Harga Telur Ayam di PSM Cicurug Naik, Pedagang Sebut Dampak Program MBG

Sukabumiupdate.com
Kamis 16 Okt 2025, 19:10 WIB
Harga Telur Ayam di PSM Cicurug Naik, Pedagang Sebut Dampak Program MBG

Abdul, pedagang telur ayam di Pasar Semi Modern Cicurug, Kamis (16/10/2025). (Sumber : SU/Ibnu Sanubari).

SUKABUMIUPDATE.com - Harga telur ayam di Pasar Semi Modern (PSM) Cicurug, Kabupaten Sukabumi, mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir. Kenaikan ini dirasakan langsung oleh para pedagang yang mengeluhkan turunnya minat beli masyarakat.

Salah satu pedagang telur di PSM Cicurug, Abdul, mengatakan harga telur saat ini mencapai Rp31 ribu per kilogram. Padahal, biasanya harga normal berada di kisaran Rp28 ribu hingga Rp29 ribu per kilogram.

Dengan demikian, terjadi kenaikan lonjakan harga sekitar 6,9 persen hingga 10,7 persen dibandingkan harga normal. “Udah semingguan ini naik. Biasanya kalau normalnya 28-29 ribu per kilo,” ujar Abdul saat ditemui di kiosnya kepada Sukabumiupdate.com, Kamis (16/10/2025).

Baca Juga: Daya Beli Melemah Buntut MBG?, Harga Daging Ayam Naik 14 Persen di Cicurug Sukabumi

Menurut Abdul, penyebab kenaikan harga ini diduga karena adanya kebutuhan besar dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG). “Iya katanya ada dari MBG,” ucapnya.

Abdul mengatakan, dapur MBG tidak membeli telur dari pedagang di pasar melainkan langsung ke peternak. “Enggak, langsung ke kandang,” katanya.

Disisi lain pasokan telur ke pasar juga mengalami pengurangan ujar Abdul. Bersamaan dengan harganya yang tinggi, jumlah produksi dari kandang juga terbatas. “Pasokan kurang, kan kalau mahal begini gak ada sih, dari kandangnya sedikit,” ungkapnya.

Baca Juga: Bertahun-tahun Sawah Kering, Warga Padabeunghar Sukabumi Bangkitkan Irigasi Jentreng

Tak dipungkiri kondisi tersebut berdampak pada penjualan di kiosnya. Ia mengaku omzetnya menurun karena pembeli mulai mengurangi jumlah belanjaannya. “Sepi sih, biasanya kalau murah ramai, sekarang biasa aja, sepi,” kata Abdul.

Abdul berharap harga telur bisa kembali stabil agar daya beli masyarakat meningkat dan penjualan di pasar kembali normal. “Pengennya sih normal lagi, kan kalau 30-31 pembeli repot juga,” harapnya.

 

Berita Terkait
Berita Terkini