SUKABUMIUPDATE.com – Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Sukabumi telah menganggarkan dana sebesar Rp30 juta untuk membangun kembali Tembok Penahan Tanah (TPT) yang sebelumnya ambruk di Kampung Tanjungsari, RT 02/12, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.
Kepala DPUTR Kota Sukabumi, Soni Hermanto, menyampaikan bahwa saat ini proses pembangunan masih dalam tahap pengadaan barang dan jasa.
“Sudah dianggarkan dan saat ini sedang dalam proses pengadaan barang dan jasa. Perencanaannya juga sudah siap,” kata Soni kepada sukabumiupdate.com, Rabu (14/5/2025).
Menurutnya, anggaran pembangunan TPT tersebut berkisar antara Rp20 juta hingga Rp30 juta dan pengerjaannya ditargetkan dimulai dalam waktu dekat.
“Untuk anggarannya kurang lebih sekitar Rp20–Rp30 juta. Pengerjaan kemungkinan besar dimulai minggu depan,” lanjutnya.
Baca Juga: TPT Ambruk Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Gunungpuyuh Sukabumi Dihantui Longsor Susulan
Menanggapi kondisi serupa di sejumlah lokasi lain di Kota Sukabumi yang terdampak bencana, Soni memastikan bahwa seluruh titik telah terdata oleh pihaknya.
“Memang ada beberapa lokasi dengan kondisi serupa yang belum tertangani. Namun, semuanya sudah kami inventarisasi dan pada prinsipnya sudah dimasukkan dalam data. Hanya saja, masih ada kendala dalam penyesuaian anggaran,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Kampung Tanjungsari, Cipelang, RT 02/12, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, mengeluhkan kondisi TPT yang ambruk sejak enam bulan lalu dan belum juga diperbaiki.
Pantauan sukabumiupdate.com di lokasi, Kamis (8/5/2025), TPT setinggi kurang lebih 3 meter dan panjang sekitar 10 meter itu ambruk dan mengancam satu unit rumah warga yang berada tepat di bawahnya.
Ketua RW setempat, Diki Permana, mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada 5 November 2024 saat hujan deras mengguyur sebagian wilayah Sukabumi.
“Sudah lama kejadiannya, waktu hujan deras sore hari tanggal 5 November 2024. Sekarang sudah enam bulan belum ada perbaikan. Tembok itu penahan tanah, dan di atasnya merupakan jalan lingkungan warga yang masih aktif digunakan,” ujar Diki