SUKABUMIUPDATE.com - Pernikahan adalah ikatan sakral antara dua orang yang disahkan oleh agama, hukum, serta norma sosial. Dalam pernikahan, cinta menjadi pondasi utama yang menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga. Namun, kenyataannya tidak sedikit pasangan yang menghadapi ujian berupa perselingkuhan. Mengapa hal ini bisa terjadi, dan bagaimana cara mencegahnya?
Cinta bukan hanya sekedar rasa suka, melainkan emosi yang kuat yang menumbuhkan keinginan untuk saling memiliki, peduli, dan berkorban demi pasangan. Dalam psikologi, cinta hadir dalam berbagai bentuk:
- Eros, cinta yang didasari hasrat fisik atau seksual.
- Ludus, cinta main-main yang hanya berupa rayuan tanpa kedalaman perasaan.
- Philia, cinta yang muncul dalam persahabatan tanpa melibatkan nafsu.
- Storge, cinta alami kepada keluarga.
- Mania, cinta yang posesif dan menuntut balasan.
- Pragma, cinta yang matang, penuh pertimbangan, dan berorientasi pada tujuan.
- Philautia, cinta pada diri sendiri.
- Agape, cinta spiritual yang tulus dan berlandaskan ajaran ketuhanan.
Dalam pernikahan, tiga jenis cinta dianggap paling penting. Agape yang membuat pasangan saling menghargai sesuai nilai agama, pragma yang menumbuhkan kedewasaan dalam menyikapi masalah, serta eros yang menjaga keintiman sekaligus mendukung hadirnya keturunan.
Baca Juga: 10 Tanaman Pengusir Nyamuk Alami yang Bisa Ditanam di Rumah
Mengapa Perselingkuhan Terjadi?
Perselingkuhan biasanya muncul ketika salah satu aspek penting dalam cinta tidak terpenuhi. Berikut beberapa faktor pemicunya:
1. Pemikiran yang belum dewasa
Ketidakmatangan emosional membuat seseorang sulit berkomitmen pada satu pasangan. Dorongan mencari kesenangan sesaat bisa berujung pada perselingkuhan.
2. Kurangnya komunikasi
Minimnya dialog terbuka menimbulkan salah paham, pertengkaran, dan rasa tidak dihargai. Kondisi ini membuka celah hadirnya orang ketiga.
3. Kebutuhan seksual yang tidak terpenuhi
Setiap pasangan memiliki tingkat hasrat yang berbeda. Jika tidak saling memahami dan berkomunikasi, salah satu pihak bisa tergoda mencari pemenuhan di luar rumah tangga.
4. Lingkungan sosial yang buruk
Pergaulan yang tidak sehat dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Lingkungan yang permisif terhadap perselingkuhan membuat individu lebih mudah terjerumus.
Baca Juga: 5 Manfaat Sinar Matahari Pagi untuk Kesehatan dan Cara Aman Berjemur
5. Tidak mendapatkan keturunan
Ketiadaan anak seringkali menjadi sumber tekanan. Tanpa komunikasi yang baik, masalah ini dapat memicu kekecewaan hingga perselingkuhan.
6. Balas dendam atas luka masa lalu
Jika seseorang pernah disakiti, misalnya diselingkuhi sebelumnya, ia mungkin membalas dengan hal yang sama ketika hubungan rumah tangga memburuk.
Pentingnya Kedewasaan dalam Menikah
Kematangan usia turut berperan besar dalam keberhasilan pernikahan. Menikah terlalu muda seringkali membuat pasangan kesulitan mengelola konflik. Penelitian menyebutkan bahwa kedewasaan emosional laki-laki umumnya lebih lambat dibanding perempuan. Usia ideal menikah bagi perempuan adalah minimal 21 tahun, sementara laki-laki disarankan minimal 25 tahun. Pada usia tersebut, pasangan dianggap lebih siap menghadapi dinamika rumah tangga.
Mencegah Perselingkuhan dengan Membangun Keharmonisan
Perselingkuhan dapat dicegah jika pasangan berusaha menjaga hubungan dengan penuh komitmen. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:
- Menjaga komunikasi yang jujur dan terbuka.
- Menghormati pasangan dalam setiap kondisi.
- Memberikan perhatian kecil yang membuat pasangan merasa dihargai.
- Sering mengungkapkan cinta, baik melalui kata-kata maupun tindakan.
- Menyempatkan waktu untuk makan bersama setiap hari.
- Meluangkan waktu berlibur berdua agar hubungan tetap segar.
- Memberikan kejutan kecil yang menyenangkan hati pasangan.
Pada akhirnya, menjaga keutuhan rumah tangga bukan hanya tentang cinta yang membara di awal, melainkan juga tentang usaha sadar untuk terus merawat perasaan itu. Kesetiaan kepada pasangan sejatinya adalah bentuk kesetiaan kepada janji suci pernikahan dan kepada Tuhan. Dengan saling menghargai, berkomunikasi, dan berkomitmen, perselingkuhan dapat dicegah, dan rumah tangga pun tetap harmonis.
Sumber: verywellmind