SUKABUMIUPDATE.com - Saat musim hujan tiba dan banjir mulai menggenangi wilayah permukiman, berbagai masalah kesehatan ikut muncul. Salah satu penyakit yang sering meningkat kasusnya pada periode ini adalah leptospirosis. Penyakit ini perlu diwaspadai karena penularannya sangat mudah terjadi, terutama ketika masyarakat terpaksa berkegiatan atau melewati air banjir yang telah terkontaminasi.
Leptospirosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang dapat menyerang manusia maupun hewan. Ketika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat berkembang menjadi kondisi serius dan mengancam jiwa, termasuk gagal ginjal, gangguan hati, masalah paru, hingga meningitis. Inilah alasan pentingnya memahami cara penularan, gejala, serta langkah pencegahannya.
Bagaimana Cara Leptospirosis Menular?
Pada saat banjir, air dari berbagai tempat bercampur menjadi satu, termasuk air yang mengandung urine hewan yang sudah terinfeksi. Tikus merupakan hewan yang paling sering menjadi sumber penularan, tetapi anjing, sapi, hingga babi juga dapat membawa bakteri penyebab penyakit ini.
Baca Juga: Hari AIDS sedunia : 4 Fakta Penting Tentang HIV yang Wajib Kamu Ketahui
Seseorang dapat tertular saat kulit, terutama yang memiliki luka kecil yang kontak dengan air atau tanah yang tercemar. Menerobos banjir tanpa perlindungan, mengangkat barang dari tempat lembab, atau bahkan terpercik air banjir dapat menjadi jalan masuk bakteri. Selain itu, konsumsi air minum yang tidak direbus atau makanan yang terkontaminasi juga meningkatkan risiko infeksi.
Gejala Leptospirosis yang Perlu Diwaspadai
Tanda-tanda leptospirosis biasanya mulai terasa dalam rentang 5–14 hari setelah seseorang terpapar, meski pada beberapa kasus dapat lebih cepat atau lebih lambat. Gejalanya cukup beragam, mulai dari yang mirip flu ringan hingga gejala berat. Beberapa di antaranya adalah:
- Demam mendadak
- Sakit kepala hebat
- Nyeri otot, terutama di betis dan punggung
- Mata tampak kemerahan
- Mual, muntah, dan diare
- Sakit perut
- Kulit dan mata menguning (tanda gangguan hati)
- Muncul ruam atau batuk
Gejala awal yang tampak ringan sering membuat penderita tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi. Padahal, bila tidak segera mendapat pengobatan, kondisi dapat berkembang menjadi lebih parah.
Cara Mencegah Penularan Leptospirosis
Baca Juga: Jarang Diketahui! Ini Manfaat Kecipir untuk Tubuh dan Imunitas
Meski penularannya mudah, leptospirosis sebenarnya dapat dicegah dengan langkah sederhana namun konsisten, terutama saat kondisi rawan banjir. Beberapa cara pencegahannya antara lain:
- Rebus air minum hingga mendidih agar bakteri mati sepenuhnya.
- Lindungi luka dengan perban kedap air sebelum keluar rumah atau berkontak dengan lingkungan basah.
- Hindari mandi atau bermain di air banjir, termasuk berenang di sungai atau danau yang kebersihannya diragukan.
- Gunakan sepatu bot atau pakaian pelindung saat harus melewati area banjir atau lingkungan yang berpotensi tercemar.
- Simpan makanan dan air dalam wadah tertutup, jauh dari akses tikus.
- Buang makanan yang tampak basah atau terpapar air banjir, meski terlihat masih layak konsumsi.
Kebersihan lingkungan juga menjadi faktor penting. Mengurangi populasi tikus di sekitar rumah dapat menekan risiko kontaminasi.
Sumber: alodokter





