Idap Penyakit Langka, Bocah 7 Tahun Asal Caringin Sukabumi Tak Bisa Berkedip Sejak Lahir

Sukabumiupdate.com
Jumat 28 Nov 2025, 20:46 WIB
Idap Penyakit Langka, Bocah 7 Tahun Asal Caringin Sukabumi Tak Bisa Berkedip Sejak Lahir

Syakira, Bocah 7 tahun yang tak bisa berkedip saat diperiksa oleh petugas puskesmas. (Sumber: Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Syakira Auni Azmi, bocah 7 tahun, warga Kampung Panagan, Desa Pasirdatar Indah, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi didiagnosa mengidap penyakit langka. Sejak lahir Syakira tidak dapat mengedipkan kedua matanya dan bibir bagian atasnya yang kaku, kelainan itu dialaminya hingga kini duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar.

Menurut sang ibu, Aidah (47 tahun) kejanggalan dirasakannya ketika Syakira masih dalam kandungan. Ia lahir setelah kandungan melewati dua minggu berdasarkan perkiraan lahir dan harus segera dikeluarkan karena khawatir telah menelan air ketuban.

“Pas di rumah sakit (Betha Medika) anak sudah gak ada suara apa-apa, badannya sudah biru semua. Jadi dirujuk ke RS Sekarwangi,” ungkap Aidah kepada awak media.

Pengobatan Syakira dilakukan sejak ia lahir hingga usia lima tahun melalui kontrol rutin di RS Betha Medika. Kemudian ia dirujuk ke RS Cicendo, Bandung. Namun, hingga kini dokter belum dapat memastikan penyakit Syakira. “Katanya ini kasus langka. Dokter di Cicendo juga bilang baru nemuin dan gak bisa bantu,” kata dia.

Baca Juga: BEM UMMI Desak DPRD Kota Sukabumi Awasi THM dan Dugaan Pelanggaran Hukum

Walau penglihatannya dinilai normal, Syakira sangat rentan terhadap debu dan angin karena matanya selalu terbuka. Jika terkena debu, matanya akan memerah dan harus diberikan obat tetes khusus dari dokter.

“Kalau tidur juga matanya gak begitu nutup. Kalau aktivitas main sama anak lain saya batasi,” kata Aidah. Meski demikian, Syakira tidak pernah mengeluh sakit dan beraktivitas seperti anak-anak pada umumnya.

Kesulitan lain yang dihadapi keluarga adalah jarak rumah yang jauh dari fasilitas kesehatan. Dari lahir hingga usia lima tahun, Aidah harus menggunakan ojek untuk membawa Syakira berobat ke rumah sakit dengan biaya perjalanan pulang-pergi sekitar Rp100 ribu.

“Alhamdulillah BPJS ada, tapi ongkosnya yang berat,” ucapnya. Ayah Syakira bekerja sebagai buruh tani, sementara Aidah ibu rumah tangga. Syakira merupakan anak bungsu dari empat bersaudara, dan ketiga kakaknya tumbuh normal.

Aidah berharap anaknya mendapat perhatian lebih agar pengobatan bisa terus berlangsung. “Yang penting ada bantuan buat biaya jalan ke rumah sakit. Kalau di sana BPJS sudah cukup,” ujarnya.

Baca Juga: BLT Cair! Cerita Pilu Lansia di Waluran Sukabumi Salah Alamat Saat Pencairan

Hingga kini, keluarga belum pernah menerima bantuan pemerintah dalam bentuk apapun untuk pengobatan Syakira. “Saya mandiri sendiri. Mudah-mudahan ada bantuan dari pemerintah atau dari Pak Dedi (Gubernur). Siapa tahu dengar,” harap Aidah.

Sementara itu, Camat Caringin, Ridwan Agus Mulyawan, menyebut pihaknya telah berkunjung bersama tenaga kesehatan puskesmas ke rumah Syakira pada Rabu lalu. Menurutnya, kondisi fisik Syakira tampak normal layaknya anak seusianya, namun tidak dapat berkedip.

“Dokter Cicendo juga memberikan kacamata untuk melindungi mata dari debu,” kata Ridwan. Jika matanya merah karena iritasi, diberikan obat antibiotik. Saat kunjungan tersebut, dokter turut melakukan pemeriksaan umum terhadap Syakira.

Ridwan menjelaskan bahwa pihak kecamatan telah memberikan dukungan semampunya, termasuk ambulans desa jika ada rujukan rumah sakit. Namun, bantuan sosial untuk akomodasi berobat belum dapat diberikan karena masih menunggu hasil pengecekan data PKH dan DTKS oleh petugas Kemensos. “Memang tidak teralokasikan anggaran khusus untuk itu. Tapi kami akan upayakan bantuan dengan kearifan lokal, gotong royong relawan,” jelasnya.

Ia menambahkan, dalam kegiatan skrining mata di RS Asyifa, Syakira dijemput ambulans puskesmas untuk diperiksa lebih lanjut. "Tadi juga saya minta Syakira datang dijemput ambulans puskesmas," pungkasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini