SUKABUMIUPDATE.com - Keberadaan angkutan umum jenis minibus atau sering disebut Elf jurusan Surade–Sukabumi kian redup. Bisnis transportasi ini kalah bersaing dengan layanan travel mobil pribadi yang makin marak, termasuk di wilayah Pajampangan Kabupaten Sukabumi.
Menurut para sopirnya, angkutan umum Elf yang pernah menjadi andalan warga kini mengalami “mati suri”. Doher (60 tahun), mengungkapkan kondisi saat ini jauh berbeda dibandingkan beberapa tahun lalu. Ia menyebutkan, dahulu armada Elf yang beroperasi bisa mencapai sekitar 50 unit dan beroperasi 24 jam penuh.
“Sekarang mah ibaratnya hidup segan mati tak mau. Kadang berangkat dari Surade ke Sukabumi cuma bawa tiga sampai empat penumpang,” kata Doher, Senin (8/12/2025).
Baca Juga: Bertahan dengan Air Mentah, Kisah Pekerja Sukabumi Selamat dari Bencana Aceh
Tak jarang, lanjut Doher, dirinya harus menginap hingga dua hari di Terminal Kota Sukabumi karena tidak mendapatkan penumpang untuk perjalanan kembali ke wilayah Pajampangan. Padahal, ongkos sekali perjalanan saat ini mencapai Rp60 ribu per penumpang.
“Kadang dari Sukabumi mau pulang ke Pajampangan juga sepi. Nunggu penumpang bisa sampai dua hari,” ujarnya.
Kondisi tersebut dibenarkan oleh Kepala UPTD Dinas Perhubungan (Dishub) Surade, Isep Sopian. Ia menyebutkan, secara administratif jumlah armada Elf jurusan Surade–Sukabumi masih tercatat sebanyak 50 unit. Namun, yang benar-benar aktif beroperasi saat ini diperkirakan hanya sekitar 10 unit.
Baca Juga: Pasca Bencana Sumatera, PLN: Kelistrikan Sumut Pulih 100 Persen! Kembali Menyala
“Dari 10 unit itu pun tidak semuanya sampai ke Kota Sukabumi. Ada yang menginap di Sukabumi karena tidak dapat penumpang, ada juga yang kembali sebelum sampai tujuan,” jelas Isep.
Isep menerangkan, pola ngetem Elf saat ini dimulai dari Terminal Surade, kemudian berpindah ke pertokoan Surade, dilanjutkan ke pertokoan Cinagen, Kecamatan Jampangkulon, dan terakhir di Alun-alun Jampangkulon.
“Kalau sampai di Alun-alun Jampangkulon tidak juga mendapatkan penumpang, biasanya sopir memilih kembali pulang ke Surade, atau istilahnya gugur di tengah jalan,” tambahnya.
Baca Juga: Nasib Dua Perempuan Sukabumi Dalam Cengkraman Prostitusi Anak di Banyudono
Menurunnya jumlah penumpang ini diduga kuat akibat maraknya layanan travel yang praktis dan cepat. Kondisi tersebut membuat para sopir Elf harus bertahan di tengah persaingan yang semakin berat, demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.




