110 Tahun Kota Sukabumi: Herinneringen Aan Soeka Boemi

Kamis 28 Maret 2024, 09:28 WIB
Kota Sukabumi: Foto: Instagram/@kotasukabumi_

Kota Sukabumi: Foto: Instagram/@kotasukabumi_

Penulis: Kang Warsa dan Tomy Ardhian

Tulisan ini merupakan simpulan dari buku “Herinneringen Aan Soeka Boemi” karya J.M. Knaud terbitan tahun 1976 oleh Indisch Tojdschrift Tong Tong, Den Haag. Karya ini menampilkan kenangan seorang Belanda saat tinggal di Sukabumi di jaman normal dahulu (1900-1942).

Saat itu dapat dikatakan sebagai suatu zaman yang sering disebut-sebut oleh para orang tua sebagai jaman normal. Ketika perkembangan kota tampak pesat, segala kebutuhan dapat dicukupi relatif lebih mudah, sebelum kedatangan Jepang yang memporakporandakan segalanya.

Kami menyajikan simpulan Sukabumi dalam Kenangan saat Kota Sukabumi memasuki hari jadi ke 110 tahun. Sebagai bentuk kesadaran dan kecintaan kami kepada kota ini. Terlebih, jangan sampai kenangan dan kisah tentangnya tergerus oleh waktu.

Mengenang Sukabumi tempo dulu memiliki tujuan penting salah satunya untuk menumbuhkan rasa cinta dan kesadaran terhadap kota ini. Kita diingatkan bahwa Sukabumi memiliki sejarah panjang dan kaya dengan kisah, yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Di tengah modernisasi dan globalisasi, jangan sampai cerita dan kenangan tentang Sukabumi tergerus oleh waktu. Mari kita jaga warisan budaya dan sejarah kota ini, agar generasi penerus dapat merasakan atmosfer Sukabumi tempo dulu, masa kejayaan Kota Mochi yang penuh pesona.

Legenda

Konon zaman dahulu di daerah Priangan (Parahiyangan) hidup Raja Surya Kencana, Matahari Emas nama yang sesuai untuk raja yang bijaksana ini, penguasa dari Kerajaan Cianjur. Ia pandai dan adil serta menyukai keindahan alam dan keharuman bunga-bunga. Tidak jauh dari puncak Gunung Gede dimana ia seringkali berdiam untuk bersemedi, ia menyuruh untuk membuat lapangan edelweisz.

Raja Surya Kencana menyukai kesunyian tempat yang tinggi ini dan seringkali berdiam di sekitar lapangan edelweiss yang luas ini, diliputi kesejukan udara pegunungan. Di tempat ia memerintahkan pula untuk membangun keraton yang sederhana di pinggiran taman bunga.

Di sini ia secara diam-diam melaksanakan pekerjaan kenegaraan dan di sini pula ia dapat memecahkan persoalan dan kesulitan rakyatnya. Hasil pemikirannya segar dan indah seperti keadaan daerah disekelilingnya.

Di keraton ini pula ia menikmati kehidupan malamnya serta wafat dengan tenang, ditangisi rakyatnya yang ia cintai. Raja Surya Kencana yang semasa hidupnya seperti Matahari Emas memancarkan sinar ke wilayah kekuasaannya, dikebumikan didekat lapang edelweisz.

Seorang dayang yang tertua menjaga makamnya yang suci. Jika ada orang dating terlalu dekat ke kuburan yang suci itu, maka dayang yang tua itu akan mengeluarkan kata-kata dengan nada kera menggelegar. Rentetan nada-nada keras itu bergemuruh turun dari gunung dan mencapai Gunung Parang Desa Sukabumi sehingga sejak saat itu seringkali terdengar suara marah-marah.

Kemunculan Nama Soeka Boemi

Bagian kedua dari terjemahan buku “Herinneringen Aan Soeka Boemi” ini sangat asyik. Kita akan mengetahui bawah nama awal kota ini adalah “Tjicolle”, kemudian diganti menjadi Soeka Boemi oleh seorang keturunan Belanda berdasarkan permohonan kepala-kepala pribumi.

Pada akhir tahun 1813, waktu penjajahan Inggris periode pemerintahan Raffles, datanglah seseorang bernama Andries de Wilde yang menjabat sebagai Administratur Perkebunan Gunung Parang. Perkebunan ini letaknya lereng bagian selatan Gunung Gede di Tanah Parahyangan, Pada waktu itu kopi masih merupakan penghasilan utama di daerah ini sebelum teh muncul dan mendesak tanaman kopi.

Andries de Wilde, seperti tuan-tuan tanah lainnya yang beruntung ketika itu di Pulau Jawa, menjalankan pemerintahannya sendiri, bahkan ia mempunyai perumahan yang dihuni oleh wanita-wanita cantik yang berasal dari daerah setempat, dan orang-orang yang iri menyebut tempat itu sebagai Harem.

Baca Juga: Batik “Reugeug”: Sebuah Eksplorasi Makna dan Identitas Kota Sukabumi

Pada waktu itu kekuasaan dan kekayaan seseorang tuan tanah dapat diukur selain dengan emas, tanah juga dengan banyaknya wanita-wanita yang dipelihara. Jadi dapatlah dimengerti bahwa ia berbuat demikian hanya untuk mengungguli tuan-tuan tanah lainnya. Rakyatnya dan wanita-wanita peliharaan (piaraan) hidup makmur dan setia, selain itu ia memperhatikan kesehatan mereka.

Sebelum tahun 1815, Andries de Wilde menulis diatas suratnya nama tempat “Tjicolle” (Cikole). Ini dapat diartikan bahwa daerah kekuasaannya (tanah miliknya) diberi nama Cikole. Tetapi seorang keturunan Andries de Wilde, Nyonya C.H.E. Wisboom Verstegen Kautze . (Vora Westland) menulis dalam bukunya, bahwa Andries de Wilde untuk tanah miliknya diberi nama Soeka Boemi.

Pada tanggal 13 Januari 1815 Andries de Wilde menulis surat kepada sahabatnya Engelhart, bahwa ia atas permohonan kepala-kepala Pribumi mengganti nama Tjicolle dengan Soeka Boemi (ditulis dengan dua suku kata).

Dengan demikian Andries de Wilde dianggap sebagai pendiri Sukabumi, walaupun penggantian nama tempat itu atas permohonan kepala-kepala orang Sunda. Disini timbul pertanyaan, apakah yang dimaksud dalam permohonan kepala-kepala itu merubah nama desa yang sudah ada sebelum kedatangan Andries de Wilde.

Menurut Dr. F. de Haan (dalam “Priangan” bagian pertama. Personalia II halaman 291) orang-orang Sunda sampai permulaan abad keduapuluh masih saja menyebut Sukabumi dengan nama Tjicolle. Dapat diketahui pula bahwa kira-kira tahun 1800 nama Goenoeng Parang sering dipakai. Goenoeng Parang adalah nama gunung kecil di sebelah selatan lereng Gunung Gede, dimana terletak Sukabumi. Dalam legenda Raja Surya Kencana disebut-sebut juga nama Sukabumi di samping nama Goenoeng Parang.

Setelah Tahun 1900

Kira-kira seratus tahun setelah Andries de Wilde untuk pertama kalinya memakai nama Soeka Boemi kita kembali lagi ke kota yang terletak di pegunungan, tetapi kita mendapatkan kota itu dalam keadaan yang menakjubkan.

Dari perumahan yang indah, dikelilingi beberapa kampung, maka tanah milik itu berubah menjadi kota dengan alun-alun yang luas, sebuah masjid dan jalan-jalan dengan pepohonan yang rindang di kedua sisinya, dan rumah-rumah yang megah, penduduknya bertambah banyak. Tetapi dari rumah Andries de Wilde sudah tidak ada bekasnya lagi.

Sukabumi sudah sejak beberapa tahun mempunyai hubungan jalan kereta api dengan dunia luar dan mempunyai beberapa hotel yang terkenal dan tempat peristirahatan, kehidupan di Sukabumi masih saja baik.

Baru pada 1 April 1914 Sukabumi ditingkatkan menjadi gemeente (Kotapraja) dengan Dewan Kota yang tidak diketuai oleh Burgemeester (Wali Kota), karena ketika itu belum ada yang berkedudukan di kota ini, keadaan yang tidak ideal.

Ketika keadaan yang demikian menimbulkan persoalan-persoalan yang tidak diharapkan oleh Asisten Residen, maka tibalah perubahan dengan ditempatkannya di Sukabumi seorang pejabat yang diperbantukan.

Sementara itu keadaan keuangan Kotapraja yang masih muda, pada tahun 1914 boleh dikata menyedihkan. Menurut Mr. G.F. Rambonnet dalam buku “25 tahun Desentralisasi di Hindia Belanda 1905-1930”, anggaran yang ditetapkan untuk pertama kali oleh Pemerintah yaitu tahun 1914 meliputi jumlah ƒ 17.700,00. Pengeluaran Negara berjumlah ƒ 6.830,00, untuk Pegawai Bagian Sekretariat ƒ 1.665,00 dan untuk pegawai bagian Teknis boleh dikatakan tidak ada anggarannya.

Keadaan yang demikian tidak dapat dipertahankan dan Sukabumi dapat dikatakan tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa juga terjadi karena seringnya berganti Asisten Residen, yang karena tempat kedudukannya di Sukabumi disamping pekerjaannya sehari-hari ia harus juga menjabat Burgemeester.

Pada bulan mei 1926 diangkat Burgemeester (Walikota) pertama yaitu Mr. G.F. Rambonnet, yang semula diangkat sebagai pejabat yang diperbantukan pada Residen Priangan Barat. Mr. G.F. Rambonnet juga harus merangkap jabatan Sekretaris Kotapraja, karena waktu itu Pemerintah Pusat berpendapat kurang pekerjaan bagi Walikota.

Begitulah mentalitas pedagang rempah-rempah, apakah ini merupakan keanehan bahwa secara teknis keadaan Sukabumi sangat menyedihkan dengan pegawai Kotapraja yang dikatakan tidak menerima gaji? Akibatnya dari politik kruidenies itu ialah banyak pegawai yang kurang menduduki jabatannya yang sebenarnya ia kurang mampu menjalankannya. Sukabumi berada di ambang kehancuran.

Perombakan dan Pembersihan

Jabatan Burgermeester dari kota yang keadannya semacam itu tidak menyenangkan dan bagi Rambonnet akan menghadapi tugas-tugas berat. Menyingkirkan puing-puing bangunan biasanya merupaka pekerjaan yang tidak menyenangkan, untuk pembangunan Rambonnet memerlukan orang yang bukan saja terampil dalam teknik tetapi juga mempunyai kemampuan berorganisasi dan tabah menghadapi kritik yang datang dari penduduk dan wakil-wakilnya yang duduk di Dewan Kota.

Rambonnet menemukan orang yang semacam itu dalam diri Eugene Knaud, seorang arsitek dari Surabaya dengan pengalaman kerja duapuluh tahun. Dalam daftar konditenya di antaranya tercantum pembangunan Pelabuhan Surabaya, bangunan-bangunan Aniem dan proyek terowongan Merawa berikut jembatan, akuaduk dan jalan kereta api. Pengiriman telegram dan surat dilakukan oleh Rambonnet pada bulan Mei 1920 disusul dengan masuk kerja di Kotapraja Sukabumi.

Arsitek Knaud dihadapkan kepada keadaan yang semrawut, jika orang lain tentu akan segera mengajukan permohonan berhenti atau mundur teratur, tetapi Knaud menghadapinya dengan tabah dan penuh kepercayaan pada diri sendiri. Knaud melakukan perombakan dan pembersihan, yang hasilnya segera dapat diketahui bahwa kekurangan-kekurangan yang menyolok di sektor teknik, organisasi, dan administrasi.

Ia terpaksa mengambil tindakan tegas yang oleh komentar orang dianggap tidak popular, salah satu contoh:

Pada sebuah proyek pembangunan yang diselenggaragakan oleh Gemeente dimana Knaud sebagai pelaksananya terdapat banyak hal penyimpagan dan kesalahan, baik dalam konstruksi maupun dalam perhitungan. Ia menghentikan pekerjaannya dan melapor pada atasannya. Tetapi keberatan-keberatannya ditolak mentah-mentah oleh atasannya, mau apa sih orang baru itu?

Penolakannya utnuk melanjutkan bangunan yang tidak memenuhi persyaraan itu menimbulkan kegemparan. Ia mempertahankan pendapatnya dengan teguh, Rambonnet berdiri di belakangnya. Sebuah komisi melakukan penelitian atas bangunan yang dihebohkan itu, hasil pemeriksaan itu menunjukkan bahwa bangunan itu tidak memenuhi persyaratan, orang yang bertanggungjawab medapat teguran.

Jalan-jalan tidak diurus sebagaimana mestinya, dana yang tersedia tidak dipergunakan sedangkan subsidi untuk perbaikan berat dialihkan ke pos “Pengeluaran yang tidak terduga”. Pos yang seharusnya untuk “Pemerintahan Umum” dimasukkan begitu saja ke pos “Dinas Air Minum” di mana seorang pegawai melaksanakan semua pekerjaan. Celakanya dengan uang dari dinas yang satu dipergunakan untuk menutupi lubang di dinas yang lainnya. Semua ini merupakan kekacauan.

Hanya dengan tindakan yang tegas tanpa pilih bulu kesemuanya ini baru dapat diatasi. Knaud dapat melaksanakan tugas ini dengan baik. Tahun 1928 Burgermeester Sukabumi Mr. G.F. Rambonnet dengan resmi memberi keterangan : “Baru dibawah pimpinan Saudara Knaud sebagai Direktur Pekerjaan Umum, kota dapat diselenggarakan organisasi yang baik di Dinas Teknik Kotapraja.” Dan beberapa tahun kemudian Loco Burgermeester K. Dijkema menamabhkan : “Saudara Knaud dalam segala hal ternyata merupakan the right man in the right place, Sukabumi berterima kasih kepadanya.”

Pada tanggal 29 Nopember 1926 Knaud diangkat oleh Dewan Kota sebagai direktur pekerja umum kota dan dilantik oleh Wali Kota Rambonnet pada tanggal 4 Desember 1926.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Life28 April 2024, 23:24 WIB

7 Trik Jitu Move On dari Mantan Pacar, Ini yang Bisa Kamu Lakukan!

Putus cinta adalah salah satu momen paling sulit dalam kehidupan, terutama ketika harus melepaskan mantan pacar yang pernah kita cintai dengan sepenuh hati.
Ilustrasi putus cinta. | Sumber Foto: pixabay/oppy77
Life28 April 2024, 23:17 WIB

6 Cara Memiliki Mental Kuat agar Tahan Banting dan Tidak Direndahkan Orang Lain

Memiliki mental kuat sangat dibutuhkan dalam hidup supaya tahan banting dan tidak mudah direndahkan oleh orang lain.
Ilustrasi. Cara memiliki mental kuat. | Sumber foto : Pexels/Andrea Piacquadio
DPRD Kab. Sukabumi28 April 2024, 23:12 WIB

Soroti Isu Pungli di PT GSI Sukabumi, DPRD Kritik Program Disnakertrans Tak Efektif

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Hera Iskandar angkat bicara terkait isu pungli di GSI Cikembar.
Warga sempat blokade jalan cikembar, sebagai bentuk protes praktik pungli tenaga kerja di PT GSI (Sumber : SU/Ibnu)
Life28 April 2024, 22:12 WIB

Ini 5 Sikap Sabar yang Membuat Anda Hidup Damai Setiap Hari

Sikap sabar akan membantu setiap orang lebih merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hidupnya.
Ilustrasi. Sikap sabar yang membuat damai. | Sumber Foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Sukabumi28 April 2024, 22:07 WIB

Dihuni Nenek dan Cucu, Rutilahu di Surade Sukabumi Nyaris Roboh Akibat Gempa Garut

Rutilahu yang dihuni nenek dan cucu di Surade Sukabumi nyaris roboh akibat gempa Garut M6,2.
Kondisi rutilahu yang nyaris roboh akibat diguncang gempa laut Garut. (Sumber : Istimewa)
Life28 April 2024, 21:30 WIB

Sembunyi Saat Bertemu Orang Baru, Kenali 7 Perilaku Umum Anak Usia 2 Tahun

Anak usia dua tahun menunjukkan emosinya dengan cara yang cukup aneh. Pelajari cara memecahkan kode tujuh perilaku umum balita.
Ilustrasi. Perilaku umum anak 2 tahun. Sumber : Freepik/@freepik
Bola28 April 2024, 21:22 WIB

Kapolres Sukabumi Ajak Nobar Semifinal Piala Asia U-23 Indonesia Vs Uzbekistan, Ini Lokasinya

Dukung Timnas masuk Final, Polres Sukabumi gelar nobar semifinal Piala Asia U-23 Indonesia vs Uzbekistan.
Timnas Indonesia U-23 lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024 usai kalahkan Korea Selatan. (Sumber : Dok. AFC)
Life28 April 2024, 21:00 WIB

10 Kebiasaan Positif yang Membuat Anda Dihargai Orang Lain

Ayo Lakukan Sederet Kebiasaan Positif Berikut yang Bisa Membuat Hidupmu Dihargai oleh Orang Lain.
Ilustrasi. Kebiasaan Positif yang Membuat Seseorang Dihargai oleh Orang Lain. (Sumber : Pexels/HuyPhan)
Life28 April 2024, 20:30 WIB

Tanggapi Segera, Begini 10 Cara Untuk Menghentikan Balita yang Suka Menggigit

Balita seringkali menggigit jika mereka merasa marah, tidak nyaman, hingga mengekspresikan perasaannya. Namun jangan dibiarkan dan hentikan dengan cara ini.
Ilustrasi. Tips menghentikan balita yang suka menggigit. Sumber : Freepik/@kreasi orang
Life28 April 2024, 20:04 WIB

7 Rutinitas Sederhana yang Bisa Menenangkan Hati Serta Pikiran Lebih Rileks dan Damai

Beberapa rutinitas rupanya bisa digunakan sebagai media menenangkan hati dan pikiran dari potensi kegelisahan, stres dan lain sejenisnya.
Ilustrasi. Rutinitas yang menenangkan pikiran. | Sumber foto : Pexels/Sound On