SUKABUMIUPDATE.com - Setiap tanggal 1 Desember, dunia memperingati Hari AIDS Sedunia sebagai momen untuk meningkatkan kesadaran, memperkuat solidaritas, dan memberikan dukungan kepada jutaan orang yang hidup dengan HIV.
Peringatan ini juga menjadi kesempatan untuk meninjau kembali perjalanan panjang penanggulangan HIV/AIDS, sekaligus mengingat mereka yang telah meninggal akibat penyakit ini. Agar makna peringatan lebih terasa, memahami HIV dan AIDS secara lebih mendalam menjadi langkah penting yang dapat dilakukan oleh setiap orang.
HIV, atau human immunodeficiency virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Jika tidak mendapat pengobatan yang tepat, kondisi ini dapat berkembang menjadi AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), tahap paling berat yang membuat tubuh rentan terhadap beragam penyakit serius. Untuk memahami lebih jauh mengenai HIV dan AIDS, berikut rangkuman fakta penting yang perlu diketahui.
Baca Juga: Setelah Starlink Gratis Berakhir, Bagaimanakah Koneksi Internet Pasca-Bantuan Bencana?
Fakta Penting HIV/AIDS
1. Lebih dari 38 Juta Orang Hidup dengan HIV
Berdasarkan laporan UNAIDS, sekitar 38,4 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV pada tahun 2021. Angka ini mencakup berbagai kelompok usia dan latar belakang. Sementara di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 519 ribu kasus HIV hingga pertengahan tahun 2022. Data tersebut menunjukkan bahwa HIV masih menjadi isu kesehatan yang membutuhkan perhatian serius serta edukasi yang berkelanjutan.
2. Perjalanan HIV Dimulai sejak Awal Abad ke-20
Meski kasus pertama HIV baru teridentifikasi pada tahun 1959 melalui sampel darah seorang pria di Kinshasa, Afrika, penelitian menunjukkan bahwa virus ini sudah muncul jauh sebelumnya. HIV berasal dari mutasi virus SIV (simian immunodeficiency virus) yang terdapat pada kera dan simpanse. Penularan pertama dari hewan ke manusia diperkirakan terjadi sekitar tahun 1920. Seiring waktu, virus tersebut berkembang, menyebar, dan akhirnya menyebabkan epidemi global yang kita kenal hingga kini.
Di Indonesia, kasus HIV pertama ditemukan pada tahun 1987 di Bali. Pada masa awal, kasus yang dilaporkan masih sangat sedikit, namun jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun seiring berkembangnya metode deteksi dan meningkatnya kesadaran masyarakat.
3. Kasus Baru Masih Muncul Setiap Tahun
Meskipun berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan, angka penambahan kasus HIV masih terjadi. Pada tahun 2021 saja, tercatat sekitar 1,5 juta kasus baru di seluruh dunia. Beberapa wilayah bahkan mengalami peningkatan signifikan, seperti Eropa Timur, Asia Tengah, dan Amerika Latin. Di Indonesia, laporan menunjukkan bahwa sejak 2005 hingga Maret 2021, jumlah kasus HIV terus bertambah setiap tahun. Total kumulatif kasus yang tercatat hingga awal 2021 mencapai lebih dari 427 ribu kasus.
Data tersebut menegaskan bahwa HIV masih menjadi tantangan yang memerlukan penanganan serius, terutama melalui edukasi, deteksi dini, dan pencegahan melalui perilaku sehat.
4. Angka Kematian Tinggi, Tetapi Harapan Hidup Meningkat
Sejak pertama kali ditemukan, HIV telah merenggut lebih dari 40 juta nyawa secara global. Pada tahun 2021 saja, sekitar 650 ribu orang meninggal akibat penyakit terkait HIV. Angka ini memang masih tinggi, namun perkembangan dunia medis membawa harapan baru bagi pengidap HIV.
Baca Juga: Hutan Kita Menjerit! Dampak Nyata Kehilangan 10 Juta Hektar Hutan Indonesia
Dengan terapi antiretroviral (ARV) yang dikonsumsi secara rutin, mayoritas orang dengan HIV kini dapat hidup sehat dan produktif. Bahkan, mereka dapat memiliki harapan hidup yang hampir sama dengan orang tanpa HIV. Kuncinya adalah deteksi dini, pengobatan yang tepat, serta dukungan dari lingkungan sekitar.
Hari AIDS Sedunia bukan hanya peringatan tahunan, tetapi momen refleksi untuk memahami betapa pentingnya edukasi dan kepedulian terhadap HIV/AIDS. Dengan mengetahui fakta-fakta penting seputar HIV, setiap orang dapat ikut berkontribusi dalam mengurangi stigma, mendukung pencegahan, dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi pengidap HIV.
Sumber: halodoc





