Hidup Sendiri di Rumah Reot, Janda Penjual Gorengan di Sukabumi Menanti Janji Perbaikan

Sukabumiupdate.com
Jumat 22 Agu 2025, 14:37 WIB
Hidup Sendiri di Rumah Reot, Janda Penjual Gorengan di Sukabumi Menanti Janji Perbaikan

Ida Farida (46 tahun), janda penjual gorengan asal Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)

SUKABUMIUPDATE.com – Ida Farida (46 tahun), seorang janda asal Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, kembali menagih janji pemerintah terkait perbaikan rumahnya yang nyaris ambruk. Hingga akhir Agustus 2025, realisasi pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) miliknya belum juga terlaksana.

Ida mengaku, sebelumnya pihak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Sukabumi telah meninjau rumahnya pada Senin (23/6/2025). Saat itu, ia dijanjikan bahwa perbaikan akan dimulai pada Juli hingga Agustus 2025. Namun, hingga kini, ia masih menunggu kepastian.

“Sampai sekarang juga belum ada realisasi, kalau kemarin waktu ke sini (Disperkim) itu katanya bulan Juli, tapi sekarang udah mau akhir Agustus belum ada juga (pembangunan),” ujar Ida kepada sukabumiupdate.com, Jumat (22/8/2025).

Ida, yang sehari-hari berjualan gorengan dan bekerja sebagai buruh cuci, kini tinggal seorang diri di rumah reot yang kian mengkhawatirkan. Lantainya terus ambles, dan setiap kali hujan deras ia terpaksa mengungsi ke rumah tetangga. Kedua anaknya sudah beranjak dewasa. Satu bekerja di Jakarta, sementara satunya lagi tengah menimba ilmu di pesantren.

“Kondisi sekarang ya semakin parah aja, semakin turun lantainya, tapi kan kalau saya mah nggak bisa gimana-gimana, cuman pengen segera dapat bantuan saja kalau bisa. Pengen bukti aja saya ini orang kecil, hidup sendiri juga,” ucapnya.

“Apalagi kalau lagi hujan turun kan khawatir, mana sendiri di rumah, keadaan rumah juga udah kaya gini, kalau hujan paling suka ngungsi aja ke tetangga,” imbuhnya.

Baca Juga: Bejat! Pria Paruh Baya di Sukabumi Tega Perkosa Anak Tiri Sendiri, Picu Amukan Warga

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Disperkim Kabupaten Sukabumi, Herdiawan Waryadi, mengakui bahwa seluruh program Rutilahu yang bersumber dari APBD Kabupaten Sukabumi memang belum ada yang terealisasi hingga saat ini. Pihaknya mendahulukan pembangunan yang bersinergi dengan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).

“Khusus yang Rutilahu dari APBD Kabupaten Sukabumi semua memang belum ada realisasi, kecuali yang sinergitas dengan TMMD didahulukan dulu. Tetapi pasti dibangun, karena itu sudah masuk prioritas temuan lapangan. Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, pelaksanaan diproyeksikan mulai Agustus sampai paling lambat Oktober 2025,” jelas Herdiawan.

Sebelumnya diberitakan, Disperkim Kabupaten Sukabumi berencana membangun rumah Ida melalui program Rutilahu setelah kisahnya viral di media sosial berkat curhat ketua RW setempat.

Herdiawan memastikan Ida memenuhi semua kriteria penerima bantuan. Mulai dari kondisi rumah yang tidak layak, keterbatasan kemampuan ekonomi, hingga adanya dukungan swadaya masyarakat dan lingkungan sekitar.

“Beliau sudah masuk dalam kriteria Rutilahu. Ada komitmen swadaya dan dukungan lingkungan, itu penting dalam proses pembangunan,” jelas Herdiawan, Selasa (24/6/2025).

Herdiawan mengatakan rencana pembangunan rumah Ida Farida dijadwalkan paling cepat dimulai Agustus dan paling lambat pada Oktober 2025. Tergantung pada hasil proses verifikasi lapangan (verlap) dan penyusunan dokumen Rencana Detail Pelaksanaan Bantuan dan Biaya (DRPB2).

Terkait luas bangunan dan kebutuhan material, Herdiawan menegaskan bahwa hal tersebut bersifat tentatif. "Kondisi tiap Rutilahu berbeda-beda, jadi tidak bisa disamakan. Kita akan rundingkan kembali setelah proses verlap rampung," ujarnya saat itu.

Berita Terkait
Berita Terkini