Oleh: Tus Wahid, Direktur Lembaga Wakaf Doa Bangsa
1. Membangun Kota dengan Spirit Wakaf
Di bawah kepemimpinan H. Ayep Zaki, Kota Sukabumi melangkah menuju paradigma baru pembangunan daerah, yakni menjadikan wakaf sebagai pilar utama kesejahteraan masyarakat. Beliau menegaskan bahwa pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan tidak dapat hanya bertumpu pada APBD, tetapi harus disertai partisipasi sosial berbasis keikhlasan umat, melalui gerakan wakaf uang.
Konsep “Kota Sukabumi Menuju Kota Wakaf” lahir dari pandangan visioner beliau: bahwa wakaf bukan hanya ibadah individu, tetapi sistem ekonomi peradaban yang mampu menumbuhkan dana abadi untuk generasi mendatang.
“Kita ingin Kota Sukabumi menjadi kota yang dibangun atas dasar cinta dan keikhlasan. Wakaf adalah jalan untuk mewujudkannya,” ujar H. Ayep Zaki dalam berbagai kesempatan publik.
2. Integrasi Wakaf dalam Kebijakan Daerah
Sebagai Wali Kota, H. Ayep Zaki berani mengambil langkah strategis dengan memasukkan program Wakaf Dana Abadi Kota Sukabumi ke dalam RPJMD Kota Sukabumi. Langkah ini menjadikan Sukabumi sebagai kota pertama di Indonesia yang secara resmi mengintegrasikan wakaf dalam kebijakan pembangunan daerah.
Melalui dukungan beliau, gerakan wakaf yang dimulai dengan wakaf uang di kota Sukabumi mendapatkan dukungan dari para wakif, dibuktikan dengan grafik perolehan wakaf uang yang terus meningkat. Peningkatan ini seiring dengan tumbuhnya literasi wakaf di kota Sukabumi. Gerakan Wakaf ini mengacu kepada Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang wakaf dengan segala turunan aturan perundangannya.
3. Sinergi Pemerintah Daerah dan Lembaga Wakaf
H. Ayep Zaki menyadari bahwa keberhasilan gerakan wakaf membutuhkan tata kelola yang baik dan lembaga pelaksana yang kompeten. Oleh karena itu, ia mendukung penuh eksistensi dan peran Lembaga Wakaf Doa Bangsa (LWDB) sebagai Nazhir wakaf uang terdaftar di BWI, serta menginisiasi Badan Eksekutif Wakaf Daerah (BEWARA) untuk memperkuat koordinasi lintas lembaga. Selain itu, beliau membuka ruang seluas-luasnya kepada para nazhir wakaf yang bersedia bekerja sama membangun kesejahteraan masyarakat kota berbasis wakaf.
Di bawah koordinasinya, Pemkot Sukabumi membangun sinergi erat dengan:
- Badan Wakaf Indonesia (BWI) Perwakilan Kota Sukabumi,
- Kementerian Agama Kota Sukabumi,
- Bank-bank Syariah LKS-PWU, dan
- Organisasi sosial serta komunitas kampung wakaf.
4. Program Nyata: Qardhul Hasan untuk UMK
Salah satu inisiatif paling nyata dari kepemimpinan beliau adalah pelaksanaan Program Qardhul Hasan, yaitu pembiayaan tanpa bunga bagi pelaku UMK yang bersumber dari hasil pengelolaan wakaf uang. Melalui kerja sama dengan LWDB, ratusan para pelaku UMK Kota Sukabumi menerima dana Qardhul Hasan senilai Rp. 250.000 per penerima dengan tenor 10 bulan, sebagai langkah awal membangun kemandirian ekonomi umat.
Sebagai upaya percepatan pelaksanaan program Qardhul Hasan, sumber dana Qardhul Hasan juga dibantu dari kontribusi langsung Wali Kota Sukabumi dan Wakil Wali Kota Sukabumi serta para donator lainnya. Program ini tidak sekadar bantuan modal, melainkan pendekatan ekonomi rahmatan lil ‘alamin—membangun usaha kecil tanpa menjerat mereka dalam sistem riba.
5. Spirit dan Keteladanan Pribadi
H. Ayep Zaki tidak hanya memimpin melalui kebijakan, tetapi juga melalui keteladanan personal. Ia turut menjadi wakif, hadir langsung dalam acara peresmian Kampung Wakaf, santunan anak yatim, serta sosialisasi wakaf uang di kecamatan dan kelurahan. Dengan cara ini, ia menunjukkan bahwa pemimpin sejati tidak hanya menghimbau, tetapi menjadi bagian dari gerakan moral umat.
6. Dari Kota Sukabumi untuk Indonesia
Gagasan besar H. Ayep Zaki tentang Pembangunan Daerah Berbasis Wakaf menjadi inspirasi bagi banyak daerah lain di Indonesia. Konsep ini menempatkan Kota Sukabumi sebagai sebuah kota, di mana masyarakat, pemerintah, dan lembaga keuangan syariah bersatu membangun fondasi ekonomi umat berbasis keberkahan.
“Wakaf bukan sekadar sedekah abadi, tapi peradaban yang menegakkan kesejahteraan umat. Kota Sukabumi harus menjadi contoh kebaikan bagi kota-kota lain di Indonesia,” tegasnya.
7. Pemimpin yang Menggerakkan Keikhlasan
Dengan semangat visioner, integritas moral, dan kepedulian sosial yang tinggi, H. Ayep Zaki telah menghidupkan makna wakaf di tengah masyarakat. Ia menjadikan wakaf bukan hanya instrumen ibadah, melainkan strategi pembangunan berbasis keikhlasan, menuju Kota Sukabumi yang sejahtera, adil, dan makmur. (adv)