Cerita Batu Jolang di Lereng Gunung Salak Sukabumi, Konon Dipakai Mandi Calon Raja

Selasa 14 Maret 2023, 17:39 WIB
Batu jolang yang merupakan dolmen objek cagar budaya di Situs Batu Kujang di lereng Gunungsalak, Kampung Tenjolaya Girang, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. (Sumber : Andri Somantri)

Batu jolang yang merupakan dolmen objek cagar budaya di Situs Batu Kujang di lereng Gunungsalak, Kampung Tenjolaya Girang, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. (Sumber : Andri Somantri)

SUKABUMIUPDATE.com - Situs Batu Kujang merupakan sebuah cagar budaya di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dengan banyak hal menarik di dalamnya. Selain mengenai sejarahnya, hal menariknya yaitu tentang cerita yang tak biasa dibalik situs yang ada di lereng Gunung Salak ini.

Situs Batu Kujang yang merupakan kewenangan Balai Pengelolaan Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai Tradisional Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar ini berada di Kampung Tenjolaya Girang, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Di area situs ini terdapat sejumlah objek cagar budaya dan yang paling terkenal adalah batu kujang 1, batu kujang 2 dan batu jolang. Konon, batu jolang ini digunakan oleh seseorang sebelum menjadi raja di masa lalu.

Untuk menuju tempat ini perjalanan dimulai dari jalan raya Sukabumi-Bogor belok ke Jalan Bangbayang kemudian masuk ke jalan Bangbayang-Cisaat lanjutkan perjalanan menuju lapang sepak bola Desa Cisaat.

Baca Juga: Tersangkut Pohon Kedalaman 60 Meter, Pemuda Tewas di Jurang Panenjoan Sukabumi

Lewat sedikit dari lapangan, ada papan petunjuk menuju arah Situs Batu Kujang dan lanjutkan perjalanan menuju Kampung Tenjojaya Girang. Apabila membawa mobil, bisa minta tolong kepada warga untuk ikut parkir lalu lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri jalan batu ditengah kebun warga.

Sebelum tiba di tempat cagar budaya tersebut, pengunjung akan disambut jembatan bambu yang melintang diatas sungai Cisaat. Tak jauh dari gerbang besar, langsung terlihat komplek situs Batu Kujang.

Situs ini sejatinya adalah peninggalan zaman megalitik. Dalam hal ini batu Kujang 1 dan batu kujang 2 adalah menhir. Perbedaan antara keduanya adalah dari ukurannya, batu kujang 1 lebih besar dari kujang 2. Kedua batu ini disebut batu kujang karena bentuknya seperti senjata tradisional khas Jawa Barat. Adapun batu jolang dalam ilmu kepurbakalaan disebut dolmen.

Baca Juga: Geger Wanita Ditemukan Tewas di Benda Sukabumi, Keluarga Ungkap Kejanggalan

Wawan Solih, Juru Pelihara Situs Batu Kujang menyatakan, situs batu kujang ini merupakan peninggalan zaman megalitik yang diperkirakan sudah ada 2.000 tahun sebelum masehi. "Dulunya ini tempat perkampungan, tempat berkumpul manusia dalam tradisi megalitik," ujarnya.

Namun banyak versi mengenai situs ini, banyak yang menilai kalau situs Batu Kujang merupakan tempat keramat. Sehingga jauh sebelum disebut situs Batu Kujang, warga mengenal tempat tersebut sebagai karamat.

Selain anak sekolah yang datang untuk mengenal sejarah, situs ini juga didatangi masyarakat yang ingin melakukan wisata religi. Maka tak heran saat berada di kompleks batu kujang tercium wangi bunga tujuh rupa yang sengaja dibawa oleh pengunjung.

Baca Juga: Bus Palabuhanratu Bogor Terperosok di Jalan Alternatif Tenjo Ayu Sukabumi

Wawan mengatakan, situs batu kujang sering dikaitkan dengan Prabu Siliwangi di zaman kerajaan.

Menurut dia hal tersebut bisa saja terjadi karena setelah zaman prasejarah ada zaman sejarah. Pada zaman tersebut muncul banyak kerajaan termasuk kerajaan dengan para raja bergelar Prabu Siliwangi. Ketika itu bisa saja, Prabu Siliwangi mengambil simbol kerajaan dari area situs tersebut.

Tidak menutup kemungkinan, pada zaman kerajaan ini lokasi situs ini terus dilestarikan dan dirawat sebagaimana upaya pemerintah saat ini. 

Dari cerita turun temurun juga disebutkan kalau area situs merupakan tempat para resi untuk mendidik orang-orang yang akan menjadi raja. "Konon, calon raja itu dimandikan di batu jolang itu," ujarnya.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Jejak Gempa Purba di Lembursitu Sukabumi, Tarikan Sesar Cimandiri?

Jolang merupakan bahasa sunda yang berarti benda yang bisa menampung air. “Karena itu menurut cerita batu jolang ini dipakai untuk mandi,” ujarnya.

Menurut Wawan, di luar komplek Situs Batu Kujang juga terdapat situs lain yaitu batu Garuda Ngupuk dan batu kursi. Keduanya adalah menhir.

Lebih lanjut Wawan menyatakan, area situs Batu Kujang seperti punden berundak. Pada awalnya pintu masuk berada di arah selatan menghadap ke utara. Sehingga ketika masuk pandangan akan langsung tertuju ke Gunung Salak. Kemudian, Batu Kujang 1 berada paling tinggi di area tersebut.

Baca Juga: Jatuhnya Sambo, Bus Palabuhanratu-Bogor yang Terperosok di Cicurug Sukabumi

Area Situs Batu Kujang diapit oleh 2 sungai yaitu Sungai Cisaat di Timur dan Sungai Cileuer di Barat.

Kedua sungai itu bermuara di sekitar pintu masuk di selatan. Hanya saja pintu masuk di selatan itu tak digunakan lagi sebab tergerus air sungai tersebut.

Sehingga sekarang ini pintu masuk ke area Situs Batu Kujang berada di Timur.

Wawan menyatakan, pengunjung yang datang dengan tujuan wisata religi biasanya datang pada siang bahkan malam. Wawan pun banyak mendengar cerita dari para pengunjung soal kejadian-kejadian tak biasa seperti mendengar suara harimau atau suara gamelan.

Menurut Wawan, hal itu adalah cerita dari mulut ke mulut yang memunculkan rasa penasaran, tapi tetap pada intinya situs Batu Kujang merupakan cagar budaya yang memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama atau kebudayaan.

Mengenai suara gamelan, sebenarnya ada sebuah batu di dekat pintu masuk di bagian selatan yang bisa berbunyi apabila dipukul.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat26 April 2024, 07:00 WIB

9 Manfaat Minum Air Putih Hangat di Pagi Hari, Bisa Mengurangi Perut Kembung

Rutinitas pagi yang tenang dan santai, seperti minum air hangat, dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Ilustrasi. Minum Air Hangat. Manfaat Minum Air Putih Hangat di Pagi Hari (Sumber : pexels.com/AndreaPiacquadio)
Food & Travel26 April 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Air Rebusan Kencur untuk Meredakan Nyeri Sendi, Ini 8 Langkahnya!

Meskipun kencur memiliki banyak manfaat kesehatan, selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan sebelum menggunakannya secara teratur, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
Ilustrasi. Air Rebusan Kencur. (Sumber : Instagram/@meygaahuang)
Bola26 April 2024, 05:12 WIB

Timnas Indonesia Lolos Semifinal Piala Asia U-23 2024 usai Menang Dramatis atas Korsel

Fenomenal! Timnas Indonesia berhasil lolos semifinal Piala Asia U-23 2024 usai taklukan Korsel lewat drama adu pinalti.
Rafael Struick (kanan) cetak dua gol untuk Timnas Indonesia U-23 di laga versus Korsel. (Sumber : IG AFC Asian Cup)
Science26 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 26 April 2024, Waspada Hujan Petir di Siang Hari

Cuaca Jawa Barat dan sekitarnya termasuk Sukabumi pada 26 April 2024, yang berpotensi hujan deras disertai petir pada siang hari.
Ilustrasi - Cuaca Jawa Barat dan sekitarnya termasuk Sukabumi pada 26 April 2024, yang berpotensi hujan deras disertai petir pada siang hari. | Foto: Freepik.com/wirestock
Life26 April 2024, 00:02 WIB

5 Manfaat Penerapan Pola Asuh Paralel Pada Anak, Salah Satunya Kurangi Masalah Emosional

Keberhasilan mengasuh anak secara paralel tergantung pada menjaga interaksi dengan mantan Anda seminimal mungkin. Karena pola asuh ini memiliki manfaat baik untuk anak.
Ilustrasi manfaat penerapan pola asuh paralel / Sumber Foto: Freepik/@tirachardz
Sukabumi25 April 2024, 23:51 WIB

Tersambar Petir, Rumah di Nagrak Sukabumi Hangus Terbakar

Berikut kronologi kebakaran rumah di Nagrak Sukabumi. Peristiwa terjadi setelah petir menyambar rumah tersebut.
Kondisi kebakaran rumah di Nagrak Sukabumi akibat tersambar petir. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi25 April 2024, 23:23 WIB

Hujan Deras, Banjir Rendam Jalan Raya dan Belasan Rumah di Cidahu Sukabumi

Dipicu hujan deras, jalan raya dan belasan rumah terendam banjir di Pasirdoton Cidahu Sukabumi.
Kondisi jalan raya Cidahu Sukabumi dan rumah warga yang terendam banjir. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi Memilih25 April 2024, 22:18 WIB

PKB Gagas Poros Ketiga, Siapkan Figur untuk Lawan Asjap dan Iyos di Pilkada Sukabumi

ewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Kabupaten Sukabumi saat ini tengah membuka penjaringan bakal calon bupati / wakil bupati Sukabumi yang akan diusung dalam Pilkada 2024.
Logo Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) | Foto : Ist
Bola25 April 2024, 21:54 WIB

Kalahkan Borneo FC 2-1, Persib Segel Runner-up Regular Series Liga 1 2023/2024

Dua gol Persib Bandung atas Borneo FC disumbangkan David da Silva menit 20 dan Ciro Alves (70).
Para pemain Persib merayakan gol ke gawang Borneo FC pada pertandingan pekan ke-33 Liga 1 2023/2024 di Stadion Si Jalak Harupat, (Sumber : PERSIB.co.id)
Sukabumi Memilih25 April 2024, 21:39 WIB

Tiga Partai Bahas Draft Koalisi, Sepakat Usung Asep Japar di Pilkada Sukabumi?

Menjelang perhelatan Pilkada Sukabumi 2024, sejumlah elit partai tengah sibuk melakukan komunikasi dengan sesama partai untuk membangun koalisi.
Pertemuan Golkar PPP dan Gerindra membahas draf koalisi | Foto : Ist