Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Tambah Penunggak Baru

Rabu 30 Oktober 2019, 19:13 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Kelompok masyarakat menuntut peningkatan kualitas layanan pasca kenaikan tarif iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hingga 100 persen resmi ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 75 tahun 2019. Koordinator BPJS Watch Timboel Siregar berujar saat ini pelayanan kepada peserta program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia sehat (JKN-KIS) masih menyimpan banyak masalah.

“Misalnya sulit mencari kamar perawatan, menanti jadwal operasi yang lama, masih diharuskan membeli obat tambahan, dan masih banyak lainnya,” ujar dia kepada Tempo, Rabu 30 Oktober 2019. 

Timboel menuturkan kenaikan iuran khususnya berpotensi memberatkan bagi peserta mandiri atau pekerja bukan penerima upah (PBPU) yang kemudian berdampak pada penurunan keinginan dan kemampuan membayar mereka. “Penunggak iuran dan peserta non aktif BPJS Kesehatan pun diproyeksi bertambah,” katanya. Adapun, hingga 30 Juni 2019 peserta mandiri yang non aktif sebanyak 49,04 persen. 

Berikutnya, dampak lain yang mungkin terjadi adalah adanya penurunan kelas perawatan bagi peserta yang saat ini berada di kelas I dan II. “Adanya keinginan untuk turun kelas ini sudah terjadi sejak isu kenaikan iuran terpublikasi.” Timboel mengatakan dengan adanya peningkatan peserta non aktif dan penurunan kelas, dapat menyebabkan kemungkinan penurunan pendapatan iuran dari peserta mandiri. 

Respon juga datang dari kalangan pelaku usaha. Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman mengatakan kenaikan iuran yang ditetapkan harus dikompensasi dengan kualitas serta fasilitas layanan kesehatan yang mumpuni.

“Karena yang jadi fokus dunia usaha adalah BPJS jauh lebih mahal dari asuransi swasta, tapi pelayanannya sangat jelek,” katanya. “Sehingga saat ini banyak perusahaan yang terpaksa ikut asuransi swasta lagi demi pelayanan kesehatan yang baik untuk karyawan.” Hal ini secara tidak langsung membebani pelaku usaha, sebab biaya yang dikeluarkan tak efisien. 

Selanjutnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan kenaikan iuran akan merugikan masyarakat. Penolakan pun datang dari pelbagai organisasi buruh. “Apalagi kenaikan itu dilakukan di tengah perekonomian yang sedang sulit,” ujar dia. Iqbal menuturkan penolakan didasari pada nilai upah minimum kota atau kabupaten (UMK) yang berbeda setiap daerah.

“Misalnya pekerja di Kebumen dan Sragen harus mengeluarkan 10 persen dari penghasilannya jika iuran BPJS Kesehatan melonjak.” Pasalnya, UMK di Kebumen dan Sragen hanya Rp 1,6 juta. Asumsi perhitungannya, dalam satu kepala keluarga terdapat lima anggota. Sehingga, jika satu keluarga terdaftar di kelas 3, maka iuran yang harus dikeluarkan sebesar Rp 210 ribu setiap bulannya. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara berujar dampak dari kenaikan iuran hingga batas maksimal 100 pesen ini juga diproyeksi akan langsung terasa pada tingkat inflasi di 2020. “Efek lain adalah tekanan daya beli ke masyarakat akan bertambah,” kata dia.

Menurut Bhima, masyarakat kemungkinan akan mengurangi konsumsinya untuk memenuhi iuran BPJS Kesehatan. Efek domino berikutnya adalah tekanan pada kinerja konsumsi rumah tangga, yang selama ini menopang pertumbuhan ekonomi, dengan kontribusinya sebesar 57 persen. “Pada akhirnya ini berisiko men-downgrade pertumbuhan ekonomi, yang sangat mungkin terkontraksi di bawah 5 persen,” ucapnya. 

Sementara itu, juru bicara BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma’ruf memastikan komitmen peningkatan layanan akan dilakukan seiring dengan penyesuaian iuran. “Tentu kualitas pelayanan akan lebih baik, kalau tidak begitu apa artinya iuran dinaikkan,” kata dia. Iqbal menambahkan sosialisasi kepada masyarakat hingga pemerintah daerah juga akan terus dilakukan untuk mengomunikasikan perubahan besaran iuran. “Ini perlu disampaikan ke publik mengapa perlu terjadi penyesuaian, sebab kalau tidak program JKN-KIS tidak bisa halan lagi, nanti masyarakat tidak bisa menikmati layanan kesehatan.” 

SUMBER: TEMPO.CO

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi28 September 2023, 14:41 WIB

Tak Lewat Jalur Hukum, Harapan Ayah Siswa SD di Kota Sukabumi Korban Bullying

Ayah korban berharap kasus perundungan anaknya dapat selesai di tahap mediasi.
(Foto Ilustrasi) Mediasi kasus bullying yang diduga dialami siswa kelas III SD swasta di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, masih berjalan. | Foto: Istimewa
Life28 September 2023, 14:30 WIB

14 Hal yang Perlu Dilakukan Orang Tua untuk Mempersiapkan Masa Depan Anak

Mempersiapkan masa depan anak adalah komitmen jangka panjang yang memerlukan cinta, perhatian, dan kesabaran.
Ilustrasi - Ada Beberapa Hal yang Perlu Dilakukan Orang Tua untuk Mempersiapkan Masa Depan Anak. (Sumber : Unplash/@Sebastián León Prado).
Entertainment28 September 2023, 14:05 WIB

Putri Ariani Juara 4 di America’s Got Talent 2023, Leona Lewis Beri Pesan Menyentuh

Putri Ariani akhirnya keluar sebagai juara ke empat di ajang America’s Got Talent 2023.
Putri Ariani akhirnya keluar sebagai juara ke empat di ajang America’s Got Talent 2023.. (Sumber : Instagram/@arianinismaputri.)
Bola28 September 2023, 14:00 WIB

Pulih dari Cedera, Alberto Rodriguez dan Ciro Alves Siap Bela Persib Hadapi Persita

Bojan Hodak, pelatih Persib Bandung senang bukan kepalang. Pasalnya, sejumlah pemainnya kini sudah pulih dari cedera dan mulai kembali berlatih.
Pulih dari Cedera, Alberto Rodriguez dan Ciro Alves Siap Bela Persib Hadapi Persita. (Sumber : Instagram/@persib).
Sukabumi28 September 2023, 13:57 WIB

Ayah Sebut Anaknya Trauma, Siswa SD di Sukabumi Di-Bully hingga Patah Tulang

Sudah hampir dua pekan korban tidak sekolah karena menunggu masalah selesai.
(Foto Ilustrasi) Kasus bullying siswa kelas III SD swasta di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, terus berlanjut. | Foto: Istimewa
Kecantikan28 September 2023, 13:30 WIB

10 Inspirasi Warna Kutek Untuk Kulit Sawo Matang Agar Kuku Terlihat Cantik

Kutek memiliki berbagai warna untuk membuat tampilan kuku jadi menarik. Buat yang berkulit sawo matang tidak perlu khawatir karena ada varian warna yang bisa digunakan
10 Inspirasi Warna Kutek Untuk Kulit Sawo Matang Agar Kuku Terlihat Cantik | Sumber: Freepik.com (devmaryna)
Life28 September 2023, 13:00 WIB

10 Hal Penting yang Wajib Diperhatikan Orang Tua untuk Anak-anak di Zaman Modern

Butuh kerja keras dan usaha ekstra dalam mendidik, menuntun dan mengarahkan anak-anak tumbuh kembang menjadi pribadi yang baik serta positif.
Ilustrasi - 10 Hal Penting yang Wajib Diperhatikan Orang Tua untuk Anak-anak di Zaman Modern. (Sumber : Pixabay.com/Albertfotofilms).
Sukabumi28 September 2023, 12:59 WIB

Purna Jadi Wali Kota Sukabumi, Fahmi akan Kembali Mengajar di Sekolah

Fahmi akan kembali mengajar sebagai guru di YLPI Ibadurrahman.
Wali Kota Sukabumi periode 2018-2023 Achmad Fahmi. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Life28 September 2023, 12:30 WIB

8 Cara Mengenali Orang yang Iri Dengan Kita, Salah satunya Suka Bergosip

ada beberapa cara untuk mengenali orang yang suka iri dengan kita dan salah satunya suka menyebarkan gosip
8 Cara Mengenali Orang yang Iri Dengan Kita, Suka Menyebarkan Gosip | Sumber: Freepi.com (peoplecreations)
Musik28 September 2023, 12:00 WIB

6 Manfaat Mendengarkan Musik Galau, Bisa Untuk Penyembuhan Trauma

Musik galau sering mencerminkan perasaan dan pengalaman emosional yang mendalam. Mendengarkan musik semacam ini bisa menjadi cara untuk merasa diterima dalam emosi yang sedang dirasakan.
Ilustrasi. Manfaat Mendengarkan Musik Galau, Jadi Penyembuhan Trauma (Sumber : pixabay.com/@Firmbee)