SUKABUMIUPDATE.com – Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Ferry Supriadi, meminta pemerintah daerah turun tangan membantu dua kasus penyakit langka yang dialami warga di Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Kabandungan. Kedua kasus ini dinilai membutuhkan perhatian serius karena berkaitan dengan kondisi kesehatan yang belum terdiagnosis secara pasti dan memerlukan penanganan medis lebih lanjut.
Di Kampung Ngaweng, RT 01/04, Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, dua anak kakak beradik, Raisa dan Meisya, mengidap penyakit misterius yang hingga kini belum teridentifikasi oleh tenaga medis. Keduanya mengalami kelainan fisik yang menghambat pertumbuhan dan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini tidak hanya mengancam kesehatan, tetapi juga berdampak pada kualitas hidup mereka dan beban berat yang harus ditanggung keluarga.
Sementara itu, di Kampung Cisapi, Desa Mekarjaya, Kecamatan Kabandungan, seorang pria bernama Ahmad Jaelani mengalami penyakit berupa banyak benjolan di tubuhnya. Kondisi tersebut semakin parah dari waktu ke waktu, sehingga membuat aktivitasnya sangat terbatas dan memerlukan biaya besar untuk pengobatan.
“Kami meminta pemerintah melalui dinas terkait untuk mengawal hingga tuntas, baik dari sisi medis maupun sosial. Tujuannya agar ada kepastian diagnosis, sehingga keluarga tahu apa yang harus dilakukan, termasuk jenis pengobatan yang tepat,” ujar Fery kepada sukabumiupdate.com, Jumat (28/11/2025).
Baca Juga: Terungkapnya Sindikat Pemalsu STNK–BPKB di Balik Curanmor Modus Pinjam Mobil di Sukabumi
Raisa dan Meisya idap penyakit misterius
Ferry bersama jajarannya di Komisi 4 DPRD telah turun langsung meninjau kondisi dua anak kakak adik Raisa dan Mesiya yang mengalami gejala penyakit serupa yang hingga kini belum terdiagnosis secara pasti sekaligus melihat kondisi keluarga mereka.
Ferry menjelaskan, menurut keterangan keluarga, Raisa dan sang adik sudah sudah ditangani oleh keluarga melalui berbagai tahapan pemeriksaan, termasuk di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
“Dari hasil konsultasi dengan pihak RSCM, jenis penyakit yang diderita dua anak ini belum bisa dipastikan tanpa pemeriksaan genetik. Pemeriksaan gen ini hanya bisa dilakukan di luar negeri dengan pengiriman sampel darah,” jelas Fery.
Adapun biaya pemeriksaan genetik tersebut berkisar antara Rp7 juta hingga Rp10 juta, dan tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi keluarga yang memiliki keterbatasan secara finansial.
Ia juga menambahkan bahwa Puskesmas Sukaraja sejak awal telah aktif mendampingi keluarga dalam proses pemeriksaan dan terus memantau perkembangan kesehatan kedua anak tersebut.
Baca Juga: KAI Commuter Bantah Pecat Petugas dalam Kasus Tumbler Tuku yang Hilang
Ahmad Jaelani alami benjolan aneh di seluruh tubuh
Ferry menyampaikan, penyakit aneh dialami Ahmad Jaelani, warga Kampung Cisapi, Desa Mekarjaya, Kecamatan Kabandungan. Mantan karyawan Chevron ini mengalami benjolan di berbagai bagian tubuhnya. Kondisi tersebut semakin parah seiring waktu, hingga membatasi aktivitasnya dan menguras ekonomi keluarga.
Awalnya, Jaelani mengalami keluhan benjolan di sendi. Meski sudah menjalani operasi di RS Sekarwangi dan RSUD R. Syamsudin, SH (Bunut), benjolan tersebut selalu tumbuh kembali, bahkan semakin besar dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Menurut Ferry, keluarga Jaelani telah melakukan berbagai upaya pengobatan, baik medis maupun alternatif, dengan pendampingan dari Puskesmas dan pihak terkait. Namun, tidak adanya kepastian diagnosis dan biaya pengobatan yang tinggi membuat keluarga hampir kehabisan sumber daya finansial. “Mobil dan aset keluarga sudah habis untuk biaya berobat. Kondisi ini sangat memprihatinkan," ujarnya.
Pemerintah harus melindungi
Ferry menegaskan, Komisi IV DPRD akan terus mengawasi langkah pemerintah dalam menangani kedua kasus ini. Menurutnya, kehadiran negara untuk melindungi warga yang menghadapi risiko kesehatan tinggi adalah kewajiban yang tidak boleh diabaikan.
“Pemerintah jangan lelah melayani masyarakat, dan kami akan terus mengawal pelaksanaannya agar solusi terbaik bisa diberikan,” pungkasnya.






