (24/6/2025).
Baca Juga: Disdik Sukabumi Respons Cepat Ambruknya Ruangan SMPN 4 Simpenan, Ini Rencana Perbaikannya
Menurutnya, forum yang digelar menjelang revalidasi menjadi ajang strategis untuk merumuskan langkah-langkah konkret lintas sektor. Ade juga optimis, jika berhasil melewati revalidasi, Ciletuh-Palabuhanratu akan terus menjadi ikon destinasi wisata yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan, sekaligus inspirasi bagi geopark lain yang ada di Indonesia.
"Dukungan seluruh pihak ini, mulai dari kementerian, provinsi, hingga masyarakat sangat menentukan keberhasilan proses revalidasi ini," ungkapnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Amenitas dan Aksesibilitas Pariwisata Wilayah I Kemenparekraf, Bambang Cahyo Murdoko, menyebut Ciletuh-Palabuhanratu bukan sekadar destinasi lokal. Lebih dari itu, geopark ini adalah representasi komitmen Indonesia dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan.
"Geopark ini bukan hanya aset daerah, melainkan aset nasional. Maka penting untuk menjaga keberlanjutan dan integritasnya, dengan melibatkan seluruh unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, hingga masyarakat," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa Ciletuh masuk dalam daftar 12 geopark prioritas nasional dan menjadi salah satu kandidat unggulan Indonesia dalam pengajuan aspiring geopark ke UNESCO. Sejak menyandang status UGGp pada 2018, kawasan ini telah menunjukkan capaian di bidang konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Namun tantangan yang dihadapi juga makin kompleks terutama dalam hal aksesibilitas, amenitas, dan sinergi antar pemangku kepentingan.
"Revalidasi ini menjadi cerminan keseriusan Indonesia dalam menjaga reputasi global geopark, sekaligus memastikan manfaat langsungnya dirasakan masyarakat," tandas Bambang.