Dari Panggung Dunia ke Suara Perlawanan Jalanan Band Asal Garut Voice of Baceprot (VoB)

Sukabumiupdate.com
Minggu 23 Nov 2025, 19:35 WIB
Dari Panggung Dunia ke Suara Perlawanan Jalanan Band Asal Garut Voice of Baceprot (VoB)

Voice of  Baceprot telah membuktikan bahwa keaslian, integritas, dan pesan yang kuat jauh lebih penting daripada gimmick. (Foto Credit:@Voice of Baceprot)

SUKABUMIUPDATE.com - Tahun 2025 menjadi babak penting bagi Voice of Baceprot (VoB). Setelah sukses menaklukkan panggung-panggung musik global, tiga gadis muda dari Garut  Marsya (vokal/gitar), Widi (bass), dan Sitti (drum)  kini memusatkan energi mereka untuk mempertajam narasi musik yang selalu mereka usung: suara bagi yang termarjinalkan, alarm bagi krisis, dan perlawanan terhadap represi.

Fokus utama dari karya mereka tahun ini terletak pada EP (mini album) yang rilis pada Mei 2025, bertajuk TRANSISI. Album ini bukan sekadar koleksi lagu; ini adalah sebuah manifesto perubahan.

Dalam single andalannya, "Mighty Island", VoB dengan lugas menyuarakan krisis lingkungan. Narasi lagu ini adalah kisah duka sebuah pulau yang indah (mighty island) yang kini sakit, lelah, dan terluka oleh keserakahan manusia. Liriknya menyerukan kepedihan alam yang dieksploitasi, menjadikan riff metal mereka sebagai ratapan sekaligus panggilan bertindak. Lagu ini menjadi cermin refleksi di tengah ambisi pembangunan yang seringkali mengorbankan ekosistem.

Narasi perlawanan Band asal Garut ini mencapai titik didih dalam single "Put The Gun Down". Lagu ini adalah sebuah seruan tegas untuk menghentikan segala bentuk kekerasan, penindasan, dan penggunaan kekuasaan yang represif.

VoB menempatkan diri sebagai suara generasi muda yang muak menyaksikan ketidakadilan politik dan sosial. Melodi metal yang cepat dan hentakan drum yang berapi-api seolah menjadi detak jantung perlawanan, menantang status quo dan menuntut kebebasan berekspresi. Dalam narasi mereka, senjata yang harus diletakkan bukan hanya senjata fisik, tetapi juga senjata kekuasaan yang mengebiri hak-hak rakyat.

Narasi perlawanan VoB mencapai titik artistik dan politisnya yang paling unik di akhir tahun 2025 melalui partisipasi mereka dalam Pidato Kebudayaan DKJ.Narasi perlawanan VoB mencapai titik artistik dan politisnya yang paling unik di akhir tahun 2025 melalui partisipasi mereka dalam Pidato Kebudayaan DKJ.(Foto Credit:@Voice of Baceprot)

Puncak narasi VoB di akhir tahun 2025 justru terjadi di luar panggung konser metal biasa. Dalam Pidato Kebudayaan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada November 2025, VoB membuktikan bahwa musik metal memiliki tempat yang sah di ranah intelektual dan kebudayaan.

Berhadapan langsung dengan sastrawan Afrizal Malna yang mengkritik visi Jakarta Kota Global, VoB menjadi resonansi. Vokalis Marsya membuka penampilan mereka dengan sebuah monolog penuh kemarahan dan kritik sosial, menyuarakan perjuangan warga miskin kota, tanah adat yang dirampas, dan hutan yang dibabat.

Monolog tersebut memposisikan VoB sebagai suara kemarahan dari masa depan yang berteriak, "Rumah tanah tidak dijual!"

Respons musikal ini  yang diikuti dengan membawakan lagu-lagu kritikal  adalah penegasan Musik VoB bukan hanya headbanging, tetapi adalah alat perjuangan. Mereka menggunakan distorsi gitar, blast beat drum, dan growl vokal untuk memberikan suara yang keras dan tak terhindarkan bagi isu-isu yang senyap di tengah hiruk pikuk kota.

Melodi metal yang cepat dan hentakan drum yang berapi-api seolah menjadi detak jantung perlawanan, menantang status quo dan menuntut kebebasan berekspresi.Melodi metal yang cepat dan hentakan drum yang berapi-api seolah menjadi detak jantung perlawanan, menantang status quo dan menuntut kebebasan berekspresi.(Foto Credit:@Voice of Baceprot)

Melalui TRANSISI dan serangkaian kolaborasi berani ini, Voice of Baceprot telah menegaskan bahwa narasi mereka adalah tentang keberanian untuk berbicara lantang, menggunakan musik metal sebagai bahasa universal untuk memprovokasi kesadaran dan merayakan perlawanan.

Perjalanan Voice of Baceprot tidak hanya sekadar kisah sukses musikal tetapi juga narasi kuat tentang menembus batasan. Berasal dari komunitas pesantren di Garut, Marsya, Widi, dan Sitti berhasil meruntuhkan stereotip yang melekat pada identitas mereka sebagai perempuan berhijab, sekaligus meredefinisi ruang bagi musik metal di Indonesia maupun global.

Mereka membuktikan bahwa keberagaman identitas dan genre dapat hidup berdampingan, bahkan saling menguatkan. Penampilan mereka di panggung ikonik seperti Glastonbury hingga tur perdana mereka di Australia dan Amerika, menegaskan posisi VoB bukan sebagai anomali, tetapi sebagai kekuatan musik universal yang mampu berbicara kepada audiens dari latar belakang manapun. VoB telah membuka pintu bagi generasi musisi muda, terutama perempuan, untuk mengejar passion mereka tanpa perlu berkompromi dengan identitas atau keyakinan.

Puncak narasi VoB di akhir tahun 2025 justru terjadi di luar panggung konser metal biasaPuncak narasi VoB di akhir tahun 2025 justru terjadi di luar panggung konser metal biasa (Foto Credit:@Voice of Baceprot) 

konsistensi VOB  sebagai loudspeaker kritik sosial. Mereka menggunakan metal sebagai corong untuk menyuarakan isu-isu penting mulai dari lingkungan yang terancam dalam "Mighty Island," hingga perlawanan terhadap represi dalam "Put The Gun Down," dan membela kaum marginal dalam kolaborasi bersama DKJ. Musik mereka, yang dipenuhi riff distorsi dan beat cepat, adalah manifesto yang berapi-api terhadap ketidakadilan dan ketidakpedulian.

Marsya dan kawan-kawan berhasil menjembatani kesenjangan antara musik underground yang keras dengan pesan-pesan yang relevan secara sosial dan politik. Dengan demikian, VoB telah mengubah narasi, dari sekadar band yang unik menjadi agen perubahan budaya yang aktif, menggunakan platform internasional mereka untuk menuntut perhatian terhadap permasalahan di kampung halaman.

Saat ini, Voice of Baceprot tidak lagi hanya mewakili Indonesia; mereka adalah ikon global yang terus berevolusi. Dengan peluncuran EP TRANSISI dan serangkaian penampilan yang inovatif, mereka menunjukkan komitmen untuk terus bereksperimen, baik dalam kolaborasi lintas seni maupun dalam memperkaya sonik metal mereka. Masa depan VoB terlihat cerah, ditandai dengan undangan tampil di festival-festival besar dunia dan minat yang terus meningkat dari media internasional.

Voice of  Baceprot telah membuktikan bahwa keaslian, integritas, dan pesan yang kuat jauh lebih penting daripada gimmick. Perjalanan VoB adalah pengingat bahwa suara yang paling lantang sering kali datang dari tempat yang paling tidak terduga, dan warisan mereka akan terus menginspirasi keberanian, perlawanan, dan harapan bagi musik Indonesia di kancah dunia.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini