SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah foto viral di media sosial. Merekam kegiatan warga warga pesisir (nelayan) yang tengah memperbaiki jembatan bambu di atas bekas dermaga perusahaan pasir besi PT Sumber Besi Prima (SBP) di Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi.
Foto tersebut mengundang pro kontra publik, memantik memori pada mengenang tragedi maut, pada Rabu 16 Oktober 2024. Saat gelombang pasang menyapu pesisir Tegalbuleud, menyebabkan tiga nelayan tewas dan 71 lainnya terjebak di ujung dermaga yang rapuh.
Kejadian tersebut mengundang perhatian nasional. Evakuasi dramatis melibatkan helikopter Basarnas, TNI, dan perahu penyelamat dilakukan untuk menyelamatkan puluhan warga dan nelayan yang terjebak di ujung paratag.
Baca Juga: Polres Sukabumi Periksa 10 Saksi, Penyidikan Kasus Remaja Korban Amuk Massa di Cikidang
Bekas dermaga pasir besi itu memiliki panjang sekitar 700 meter dan lebar 6 meter, dibangun dari material besi dan cor beton. Namun, waktu dan ombak telah menggerus strukturnya. Bagian ujung sepanjang 100 meter kini tinggal tiang-tiang berkarat, sementara sebagian besar landasan rontok diterjang ombak.
Sejak mangkrak, warga pesisir memanfaatkan sisa reruntuhan dermaga, membangun paratag atau pagan, alat tangkap ikan dan baby lobster, serta sebagai tempat bersandar perahu.
Ujung dermaga, yang berupa landasan semen seluas kurang lebih 100 x 50 meter, menjadi lokasi favorit nelayan karena kaya biota laut bernilai ekonomi tinggi. Pasca musibah Oktober 2024, kawasan tersebut sempat ditutup, pemerintah memasang plang agar warga pesisir tidak memanfaatkan bekas dermaga tersebut untuk menangkap ikan dan biota laut lainnya, karena sudah rapuh dan berbahaya.
Baca Juga: Sungai Ciparanje Meluap, Ratusan Hektar Sawah di Tegalbuleud Sukabumi Terendam
Foto viral, nelayan tegalbuleud sambung nadi menuju paratag di bekas dermaga pasir besi
Nekat Terdesak Urusan Perut
Sempat terhenti, warga pesisir tegalbuleud kembali memanfaatkan tiang-tiang bekas dermaga pasir besi itu, untuk menangkap ikan, lobster atau menambatkan perahu.
Untuk menjangkaunya, para nelayan kembali membuat jembatan bambu di atas tiang besi bekas dermaga. Konstruksi sederhana ini sempat rusak pascagelombang tinggi Rabu, 5 Agustus 2025 lalu.
Kini jembatan bambu kembali diperbaiki oleh warga pesisir. Bambu diikat dengan kawat sling agar lebih kokoh menahan terpaan ombak.
Baca Juga: Heboh Dirut Agrinas Mundur, Akui Gagal Wujudkan Ketahanan Pangan Nusantara
Kepala Desa Buniasih, Badrudin, saat dikonfirmasi membenarkan foto yang viral tersebut diambil di lokasi bekas dermaga SBP. Namun ia menegaskan tak ingin lagi ikut campur dalam urusan itu.
"Itu memang di bekas dermaga SBP yang kemarin rontok, tapi saya sudah tidak mau ikut campur lagi," ujarnya singkat.
Meski penuh risiko, aktivitas di bekas dermaga SBP tetap berlangsung. Bagi nelayan Tegalbuleud, jembatan bambu itu bukan sekadar penghubung menuju laut, tapi juga nadi ekonomi yang memberi harapan di tengah ganasnya ombak Samudra Hindia.