SUKABUMIUPDATE.com - Youtuber Nessie Judge tengah menjadi sorotan publik usai mengunggah konten terbarunya yang berkolaborasi dengan boy group NCT Dream di Youtube.
Konten horror Nessie Judge bersama NCT Dream menuai kritikan tajam dari netizen internasional, terutama Jepang karena adanya foto korban kekerasan Junko Furuta yang dipajang di tembok dan matanya disensor warna hitam.
Foto Junko Furuta yang menjadi salah satu dekorasi untuk konten Nerror bertema Halloween dinilai sebagai penghinaan terhadap sang gadis dan tragedi yang terjadi. Hingga banyak sekali netizen Jepang dan internasional yang mengecam hal tersebut di media sosial.
Baca Juga: Ada Super Junior Hingga NCT Dream, Konser Kpop di Jakarta pada September 2025
Berikut kronologi konten Nerror Nessie Judge bersama NCT Dream dikutip dari Tempo.co.
1. Mengutip dari Tempo.co, Nessie Judge merilis episode spesial dari program YouTubenya, Nerror bersama NCT Dream bertema horror pada awal November 2025. Dalam video tersebut tampak latar belakang studio yang di hias dengan nuansa Halloween dan beberapa foto, di antaranya termasuk sebuah foto hitam putih yang diidentifikasi sebagai Junko Furuta.
2. Netizen Jepang menyadari foto itu adalah Junko Furuta, gadis muda asal Jepang yang menjadi korban kejahatan brutal dan kasusnya sangat menggegerkan pada 1989. Foto itu menjadi properti dekorasi, bahkan dengan mata disensor hitam. Banyak yang menilai tindakan Nessie sebagai penghinaan atau pengabaian terhadap tragedi yang sangat sensitif.
“Seorang Youtuber dengan sebelas juta subscriber memutuskan untuk menggunakan foto Junko Furuta, korban salah satu kasus pembunuhan paling brutal yang pernah tercatat, sebagai dekorasi menyeramkan untuk episode Halloween konyol dengan grup K-pop, sungguh memuakkan,” tulis akun asal Jepang di X, @qweenbeeval dalam Bahasa Inggris dikutip dari Tempo.co pada Jumat, (07/11/2025).
Akun tersebut juga memberikan komentar setelah Nessie menyangkal jika foto tersebut bukan dekorasi Halloween, melainkan sebagai penghormatan.
“Tanggapan Youtuber tersebut mengonfirmasi bahwa dia tahu foto itu, saya tidak paham bagaimana bisa dia memasang foto Junko dengan mata dicoret dan disandingkan dengan boneka menyeramkan dan sarang laba-laba, lalu dianggap sebagai penghormatan,” tulis akun asal Jepang tersebut.
3. Sebelum video berdurasi lebih dari 20 menit itu di-take down, Nessie sempat menanggapi hal tersebut di kolom komentar dengan nada yang sama bahwa foto Junku ditempatkan di situ sebagai bentuk penghormatan.
4. Suasana semakin memanas ketika Nessie muncul di tengah kemarahan netizen dengan mengatakan “Don’t worry the video will be back,” di akun Instagran pribadinya. Banyak yang menganggap Nessie tidak sensitif dan hanya mementingkan uang.
5. Kamis, 5 November 2025 Nessie memberikan tanggapan di laman “postingan” Youtube dan akun X pribadinya menggunakan bahasa Inggris dan Jepang yang memperlihatkan ia mulai menyadari permasalahan ini sudah sangat meluas. “Apa yang kami anggap sebagai bentuk penghormatan, telah dikoreksi oleh semua orang sebagai tindakan yang kasar dan tidak peka, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kurangnya pertimbangan kami”, tulis Nessie sebagai paragraf pembuka.
6. Meskipun sudah menyampaikan permintaan maaf, tampaknya masih banyak yang beranggapan jika permintaan maaf Nessie tidak tulus.
7. Atas kasus ini, banyak cuitan dari warga Jepang yang marah membawa nama Indonesia di aplikasi X hingga membuat malu rakyat indonesia.
Salah satunya seperti yang ditulis oleh akun @japan_isback. “Aku benci Indonesia. Orang ini melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan manusia. Ia bahkan tampak tidak menyadarinya. Ini menunjukkan rendahnya tingkat pendidikannya. Lagi pula orang Jepang seharusnya tidak menerima koeksistensi multikultural. Warga negara yang menjadikan ejekan terhadap korban sebagai hiburan harus dilarang memasuki negara tersebut.”
Masih banyak cuitan dengan nada serupa, meskipun Nessie sudah meminta maaf. Namun, banyak warganet menilai permintaan maaf Nessie tidak tulus dan terkesan membela diri.
Kontroversi ini menjadi pelajaran penting bagi kreator digital lintas negara tentang pentingnya sensitivitas budaya dan empati terhadap tragedi kemanusiaan, terlebih ketika konten hiburan menyentuh batas antara “seram” dan “tidak hormat.”
Baca Juga: Digelar Dua Hari, Prediksi Setlist Konser NCT DREAM THE DREAM SHOW 4 di Jakarta
Siapa dan Bagaimana Kisah Junko Furuta?
Junko Furuta adalah korban dari pembunuhan gadis SMA yang terkurang beton. Ia duduk di kelas tiga di SMA Yashio Minami di Prefektur Saitama ketika tragedi ini terjadi.
Furuta dikenal pelajar yang baik dan tidak pernah melakukan perundungan di sekolah ketika kasus ini merebak di sekolah di Jepang. Ia juga dikisahkan sebagai salah satu siswa terbaik di SMA Yashio Minami.
Saat kelulusan SMA, ia mengumpulkan uang untuk perjalanan kelulusan bersama teman-temannya dengan bekerja paruh waktu di pabrik cetakan plastik di Kota Yashio. Pekerjaan ini dijalaninya dua kali dalam sepekan mulai Oktober 1988.
Pada 25 November 1988, saat pulang dari bekerja dengan bersepeda, pada pukul 8.30 malam, Furuta terlihat oleh dua remaja, Miyano Hirofumi, 18 tahun, dan Minato Shinji, 16 tahun, yang datang ke Kota Yashio dari Daerah Adachi, Tokyo, untuk jalan-jalan. Keduanya menculik Furuta dan membawanya ke sebuah gudang kosong.
Minato memberitahu Ogura Yuzuru, 17 tahun, dan Yasushi Watanabe untuk bergabung. Keempat remaja pria itu memperkosa, menyiksa, dan mengurung Furuta selama 40 hari. Pada 4 Januari 1989, Furuta tewas.
Setelah tewas, jenazah Furuta dimasukkan dalam drum dan dibungkus dalam beton. Keempat remaja biadab itu meninggalkannya. Tindakan brutal keempat remaja itu disebut sebagai kejahatan remaja terburuk di Jepang setelah era perang.
Sumber: Tempo.co





