SUKABUMIUPDATE.com – Pengelola parkir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, memberikan penjelasan terkait keluhan warga mengenai tarif parkir yang dinilai memberatkan. Isu ini ramai dibahas publik, terutama di media sosial, setelah sejumlah keluarga pasien mengaku biaya parkir inap terlalu tinggi.
Pengelola parkir RSUD Palabuhanratu, Abor, menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan sejumlah perbaikan, baik dari sisi pelayanan maupun infrastruktur.
"Kami selaku pengelola parkir memberikan klarifikasi terkait perbincangan tarif parkir yang ramai dibahas. Saat ini kami masih dalam tahap perbaikan pelayanan, mulai dari infrastruktur, mekanisme sistem, hingga penataan CCTV," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Minggu (19/10/2025).
Menurut Abor, tarif parkir yang diberlakukan di RSUD Palabuhanratu telah mengacu pada kontrak resmi dan tercantum di papan informasi di area parkir. Ia menegaskan, pihaknya tidak pernah memaksa pengguna jasa untuk membayar di luar tarif dasar.
"Tarif dasar yang berlaku untuk parkir inap kendaraan roda dua adalah Rp17 ribu per hari. Namun kami juga memberikan toleransi. Misalnya ada yang hanya membayar Rp10 ribu per hari, tetap kami layani," jelasnya.
Baca Juga: Viral Kemahalan, Ini Tarif Parkir RSUD Palabuhanratu Sukabumi yang Dikeluhkan Keluarga Pasien
Ia menepis kabar yang menyebut tarif parkir mencapai Rp40 ribu untuk satu hari. Menurutnya, biaya tersebut merupakan total tarif inap untuk beberapa hari, bukan untuk satu kali parkir.
"Kalau ada yang membayar Rp40 ribu, itu sudah termasuk tarif inap tiga hari. Kalau dihitung dari dasar tarif Rp17 ribu per hari, totalnya seharusnya Rp51 ribu. Jadi sebenarnya sudah kami beri toleransi," sambungnya.
Abor kemudian mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu yang belum tentu benar.
"Kami mohon kepada masyarakat Palabuhanratu dan sekitarnya agar tidak terpengaruh oleh informasi hoaks. Bila ada keluhan, kami sudah menyiapkan pos pengaduan agar masyarakat bisa menyampaikan langsung," katanya.
Selain soal tarif, pengelola juga menanggapi keluhan warga terkait kehilangan helm di area parkir. Ia menyebut, pihaknya kini telah menyiapkan fasilitas penitipan barang berharga secara gratis untuk meningkatkan keamanan.
"Dulu memang sering ada laporan helm hilang. Sekarang kami sebagai pengelola yang baru berjalan 2 bulan, kami telah sediakan tempat penitipan helm dan barang berharga gratis bagi pengunjung. Fasilitas ini sedang kami lengkapi di area pengaduan," pungkasnya.
Sebelumnya, tarif parkir di RSUD Palabuhanratu sempat viral setelah sejumlah warga mengeluhkan kenaikan biaya parkir, khususnya keluarga pasien yang merasa terbebani selama menunggu masa perawatan.
Salah satu warga, S (25 tahun) asal Kecamatan Simpenan, mengaku kaget dengan tarif parkir yang dinilai tidak wajar.
"Dulu sih nginep tiga malam cuma Rp15 ribu. Tapi pas adek saya dirawat, bapak saya disuruh bayar Rp40 ribu. Enggak kira-kira, udah orang sakit butuh biaya banyak, ini parkir juga mahal banget. Enggak tahu sekarang naik atau gimana," kata S kepada sukabumiupdate.com, melalui aplikasi perpesanan, Sabtu (18/10/2025).
Keluhan serupa datang dari Dafa (24 tahun), warga Palabuhanratu. Ia mengaku keberatan karena setiap kali keluar-masuk area rumah sakit, petugas kembali menarik biaya parkir.
"Yang sakit bapak saya. Hari Minggu itu adik saya keluar rumah sakit sebentar aja, enggak sampai dua jam, tapi disuruh bayar Rp15 ribu dari pagi sore keluar. Pas keluar lagi beli makanan, bayar lagi. Jadi setiap keluar, selalu diminta bayar," ungkapnya.
Dafa berharap pengelola parkir maupun pihak RSUD Palabuhanratu segera memberikan kejelasan soal ketentuan tarif agar tidak menimbulkan keresahan.
"Saya harap harus ada pembenahan lah jangan sampai seperti ini. Di rumah sakit kan, saya nunggu orang sakit butuh biaya, untuk makan dan lain - lainnya. Setiap keluar rumah sakit mau beli makan harus bayar parkir terus," tambahnya.