Asal Muasal Gagasan MBG: Kisah Seorang Ibu Beri Makan Anak dari Limbah Pabrik

Sukabumiupdate.com
Rabu 15 Okt 2025, 13:56 WIB
Asal Muasal Gagasan MBG: Kisah Seorang Ibu Beri Makan Anak dari Limbah Pabrik

Kisah seorang ibu yang terpaksa memberi makan anaknya dengan sisa-sisa makanan buruh pabrik | Foto : Ilustrasi by ChatGPT

SUKABUMIUPDATE.com - Di balik Program Makan Bergizi Gratis (MBG), tersimpan kisah pilu yang kemudian menjadi pemicu lahirnya program tersebut. Kisah itu datang dari seorang ibu yang terpaksa memberi makan anaknya dengan sisa-sisa makanan buruh pabrik.

Fakta tersebut dikisahkan Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang dalam Rapat Koordinasi Kejadian Menonjol terkait konsumsi MBG yang digelar di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

“Dulu di tahun 2012, saya melaporkan kepada Pak Prabowo setelah bertemu ibu-ibu yang memisahkan makanan pabrik. Mereka pisahkan yang kotor dan yang bersih. Setelah diikuti, ternyata ibu-ibu itu memberi makan anaknya dengan makanan sisa buruh pabrik. Di sana Pak Prabowo merasa geram dan bilang: ‘Saat saya menjadi Presiden nanti, semua anak Indonesia akan saya beri makan tiap hari.’ Itulah asal mula kenapa MBG dimulai,” tutur Nanik dihadapan peserta rapat.

Dari kejadian memilukan itulah, lanjut Nanik, semangat dan komitmen Prabowo untuk menciptakan program makan bergizi bagi anak-anak Indonesia mulai tumbuh. "Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukanlah proyek komersial, melainkan wujud nyata kepedulian Presiden Prabowo Subianto terhadap anak-anak Indonesia," tegasnya.

Baca Juga: DKUKM Sukabumi Dorong Pemuda Jadi Pencipta Lapangan Kerja Lewat Workshop Entrepreneur

Dalam rapat tersebut, Nanik kemudian menyampaikan keprihatinan atas beberapa dapur mitra MBG yang belum memenuhi standar kelayakan, namun tetap beroperasi. “Dari Kuningan sampai NTB, saya lihat sendiri beberapa dapur belum layak. Bahkan ada yang belum diepoksi tapi sudah jalan. Ini tidak boleh terjadi,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa tanggung jawab atas pelaksanaan program MBG bukan hanya ada pada satu pihak, melainkan harus dipikul bersama oleh BGN, mitra dapur, dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). “Kita harus jujur, ini adalah kelalaian kita bersama. BGN, mitra, dan SPPG semua harus memperbaiki,” katanya.

Nanik juga mengingatkan agar tidak ada pihak yang bermain-main dengan anggaran bahan baku. Menurutnya, Presiden Prabowo bahkan ikut menghitung menu MBG secara detail. “Pak Prabowo sendiri memastikan, dengan Rp10.000 itu masih bisa pakai ayam dan telur. Jangan sampai dimarkup. Anggaran harus penuh. Selain susu, lauk harus dua, bukan satu,” ujarnya dengan tegas.

Menutup arahannya, Nanik berpesan agar seluruh pelaksana program menjaga integritas dan saling mengingatkan. “Tolong ahli gizi dan akuntan benar-benar mengawal menu. Ini amanah besar,” tutupnya.

Sumber : Website BGN

Berita Terkait
Berita Terkini