SUKABUMIUPDATE.com – Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menjenguk Abdurohman (46 tahun), warga Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, yang menderita neurofibromatosis, penyakit genetik yang langka dan serius pada Rabu (28/8/2025).
Menurut Bobby, kunjungan ini menjadi wujud nyata kehadiran pemerintah Kota Sukabumi dalam memberikan dukungan sosial dan fasilitas kesehatan kepada warga yang tengah menghadapi kondisi medis berat.
“Pemerintah Kota Sukabumi berkomitmen untuk hadir dan peduli terhadap setiap warganya, terlebih bagi mereka yang membutuhkan perhatian khusus,” ujar Bobby Maulana.
Bobby menyampaikan bahwa dirinya mewakili Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, dan menjelaskan bahwa penanganan kasus ini juga didukung oleh tim dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang telah memfasilitasi proses rujukan medis ke RSUD R. Syamsudin, S.H.
Baca Juga: Abdurohman Warga Benteng Kota Sukabumi Derita Neurofibromatosis, Penyakit Kulit Langka
Ia menegaskan pentingnya pendataan yang lebih akurat dan menyeluruh agar tidak ada warga yang kesulitan mengakses layanan kesehatan maupun administrasi kependudukan.
Dalam kunjungan tersebut, Bobby menyoroti kendala administratif yang dihadapi Abdurohman , seperti belum memiliki kartu identitas resmi. Hal ini disebabkan kondisi psikologis Abdurohman yang tertutup dan keterbatasan komunikasi dengan keluarganya.
“Ke depan, perangkat wilayah dari tingkat kelurahan hingga RT/RW harus lebih aktif melakukan pendataan melalui posyandu atau program pelayanan masyarakat lainnya,” tegasnya.
Hal ini untuk memastikan warga tidak lagi terhambat secara administratif saat memerlukan layanan dari pemerintah.
Sebagai bentuk kepedulian, Pemkot Sukabumi turut menyalurkan bantuan sosial kepada keluarga Abdurrahman. Bobby menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah kota, provinsi, dan masyarakat dalam memastikan kesejahteraan warganya.
“Kasus ini menjadi momentum bagi kita untuk memperkuat pelayanan sosial dan kesehatan. Kami berharap ke depan tidak ada lagi warga yang luput dari perhatian pemerintah,” pungkasnya.
Sementara itu, perwakilan tim dari Gubernur Jawa Barat, Egi, menegaskan bahwa kasus Abdurrahman menjadi pelajaran penting untuk memperkuat pendekatan pelayanan sosial secara menyeluruh.
“Tidak semua masyarakat memiliki sumber daya yang sama. Perlu pendekatan jemput bola agar layanan benar-benar dirasakan semua lapisan. Saat ini status pasien masih menunggu hasil pemeriksaan, dan jika diperlukan akan segera dirujuk untuk penanganan lebih lanjut,” ungkapnya.
Ia juga memastikan bahwa seluruh proses administrasi, termasuk pembiayaan pengobatan, telah dipersiapkan untuk memperlancar penanganan medis.
Sumber: Website KDP Pemkot Sukabumi