SUKABUMIUPDATE.com - Kota Garut seringkali identik dengan ikon-ikon khasnya yang kuat, mulai dari kelezatan Dodol sebagai oleh-oleh legendaris, ketangguhan Domba Garut dalam tradisi ketangkasan, hingga kualitas produk Jaket Kulit yang mendunia. Dikelilingi oleh geografi yang agraris dan pegunungan, Garut menawarkan kekayaan alam dan budaya yang mendalam. Kekayaan inilah yang kini mulai diinterpretasikan ulang dan diangkat ke dalam ranah musik modern.
Secara geografi, posisi Garut yang relatif strategis berada di jalur penghubung penting dan tidak jauh dari pusat kebudayaan seperti Bandung dan pusat industri seperti Tasikmalaya memberikan akses sekaligus identitas independen. Jarak yang tidak terlalu jauh dari kota-kota besar ini memungkinkan Garut untuk menyerap tren musik global, namun tetap mempertahankan karakter kultural Sunda yang otentik. Inilah yang menjadi celah unik bagi para seniman lokal untuk mengembangkan narasi mereka.
Di tengah lanskap budaya yang kaya inilah, sebuah gerakan hip-hop yang kuat dan berakar lokal sedang tumbuh pesat. Gerakan ini dipelopeli oleh label independen Pleasure Noise Records (PNR) dan kelompok andalannya, Pleasure Noise Crew (PNC) dan Noise Syndicate. Mereka tidak hanya membawakan musik hip-hop, tetapi juga mengusung identitas unik: kolaborasi bahasa Inggris-Sunda yang menjembatani lokalitas dan ambisi global.
Baca Juga: 27 Guru di Kabupaten Sukabumi Resmi Dilantik Jadi Kepala Sekolah, Ini Daftar Lengkapnya
English-Sunda dan Sentuhan Musik Tradisional Kultural Unik Menjual
Keunikan utama skena hip-hop Garut terletak pada keberanian para musisinya dalam mencampur kode (code-mixing) dan menggabungkan genre. Mereka mahir memadukan lirik berbahasa Inggris yang identik dengan esensi global hip-hop dengan Bahasa Sunda sebagai fondasi kultural.
Lebih dari sekadar lirik, beberapa track dari Westboi bahkan memasukkan sentuhan musik Sunda tradisional, seperti nuansa dari lagu "Sabilulungan". Integrasi unsur-unsur ini ke dalam beat modern adalah bentuk penghargaan dan inovasi budaya yang luar biasa.
Hal ini terlihat jelas pada anthem populer mereka, "Garut Jang Dunya" (Garut untuk Dunia). Judul tersebut bukan sekadar slogan, melainkan pernyataan bahwa mereka siap membawa kebanggaan Garut ke panggung internasional. Menariknya, bagi pendengar yang tidak mengerti Bahasa Sunda, pelafalan lirik Sunda yang tajam dan berirama justru terdengar unik, layaknya mendengarkan bahasa asing yang eksotis, memberikan tekstur sonik yang berbeda pada hip-hop mereka.
Baca Juga: Ruben Amorim Frustrasi Usai Manchester United Kalah dari Everton di Old Trafford
Gerakan yang dibawa oleh Pleasure Noise Records di Garut ini sebenarnya melanjutkan tradisi kuat yang sudah dirintis di wilayah Jawa Barat. Jauh sebelum PNC merilis "Garut Jang Dunya", Ebith Beat A (EBA) dari Bandung telah dikenal sebagai salah satu pelopor yang konsisten ngarap (nge-rap) menggunakan Bahasa Sunda dengan sentuhan lokal yang kental.
Keberadaan rapper seperti Ebith Beat A menunjukkan bahwa menggunakan bahasa daerah dalam hip-hop bukan sekadar tren sesaat, melainkan sebuah legasi yang memberikan kedalaman dan identitas regional pada genre yang didominasi bahasa Inggris ini. Pleasure Noise Records, dengan mengambil inspirasi dan referensi dari jejak-jejak seperti EBA, membuktikan bahwa identitas Sunda memiliki tempat yang permanen dan adaptif di kancah hip-hop modern.
Salah satu motor penggerak utama di balik PNR adalah rapper Westboi. Selain aktif sebagai anggota Pleasure Noise Crew/Syndicate, Westboi juga merupakan representasi musisi independen yang fokus pada kualitas narasi.
Baru-baru ini, Westboi merilis single R&B/Rap yang menyentuh, "TAK MASALAH". Track ini menunjukkan sisi introspektif Westboi, menceritakan kisah tentang keikhlasan dan rasa syukur karena masih bisa mengagumi seseorang meskipun tidak dapat memilikinya. Dirilis pada 10 Oktober 2025, lagu ini membuktikan kemampuan PNR untuk menghasilkan karya yang matang secara emosional dan musikal.
Baca Juga: 800 Terumbu Karang Ditransplantasi di Pantai Cibuaya, Upaya Jaga Ekosistem Laut Sukabumi
Pleasure Noise Records terus menunjukkan adaptabilitasnya dengan perilasan terbaru dari Noise Syndicate (diperkuat oleh Westboi, Fizzy Weezy, dan AB Mukacino). Single terbaru mereka, "ON DA MOVE", menjadi pernyataan tegas mengenai evolusi mereka.
"Track ini menceritakan tentang perjalanan 'Gang' Pleasure Noise yang sudah waktunya mengambil peran dalam memasuki fase baru di scene hip-hop, tidak menggunakan lagi cara lama dan berusaha lebih adaptif," jelas tim PNR.
"ON DA MOVE" memiliki vibe yang berbeda dari rilisan sebelumnya. Dengan beat agresif ala new school yang membalut lirik-lirik bragging yang panas, mereka berhasil menciptakan energi "new school gangsta" yang relevan dengan tren hip-hop kontemporer. Audio dan Lyrics Video lagu ini telah dirilis pada 19 April 2025, sementara Music Video resminya akan menyusul pada Mei 2025, yang disutradarai kembali oleh Billywasblue.
Kisah Pleasure Noise Records dan artis-artisnya adalah manifestasi modern dari Garut Pride. Sama seperti Dodol dan Jaket Kulit yang telah menjadi duta Garut di kancah nasional, kini hip-hop menjadi medium baru yang membawa nama kota ini ke ranah global. Dengan semangat independen dan kekayaan kultural yang diolah menjadi flow yang agresif, mereka membuktikan bahwa musik hip-hop Indonesia tidak harus terpusat. PNR tidak hanya membuat noise, tetapi mereka sedang mengukir sejarah sebagai ikon budaya kontemporer Garut. Mereka benar-benar on da move, membawa Garut bersama mereka.
(Dari berbagai sumber)



