Warga Tagih Janji Kampanye Kades, Audiensi di Sukatani Sukabumi Berujung Ricuh

Sukabumiupdate.com
Senin 01 Des 2025, 21:14 WIB
Warga Tagih Janji Kampanye Kades, Audiensi di Sukatani Sukabumi Berujung Ricuh

Suasana audiensi warga dan Pemdes Sukatani Surade Sukabumi yang berujung ricuh. (Sumber Foto: Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Audiensi antara sekitar 50 warga dengan Pemerintah Desa Sukatani, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, pada Senin (1/12/2025) pagi, berakhir ricuh. Pertemuan di aula kantor desa tersebut memanas dan terjadi adu mulut setelah warga menagih janji kampanye Kepala Desa.

Ketua Karang Taruna Desa Sukatani, Isep Priatama (Okek), yang memfasilitasi pertemuan tersebut, menjelaskan bahwa audiensi digelar atas permintaan warga untuk menyampaikan sejumlah keluhan kepada Pemdes.

“Awalnya warga meminta kepada kami untuk dimediasi dengan pihak Pemdes. Kami pun meminta waktu kepada kepala desa agar warga dapat menyampaikan uneg-unegnya. Disepakati hari Senin digelar di aula kantor desa,” ujar Okek kepada sukabumiupdate.com.

Dalam pertemuan itu, warga mengangkat berbagai persoalan, mulai dari pengelolaan BUMDes, dana desa, keberadaan Gapoktan, bantuan excavator, kinerja perangkat desa, pemberdayaan masyarakat, hingga harapan agar pembangunan yang bersumber dari Dana Desa dikerjakan oleh warga lokal, bukan oleh pihak luar.

Menurut Okek, sebagian besar pertanyaan sudah mendapat penjelasan langsung dari Pemdes.

“Untuk pertanyaan soal BUMDes dan dana desa sudah diterangkan jelas oleh Pemdes. Adapun Gapoktan, ketuanya tidak hadir. Terkait bantuan excavator, juga tidak hadir sebagai penerima manfaatnya,” ungkapnya.

Baca Juga: 25 Siswa Korban Keracunan di Cidadap Sukabumi Sudah Pulang, Polisi Amankan Sampel Kerang Hijau

Namun, situasi memanas ketika warga Kampung Cikopeng kembali menagih janji Kepala Desa, Sulaemansyah, saat masa kampanye, yaitu perbaikan jalan kabupaten menggunakan dana pribadi.

“Kami sudah jelaskan bahwa itu jalan kabupaten, tapi warga tetap menagih janji,” kata Okek.

Kericuhan terjadi saat sang Kepala Desa memberikan penjelasan, namun menurut Okek beberapa warga terus menyela, melanggar tata tertib audiensi yang disepakati. Hal ini memicu adu mulut antara peserta dan pemimpin desa.

“Saya spontan menggebrak meja agar mereka diam. Namun bukannya berhenti, malah terjadi keributan. Kami sudah minta maaf atas kejadian itu karena sifatnya spontan,” jelas Okek.

Ia menegaskan bahwa sejak awal Karang Taruna telah menetapkan tata tertib audiensi, termasuk bahwa hanya penanya dan pihak yang menjawab yang boleh berbicara. Tamu undangan diminta tetap diam dan menyimak.

“Kesepakatan itu sudah disetujui. Namun pihak tersebut tetap ingin menyampaikan aspirasi soal jalan dan janji kampanye. Saya beri kesempatan, tetapi harus kondusif. Saat kades menjawab, mereka tidak mau diam. Padahal 12 tuntutan sebelumnya sebenarnya sudah clear,” tambahnya.

Meski sempat ricuh, Okek memastikan situasi kini sudah kembali kondusif. Ia juga mengaku telah menemui warga satu per satu untuk memastikan persoalan tidak berlarut-larut.

“Masalah sebenarnya sudah selesai di akhir acara. Saya bersama warga sudah saling memaafkan. Semua kembali seperti biasa,” tutupnya.

Hingga berita ini tayang, Kepala Desa Sukatani, Sulaemansyah, belum memberikan pernyataan lebih lanjut terkait tuntutan warga pasca-kericuhan audiensi tersebut.

Berita Terkait
Berita Terkini