Semakin Sering, Gempa di Perairan Selatan Jawa Barat Jadi Sorotan

Sukabumiupdate.com
Sabtu 24 Feb 2018, 16:47 WIB
Semakin Sering, Gempa di Perairan Selatan Jawa Barat Jadi Sorotan

SUKABUMIUPDATE.com - Aktivitas gempa di Samudera Hindia, selatan Jawa Barat dan Banten, menjadi perhatian khusus. "Karena sering terjadi belakangan ini," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono. Gempa dari perairan selatan Jawa termasuk yang aktif di dunia.

Gempa di perairan selatan Jawa Barat-Banten umumnya berskala magnitudo 2 hingga 4. Gempa berkekuatan skala 5 lebih termasuk jarang.

Sebelum Gempa Lebak Selasa lalu sebesar magnitudo 6,1, ada Gempa Tasikmalaya berskala 6,9 pada medio Desember 2017. Kedua gempa, menurut catatan BMKG, akibat subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia ke lempeng Eurasia dan berdampak pada kerusakan bangunan.

Menurut Daryono, warga perlu waspada dan memahami karakter gempa serta langkah mitigasi. "Jadi ketika terjadi gempa tidak gagap atau gugup," katanya.

Jenis gempa lain yang paling ditakuti dari selatan Jawa, yaitu megathrust. "Potensinya bermagnitudo 8,7," kata peneliti gempa dari Institut Teknologi Bandung Rahma Hanifa.

Meskipun dalam kurun waktu 300 tahun terakhir tidak ada riwayatnya, para ahli gempa meyakini gempa megathrust akan terjadi. Pengalaman gempa megathrust Aceh, kata Rahma, terjadi setelah 700 tahun.

Segmen megathrust selatan Jawa terbagi tiga. Selat Sunda-Pangandaran sekitar 200-300 kilometer dengan kedalaman 50 kilometer. Kemudian segmen Pangandaran-Pacitan, dan segmen Pacitan-Bali.

Jenis gempa lain di selatan Jawa, yaitu tipe tsunami earthquake, seperti di Pangandaran 2006, dan gempa di luar palung. Adapun sesar atau patahan di darat bagian selatan yang perlu diwaspadai, kata Rahma, yakni Sesar Cimandiri dan Sesar Garut Selatan.

Sumber: Tempo

Berita Terkini