3 Tahun Tragedi Kanjuruhan: Duka, Tuntutan Keadilan dan Kenangan Abadi

Sukabumiupdate.com
Rabu 01 Okt 2025, 17:34 WIB
3 Tahun Tragedi Kanjuruhan: Duka, Tuntutan Keadilan dan Kenangan Abadi

Keluarga korban tragedi kanjuruhan mendatangi Stadion Kanjuruhan untuk melakukan doa bersama (Sumber: X/AremafcOfficial)

SUKABUMIUPDATE.com - Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 menjadi salah satu tragedi kelam di dunia sepak bola Indonesia, total 135 nyawa melayang dan 583 orang mengalami luka serius setelah terjadi kericuhan pasca pertandingan sepakbola derby Jawa Timur yang mempertemukan antara tuan rumah Arema FC vs Persebaya Surabaya. 

Di laga tersebut Arema harus mengakui tim tamu dengan skor 2-3. Sekitar 3.000 Aremania yang merasa kecewa atas kekalahan timnya turun ke lapangan untuk meluapkan ketidakpuasan mereka. Pihak keamanan yang tergabung antara polisi dan TNI berusaha melerai agar para pendukung tak menyerang para pemain dan ofisial tim. 

Baca Juga: Disdik Kota Sukabumi Apresiasi Murid TK GIBS Cetak Rekor Muri di Karya Raya 2025

Polisi berusaha membubarkan massa menggunakan beberapa gas air mata yang diarahkan ke arah tribun selatan, sontak para pendukung berlarian untuk menghindari gas air mata tersebut. Hal ini berdampak pada kerumunan massa yang hendak keluar stadion untuk menyelamatkan diri, namun pintu keluar yang tak terlalu lebar membuat para suporter mengalami gangguan pernafasan. 

Laga antara Arema vs Persebaya menjadi pertandingan syarat akan gengsi keduanya sejak dulu memiliki rivalitas di Jawa Timur. Sebelum pertandingan diselenggarakan, polisi memberikan saran agar tiket yang dijual hanya beberapa persen saja dari kapasitas utama Stadion Kanjuruhan yang memiliki 42.000 kursi. Selain itu, jadwal kick off pertandingan dilaksanakan lebih awal yaitu pukul 15.30 WIB yang awalnya pukul 20.00 WIB. Tetapi pihak penyelenggara pertandingan tak menggubris saran tersebut dan tetap mencetak 42.000 tiket yang seharusnya 38.000 tiket.

Baca Juga: Rumah Tangga Sabrina Chairunnisa dan Deddy Corbuzier Diisukan Retak, Unfollow IG Suami

Tragedi Kanjuruhan menjadi kejadian kelam di dunia sepak bola di Indonesia, Asia hingga dunia. “Kanjuruhan Berdarah” menempati urutan kedua setelah tragedi Estadio Nacional 1964 di negara Peru yang menyebabkan 328 kehilangan nyawa. 

Sebaran korban meninggal dunia tragedi kanjuruhan, total 93 laki-laki dan 42 perempuan kehilangan nyawa. Rentan usia 0-9 tahun (1 Orang) 10-19 tahun (71 orang) 20-29 (50 orang) 30-39 (9 orang) dan 40-49 tahun (4 orang).

Hari ini tepat 3 tahun tragedi tersebut banyak aktivis yang terus menyuarakan Justice Kanjuruhan sebagai bentuk dukungan pada korban yang tewas. Kejanggalan terjadi setelah dua dari tiga polisi terdakwa tragedi kanjuruhan divonis bebas oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Surabaya, pada Maret 2023 silam. Keluarga korban yang hadir dalam persidangan tersebut nampak kecewa, mereka menilai dengan tewasnya 135 nyawa pelaku harus dihukum seberat-beratnya. 

Baca Juga: Sesi Ngobrol Santai Bedah Ponsel Terbaik Tahun Ini, Kamu Si Paling Apa?

Dikutip dari laman resmi aremafc.com jajaran karyawan, pelatih dan staf dari Arema FC menggelar doa bersama mengenang 3 tahun tragedi kanjuruhan yang menghilangkan 135 nyawa melayang. General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, menyatakan bahwa duka kelam ini akan tetap abadi dan dikenang. 

“Di hadapan keluarga korban dan seluruh elemen masyarakat, izinkan saya, mewakili Arema FC, untuk sekali lagi menyampaikan bahwa duka ini adalah duka abadi kita bersama,” ujarnya. 

Ia menambahkan bahwa untuk mengenang pun sejatinya takkan cukup. Tragedi 3 tahun silam harus menjadi titik balik untuk memprioritaskan masa depan sepakbola Indonesia yang aman dan nyaman bagi seluruh elemen suporter. 

“Kami sadar, tak ada yang bisa menggantikan nyawa. Namun, kami akan selalu untuk memberikan dukungan moril pada keluarga korban, dan mendengarkan aspirasi serta berupaya sekuat tenaga meringankan beban korban,” tutupnya. 

Sumber: dari berbagai sumber.

Berita Terkait
Berita Terkini