Jangan Abaikan Bau Kentut Menyengat, ini Bisa Jadi Tanda Kondisi Serius!

Selasa 26 November 2019, 01:30 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Apakah bau kentut Anda lebih menyengat dari biasanya? Bau kentut yang menyengat dari biasanya sering kali diabaikan orang. Padahal ini bisa jadi pertanda kondisi kesehatan.

NHS dilansir dari mirror.co.uk menyatakan rata-rata orang kentut 15 kali sehari. Tetapi, jika orang memperhatikan bau kentutnya akan ada banyak hal yang bisa dilakukan atau diatasi sejak dini.

Ahli media telah mengungkapkan bahwa penyebab orang lebih banyak kentut dan berbau berkaitan dengan beberapa kondisi serius dan kebiasaan buruknya.

1. Minum soda

Minuman bersoda dapat menjadi penyebab utama udara terperangkap di usus besar, yang berkontribusi 50 persen dari kentut berlebihan.

Dr Sarah Jarvis. GP dan Clinical Director of Patient.info, mengatakan minuman bersoda, stres dan makan cepat bisa menyebabkan Anda menelan lebih banyak angin. Sehingga Anda akan lebih sering bersendawa dan kentut dari biasanya.

2. Penyakit radang usus

Dr Daniel Atkinson, GP Clinical Lead mengatakan kentut berbau bisa jadi tanda penyakit radang usus (IBD) yang cenderung merujuk pada penyakit Crohn atau kolitis ulserativa.

Gejala-gejala radang usus termasuk rasa sakit atau pembengkakan perut, kelelahan dan diare yang cenderung datang lalu pergi dengan sendirinya.

3. Sayuran

Salad mungkin termasuk menu makanan yang baik dan menyehatkan. Tetapi, kubis dan brokoli mengandung karbohidrat yang sulit dicerna.

Sehingga makanan ini akan mengendap di perut dan menghasilkan gas. Dr Jarvis mengatakan bahwa makanan tertentu memang bisa menyebabkan gas, termasuk sayuran.

4. Sindrom iritasi usus

Sindrom iritasi usus juga dikenal dengan IBS, yang memengaruhi sistem pencernaan dan rasanya tidak nyaman.

Gejalanya meliputi perut kembung, kram perut dan sembelit. Dr Atkinson mengatakan kondisi ini dapat diatasi dengan mengubah gaya hidup, seperti olahraga, mengurangi asupan makan pedas dan hindari makanan yang sulit dicerna.

5. Penyakit seliaka

Kentut lebih sering dalam jangka waktu lama juga bisa menandakan penyakit seliaka. Gejalanya termasuk sembelit, sakit perut dan gangguan pencernaan.

Dr Atkinson mengatakan penyakit ini bisa sangat menyakitkan hingga dipicu dengan mengonsumsi gluten, pasta, sereal dan roti.

Sumber: Suara.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Life04 Mei 2024, 20:00 WIB

6 Dampak Buruk Terlalu Memanjakan Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Terlalu memanjakan anak rupanya memiliki dampak buruk bagi perkembangan anak jika sudah tumbuh dewasa. Ini yang perlu diperhatikan para orang tua.
Ilustrasi. Dampak buruk terlalu memanjakan anak. Sumber foto : Pexels/ Pavel Danilyuk
Sukabumi04 Mei 2024, 19:40 WIB

Sukabumi Dinilai Stagnan, Koalisi 5 Partai Cenderung Usung Figur Alternatif di Pilkada

ima partai politik yaitu, PKB, PKS, Demokrat, PAN dan PDIP secara resmi berkoalisi di Pikada Kabupaten Sukabumi 2024. Deklarasi koalisi digelar di salah satu kafe di Jalan Cemerlang, Kota Sukabumi, Sabtu, (4/5/2024).
Deklarasi koalisi 5 partai, PKB, Demokrat, PKS, PAN, PDIP | Foto : Asep Awaludin
Sehat04 Mei 2024, 19:00 WIB

5 Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat

Penderita Asam Urat Sebaiknya Mengetahui Apa Saja Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Guna Mencegah Serangannya Kambuh.
Ilustrasi. Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat (Sumber : Pexels/OzielGomez)
Sukabumi04 Mei 2024, 18:57 WIB

Di Kubur Berdampingan, Pasutri Tewas Tertabrak Kereta di Kebonpedes Sukabumi Dikenal Ramah

Dalam prosesi pemakaman, berlangsung haru serta diiringi isak tangis keluarga. Mengingat semasa hidup korban yang baik dan suka bersosialisasi dengan tetangga.
Suasana saat pemakaman jenazah suami istri korban tertabrak kereta di Kampung Gunung Kebonpedes Kabupaten Sukabumi | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi Memilih04 Mei 2024, 18:39 WIB

5 Partai Resmi Berkoalisi di Pilkada Sukabumi 2024: Optimis Rebut Kursi Bupati

Menghadapai perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024 mendatang, 5 partai di Kabupaten Sukabumi resmi berkoalisi, yaitu PKB, PKS, Demokrat, PAN dan PDIP.
5 partai politik resmi berkoalisi di Pilkada 2024 Kabupaten Sukabumi, Sabtu 04 Mei 2024 | Foto : Asep Awaludin
Life04 Mei 2024, 18:00 WIB

9 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan Orang Tua Saat Mendisiplinkan Anak

Membesarkan dan mendidik anak merupakan hal yang terkadang sulit. Sehingga orang tua tidak boleh mengeluarkan kalimat yang membuat anak trauma.
Ilustrasi. Mendisiplinkan anak. Sumber : pexels.com/@Monstera Production
Sukabumi04 Mei 2024, 17:01 WIB

Edarkan Sabu, Pemuda Asal Gunungguruh Sukabumi Diringkus Polisi

Pemuda asal Cibolang Gunungguruh Sukabumi diamankan Sat Narkoba Polres Sukabumi Kota karena diduga terlibat dalam peredaran narkoba jenis Sabu
DAM (31 tahun), pemuda asal Cibolang Gunungguruh Sukabumi diamankan Sat Narkoba Polres Sukabumi Kota karena diduga terlibat peredaran Sabu | Foto : Ist
Musik04 Mei 2024, 17:00 WIB

Lirik dan Terjemahan Lagu Too Much Of A Good Thing Niki Zefanya

Simak Lirik dan Terjemahan Too Much Of A Good Thing Berikut, Lagu Niki Zefanya yang Baru Dirilis pada Jumat, 3 Mei 2024.
Official Music Video Lirik dan Terjemahan Lagu Too Much Of A Good Thing Niki Zefanya (Sumber : YouTube/NIKI)
Sukabumi04 Mei 2024, 16:10 WIB

Motif Pembunuhan Pria di Citepus Sukabumi, Diduga Tolak Hubungan Sesama Jenis

Polisi mengungkap motif pembunuhan terhadap seorang asisten rumah tangga bernama Ajo Sutarjo alias Ceceu (55 tahun) di sebuah perumahan di Desa Citepus, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi
A (20 tahun) pelaku pembunuhan pembantu di Citepus Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Life04 Mei 2024, 16:00 WIB

Menyebabkan Perpisahan, 6 Tanda Pasangan Anda Tidak Bahagia Hidup Bersama

Hubungan yang tidak sehat bisa menyebabkan perpisahan. Oleh sebab itu, setiap pasangan harus paham tanda bahwa kekasih sudah tidak bahagia.
Ilustrasi. Tanda pasangan sudah tidak bahagia. Sumber foto : Pexels/Vera Arsic