Daya Beli Melemah Buntut MBG?, Harga Daging Ayam Naik 14 Persen di Cicurug Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Kamis 16 Okt 2025, 17:37 WIB
Daya Beli Melemah Buntut MBG?, Harga Daging Ayam Naik 14 Persen di Cicurug Sukabumi

Pedagang ayam potong di Pasar Cicurug Sukabumi. (Sumber: SU/Ibnu Sanubari)

SUKABUMIUPDATE.com - Harga daging ayam di Pasar Semi Modern (PSM) Cicurug, Kabupaten Sukabumi alami kenaikan hingga 14 persen dari semula Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram (naik sekitar 14%). Hal itu disinyalir merupakan dampak adanya penyerapan daging ayam untuk kebutuhan Program Makan bergizi Gratis (MBG).

Asep, salah satu suplier ayam potong di PSM Cicurug, mengatakan bahwa harga ayam mulai mengalami kenaikan sejak dua bulan terakhir. Saat ini harga ayam hidup di peternakan berkisar Rp24 ribu hingga bRp35 ribu per kilogram sebelum melalui proses pemotongan dan proses lainnya. Sementara setelah melalui proses pemotongan dan distribusi, harga bisa mencapai Rp25 ribu sebelum masuk ke pasar.

“Kalau kita di pemotongan itu ada susutnya, kapasitasnya berkurang. Kita sebagai penyalur ambil karkas (Ayam utuh yang sudah dibersihkan), buat pedagang kecil sekitar 25 sampai 30 kilogram,” ujar Asep.

Baca Juga: Wali Kota Sukabumi Sebut 3 Investor Sudah Lirik Wisata Pemandian Air Panas Cikundul

Menurutnya, pedagang kecil di pasar lebih memilih membeli ayam karkas karena lebih praktis dibanding harus memotong sendiri di malam hari. Namun, kondisi harga tinggi membuat operasional semakin membebani.

Di sisi lain, Asep menjelaskan kenikan harga daging ayam membuat daya beli masyarakat menurun yang berpengaruh kepada penurunan omzet. Saat ini, dia mengaku mengalami penurunan omzet 10 hingga 15 persen.

“Sementara daya beli masyarakat menurun (pembelian rumah tangga atau pedagang eceran berkurang 10-20%), dan margin suplier tergerus karena biaya transportasi dan ekspedisi tetap, jadi secara wajar omzet suplier bisa turun sekitar 10-15%, meskipun harga jual naik,” ungkapnya.

Pihaknya menganggap, kenaikan harga daging ayam di pasar merupakan dampak dari penyerapan daging untuk kebutuhan MBG yang memerlukan kuantitas daging cukup banyak. “Kalau menurut saya, MBG itu kan memakai semua produksi untuk makanan sehari-hari, mulai dari beras, minyak, telur, termasuk ayam. Jadi pemakaiannya banyak, produksinya terbatas, itu yang bikin harga naik,” kata dia.

Baca Juga: 14 Acara MTV yang Menjadi Saksi Bisu & Batu Nisan Kematian Musik Television

Meski begitu, Asep memastikan pasokan ayam ke pasar masih aman. Hanya saja, daya beli masyarakat yang melemah membuat pedagang kesulitan mengambil keuntungan. “Pasokan ada aja, cuma harga tinggi. Saya sendiri di pasar susah untuk ambil untung,” jelasnya.

Ia berharap harga ayam bisa kembali normal agar usaha pedagang di pasar tetap berjalan dan masyarakat tidak terbebani. “Saya mewakili pedagang berharap harga bisa turun dan semua pihak dimudahkan,” pungkasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini