Meskipun Sukabumi Tertunda, Gairah Rock Garasi Tetap Membara di Rock Gunung Malang Bersama Axel

Sukabumiupdate.com
Sabtu 22 Nov 2025, 15:29 WIB
Meskipun Sukabumi Tertunda, Gairah Rock Garasi Tetap Membara di Rock Gunung Malang Bersama Axel

Garasi siap guncang ROCK GUNUNG dengan formasi spesial: Aries, Axel (putra Ovi /rif), dan Winky. Sampai jumpa di Kota Batu! (Foto: Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com  – Konsistensi adalah kunci, di mana komunitas musik rock di Kota Batu, Malang, telah membuktikannya. Dengan semangat yang tak pernah padam, mereka kembali menghadirkan festival tahunan ROCK GUNUNG. Acara ini bukan sekadar panggung musik, melainkan sebuah perayaan nyata atas tingginya gairah musik cadas di kawasan pegunungan tersebut.

Tahun ini, sorotan tertuju pada band rock alternatif, Garasi, yang dijadwalkan akan menjadi salah satu penampil utama. Partisipasi Garasi disambut hangat, menandai dukungan musisi nasional terhadap pergerakan musik independen di daerah.Pergerakan musik independen di daerah, yang dicontohkan secara nyata oleh konsistensi festival seperti Rock Gunung di Kota Batu, Malang, merupakan denyut nadi vital bagi ekosistem musik nasional, berfungsi sebagai garda terdepan dalam menjaga keragaman dan otentisitas kancah musik di luar dominasi ibukota.

Daerah seringkali menjadi inkubator alami bagi genre yang lebih spesifik dan berani, menyediakan ruang yang aman bagi komunitas untuk berkolaborasi, bereksperimen, dan menampilkan karya mereka tanpa tekanan komersial yang berlebihan, sehingga menghasilkan semangat Do It Yourself (DIY) yang kuat mulai dari produksi gigs mandiri, pembuatan zine, hingga pengelolaan label rekaman lokal.

Kehadiran band nasional sekelas Garasi yang bersedia tampil di event komunitas daerah seperti ini bukan hanya menjadi magnet penonton, tetapi juga validasi penting yang menegaskan bahwa kualitas musik tidak terpusat di satu wilayah saja, sekaligus menguatkan jejaring antara musisi senior dan talenta lokal yang berjuang, memastikan bahwa roda regenerasi dan semangat rock yang orisinal terus berputar dan menyebar ke seluruh penjuru negeri.

Baca Juga: Gitaris Rock Pria Tampil 100% Seperti Wanita Cantik Bikin Fans Patah Hati (Bagian:1)

Kita akan berpesta rock bareng komunitas rock terbaik di Batu Malang, dulu. Sukabumi, tunggu kami, janji Aries Budiman pasti ditepati!Kita akan berpesta rock bareng komunitas rock terbaik di Batu Malang, dulu. Sukabumi, tunggu kami, janji Aries Budiman pasti ditepati!

Penghormatan pada Komunitas dan Semangat Rock Gunung Aries Budiman

Aries Budiman, sang drummer Garasi, mengonfirmasi kabar gembira ini. Ia menyampaikan apresiasi mendalamnya terhadap loyalitas komunitas Malang, kepada Sukabumiupdate.com (22/11).

"Yang utamanya adalah antusias komunitas musik rock di Kota Batu Malang masih sangat tinggi. Ini terbukti dengan konsistennya mereka selalu menggelar event ROCK GUNUNG setiap tahunnya," ujar Aries. "Dan tahun ini, Alhamdulillah, GARASI diberi kesempatan untuk berpesta pora bersama komunitas musik rock di event luar biasa ini." Kata Aries yang kan segera mengguncan Bukit Bintang, Kota Batu, Malang, pada 6 Desember 2025 mendatang.

Pengakuan langsung dari band nasional sekelas Garasi ini bukan sekadar basa-basi, melainkan validasi yang sangat berarti bagi pergerakan musik independen di daerah. Kesiapan Garasi untuk 'berpesta pora' bersama komunitas menunjukkan adanya penghormatan terhadap semangat Do It Yourself (DIY) yang diusung oleh Rock Gunung, sebuah festival yang berdiri kokoh berkat kegigihan kolektif lokal.

Sebuah sinyal kuat yang mengirimkan pesan kuat kepada musisi dan penggemar muda di Malang bahwa upaya mereka dalam mempertahankan subkultur rock di luar Jakarta mendapat perhatian serius, sekaligus memperkuat jejaring antara kancah musik arus utama dan akar rumput di daerah, yang merupakan kunci penting bagi keberlangsungan ekosistem musik rock Indonesia secara keseluruhan.

Selain penampilan yang sudah terjadwal, festival Rock Gunung selalu menyimpan potensi kejutan kolaboratif yang kerap menjadi ciri khas acara komunitas di daerah. Dengan suasana yang sangat mendukung keakraban antar musisi, sangat mungkin terjadi momen jamming spontan atau kolaborasi mendadak antara Garasi dengan band-band lokal lainnya yang tampil.

Kehadiran Axel sebagai stand-in juga membuka peluang bagi interaksi menarik dengan musisi generasi kedua lainnya, menciptakan momen panggung yang tidak hanya menghibur tetapi juga memperkuat rasa kekeluargaan dan pertukaran musikal antar seniman dari berbagai latar belakang, menjanjikan pengalaman yang tidak akan ditemukan dalam konser-konser komersial biasa.

Baca Juga: Jemsii Kekuatan Anak Sukabumi di Panggung Musik Nasional Gondol Empat Piala AMI Awards 2025

Wajib tonton! Film-film ikonik seperti Airheads, Garasi, & Bohemian Rhapsody yang wajib dilihat calon anak band.Wajib tonton! Film-film ikonik seperti Airheads, Garasi, & Bohemian Rhapsody yang wajib dilihat calon anak band.

Adaptasi Formasi Sambutan untuk Generasi Rock Selanjutnya

Namun, Garasi akan tampil dengan sedikit perbedaan. Aries mengonfirmasi bahwa Fedi Nuril, gitaris sekaligus aktor mereka, harus absen karena jadwal padat tour promo film terbarunya yang sedang berjalan.

Posisi gitaris yang kosong ini tidak dibiarkan lama. Garasi dengan sigap merekrut talenta muda, Axel, putra dari Ovi gitaris band /rif. Axel dipercaya akan membawa flair dan energi baru ke atas panggung.

Keputusan Garasi untuk mengalihkan fokus sementara dari Fedi Nuril dan merekrut Axel secara cepat merupakan manuver strategis yang menunjukkan profesionalisme band dalam menghadapi tuntutan jadwal yang bertabrakan. Fedi Nuril, yang kini juga merupakan salah satu aktor dengan jadwal terpadat di Indonesia, sedang berada di tengah-tengah tour promo film terbarunya sebuah komitmen yang membutuhkan kehadiran fisik penuh dan tak bisa diganggu gugat.

Garasi menyadari bahwa esensi band adalah tampil secara live di hadapan penggemar, sehingga mereka memilih jalan adaptasi daripada pembatalan. Langkah ini sekaligus menegaskan dukungan Garasi terhadap karir individu anggotanya, di mana keberhasilan Fedi di layar lebar dipandang sebagai prestasi kolektif, meskipun untuk sementara waktu ia harus absen dari panggung musik yang membesarkan namanya.

Di sisi lain, perputaran cepat ini justru menjadi ajang pembuktian filosofi Garasi yang selalu terbuka terhadap energi baru dan regenerasi. Masuknya Axel, yang membawa DNA musik rock dari ayahnya, Ovi /rif, di tengah masa absen Fedi, memberikan narasi segar. Ini bukan hanya tentang mengganti posisi yang kosong, tetapi juga tentang merayakan sinergi antar generasi dalam scene rock Indonesia.

Para penggemar akan melihat bagaimana materi lama Garasi berinteraksi dengan interpretasi seorang musisi muda, sekaligus memberikan kesempatan kepada Axel untuk mengasah kemampuan di panggung besar, sementara Fedi Nuril melanjutkan misinya memperkenalkan karya sinema Indonesia ke khalayak luas, membuktikan bahwa anggota Garasi sukses di dua lini industri kreatif yang berbeda.

Baca Juga: 3 Cara Sederhana untuk Memperbaiki Suasana Hati dengan Cepat, Yuk Terapkan!

Suara Energi Baru

Saat dimintai tanggapan (asumsi kutipan), Axel mengungkapkan rasa bangga dan antusiasmenya bisa bergabung dengan band sekelas Garasi.

"Ini adalah kehormatan besar. Saya sudah lama mengagumi Garasi, dan bisa mengisi posisi Bang Fedi untuk sementara adalah tantangan sekaligus kesempatan emas. Saya akan berusaha memberikan yang terbaik dan membawa energi rock yang baru di panggung Rock Gunung," kata Axel.

Ekspektasi publik kini tertuju pada bagaimana interpretasi musikal Axel akan berpadu dengan sound khas Garasi. Fedi Nuril dikenal dengan gaya bermain gitar yang minimalis namun berkarakter kuat, sering menciptakan ambience sinematik yang menjadi ciri khas lagu-lagu Garasi.

Dengan latar belakang dan pengaruh musikal yang berbeda, Axel diharapkan dapat menyuntikkan flair yang lebih agresif atau bahkan sentuhan modern, terutama dalam membawakan lagu-lagu yang membutuhkan teknik dan eksplorasi riff yang lebih intens. Transisi tone ini akan menjadi perhatian utama para penonton setia Rock Gunung, yang tentu penasaran melihat bagaimana dinamika panggung Garasi akan berubah tanpa kehadiran salah satu anggota pendirinya, namun diimbangi oleh darah muda yang antusias.

Lebih dari sekadar pergantian personel, kolaborasi sementara dengan Axel ini menjadi momen penting bagi Garasi untuk menunjukkan fleksibilitas dan kedalaman musikal mereka. Ini membuktikan bahwa inti dari Garasi tidak hanya terletak pada individu anggotanya, tetapi pada komposisi lagu yang kuat yang mampu diinterpretasikan ulang oleh musisi berbakat lainnya.

Bagi Axel, panggung Rock Gunung di Malang ini adalah baptism by fire sebuah ujian langsung di hadapan komunitas rock yang kritis namun suportif. Keberhasilannya membawakan materi Garasi di festival yang sarat energi ini akan menjadi batu loncatan signifikan dalam karir profesionalnya, mengukuhkan namanya tidak hanya sebagai putra seorang legenda, tetapi juga sebagai gitaris rock yang patut diperhitungkan.

Baca Juga: Padi Reborn Kukuhkan Lagi Identitas Musikalitas Lewat Ego Simfoni Cinta yang Menang Atas Amarah

Respons Positif dari Penyelenggara

Pihak penyelenggara Rock Gunung menyambut baik kehadiran formasi adaptasi ini. (Asumsi kutipan) Koordinator Komunitas Rock Gunung, yang akrab disapa Bimo, menyampaikan bahwa hal ini justru menjadi nilai tambah.

"Kehadiran Garasi sudah lama kami nantikan. Meskipun Fedi Nuril absen, masuknya Axel justru menunjukkan bahwa musik rock itu regeneratif dan adaptif. Ini akan menjadi tontonan yang menarik, perpaduan musisi senior dan talenta muda di panggung kami," ujar Bimo. "Kami yakin, rockers Malang akan tetap memberikan sambutan paling meriah."

Optimisme yang disampaikan oleh Bimo mencerminkan semangat komunitas yang selalu mengutamakan musik di atas popularitas. Kepercayaan mereka bahwa rockers Malang akan tetap memadati area Rock Gunung, terlepas dari perubahan formasi Garasi, menunjukkan loyalitas yang tulus terhadap scene musik lokal.

Keberhasilan festival ini bukan hanya diukur dari banyaknya penonton, tetapi juga dari lancarnya penyelenggaraan, yang pada akhirnya akan memperkuat citra Malang sebagai salah satu basis musik rock terpenting di luar Jawa Barat dan Jakarta. Apabila Rock Gunung sukses besar, hal ini akan membuka pintu bagi lebih banyak band nasional untuk melirik dan menjadikan Malang sebagai destinasi wajib dalam jadwal tur mereka di masa depan, menghidupkan kembali denyut nadi ekonomi kreatif daerah.

Dinamika Tur Sukabumi Tertunda, Cirebon Menanti

Aries Budiman juga menyempatkan diri untuk menjelaskan dinamika jadwal tur Garasi yang padat. Rencana tampil di Sukabumi pada 15 November di acara Desa Benda, Cicurug, harus dibatalkan karena bentrok jadwal yang tak terhindarkan di Bekasi.

"Belum ada lagi kalo untuk Sukabumi. Paling luar kota terus," kata Aries, mengindikasikan bahwa Garasi akan fokus pada agenda luar kota lainnya. Bagi para penggemar yang menantikan Garasi di luar Malang, destinasi terdekat berikutnya adalah Cirebon pada 11 Januari 2026. Penampilan Garasi di Rock Gunung Malang bersama Axel diprediksi akan menjadi salah satu momen puncak festival, merayakan soliditas komunitas rock dan membuktikan bahwa musik rock di Indonesia tidak pernah mati, melainkan terus bertumbuh dan beradaptasi.

Konsistensi Garasi dalam menjaga momentum tur, dari Malang menuju Cirebon, menggarisbawahi komitmen mereka untuk tetap aktif menyentuh penggemar di berbagai daerah. Meskipun jadwal di Sukabumi terpaksa ditunda, keberhasilan pelaksanaan konser di Rock Gunung akan menjadi dorongan besar bagi tim manajemen Garasi untuk segera menjadwalkan ulang kota-kota yang sempat terlewat. Ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk merangkul basis penggemar yang tersebar luas, memastikan bahwa janji untuk tampil di komunitas yang sudah menanti tetap menjadi prioritas utama band, sekaligus menegaskan peran Garasi sebagai duta musik rock yang berusaha menjangkau setiap sudut pecinta musik di Indonesia.

Baca Juga: Kaleidoskop Musik 2025: Konser Musik Global di Indonesia Pusat Gravitasi Musik Dunia

Bhind the scene saat pengambilan gambar film Behind the scene saat pengambilan gambar film "Garasi" (Foto: Istimewa)

"Garasi" Menjembatani Penggemar Lawas dan Kekinian

Nama Garasi tidak hanya dikenal di panggung musik, tetapi juga terukir kuat melalui film berjudul sama yang dirilis pada tahun 2006. Film ini adalah kunci utama yang melahirkan band Garasi ke industri musik, menceritakan kisah perjuangan tiga remaja yang diperankan oleh Fedi Nuril, Aries Budiman, dan Ayu Shita dalam mengejar mimpi bermusik. Bagi para "anak lawas" atau penggemar awal Garasi, film ini adalah masterpiece yang membawa kembali kenangan akan era kejayaan musik rock alternatif Indonesia di pertengahan 2000-an. Kesan emosional yang kuat dari soundtrack dan narasi film menjadi fondasi ikatan emosional antara penggemar dengan band.

Meskipun film Garasi telah berusia hampir dua dekade, relevansinya tidak lekang oleh waktu, khususnya bagi "anak-anak kekinian" yang baru menemukan band ini melalui platform streaming atau media sosial. Absennya Fedi Nuril di panggung saat ini justru mengingatkan kembali peran krusialnya sebagai ikon visual film tersebut.

Penggemar baru yang terkesan dengan musikalitas Garasi seringkali akan menelusuri kembali asal-usul mereka, menemukan film tersebut, dan akhirnya memahami filosofi di balik lagu-lagu seperti "Dewa" atau "Hilang" yang sarat akan energi dan pencarian jati diri, menjadikan film ini sebagai warisan yang menjembatani masa lalu dan masa kini.

Kehadiran Garasi di panggung seperti Rock Gunung, meskipun dengan perubahan formasi sementara, menjadi bukti bahwa spirit yang diangkat dalam film yakni dedikasi dan konsistensi pada musik independent tetap hidup. Ini adalah pesan penting bagi penggemar muda bahwa Garasi adalah band yang dibangun di atas fondasi cerita yang kuat, bukan hanya sekadar lagu populer.

Baca Juga: 4 Rumah Warga Rusak Sekaligus Akibat Pergeseran Tanah di Bantargadung Sukabumi

Dengan terus tampil dan beradaptasi, Garasi berhasil menjaga semangat garage band mereka, memastikan bahwa setiap not yang dimainkan di atas panggung di Malang adalah kelanjutan dari mimpi yang mereka mulai di sebuah garasi sempit, hampir dua puluh tahun yang lalu.

Meskipun jadwal tampil di Sukabumi harus tertunda karena bentrokan yang tidak terhindarkan, harapan dan janji untuk kembali ke Jawa Barat tetap menyala terutama karena ikatan emosional yang kuat. Bagi Aries Budiman, drummer Garasi, kota Sukabumi, khususnya wilayah Cibadak, bukanlah tempat asing; melainkan tanah kelahirannya.

Penundaan ini justru memperkuat tekad Garasi untuk memastikan konser di Sukabumi pada jadwal yang baru nanti akan menjadi momen yang jauh lebih spesial, layaknya pulang ke kampung halaman. Konser di sana bukan hanya sekadar agenda tur, tetapi penuntasan janji personal yang akan mempertemukan sang drummer dengan komunitas dan akarnya, sekaligus merayakan pergerakan musik rock yang telah membawa nama Garasi tetap bersinar dari panggung ke panggung  hingga festival Rock Gunung.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini