Magis di Tengah Eksistensi yang Terkikis

Kamis 26 September 2024, 17:31 WIB
Ritual pembersihan Pusaka dan Mahkota Binokasih Sanghyang Pake atau dikenal Jamasan | Foto : Isitimewa

Ritual pembersihan Pusaka dan Mahkota Binokasih Sanghyang Pake atau dikenal Jamasan | Foto : Isitimewa

“Insun Medal Insun Madangan” sebuah ucapan yang dikumandangkan oleh Raja Sumedang Prabu Tajimalela sejak abad 10 masehi. Sebuah ungkapan yang berarti “Aku Lahir Aku Menerangi” dimana seorang raja menjadi sumber kekuatan intelektualitas pada masa itu. Kepemimpinan transformasional Prabu Tajimalela menginspirasi seluruh lapisan elemen kerajaan dalam hal ilmu dan pendidikan.

Lanjut perjalanan waktu dari Kerajaan Sunda di tahun 1579 kerajaan Sunda di Pakuan Pajajaran mendapatkan serangan dari Kerajaan Banten. Atas serangan tersebut, para tokoh terkemuka Kerajaan Sunda menyelamatkan Mahkota Binokasih Sanghyang Pake dan menyerahkan mahkota tersebut kepada Prabu Geusan Ulun di Kerajaan Sumedang Larang. Hal tersebut menjadi pengesahan atas berpindahnya pusat Kerajaan Sunda ke Kerajaan Sumedang Larang.

Turun temurun sejak sebelum diserahkannya mahkota tersebut, Sumedang Larang tidak berhenti memiliki “tokoh” yang dihormati dan disegani. Sejak era kerajaan yang dimulai dari Prabu Tajimalela sampai dengan kejadian salam tangan kiri kepada Belanda oleh Pangeran Kusumahdinata IX atau dikenal dengan Pangeran Kornel.

Ratusan tahun berselang, saat ini Mahkota Binokasih Sanghyang Pake beserta tujuh pusaka milik Kerajaan Sumedang Larang tersimpan di Museum Prabu Geusan Ulun, Sumedang. Mahkota dan Pusaka tersebut secara rutin dilakukan pembersihan oleh Karaton Sumedang Larang dengan tata cara sebagaimana diturunkan oleh para pendahulu Karaton. Ritual pembersihan Pusaka atau dikenal Jamasan dilakukan setiap menjelang Maulud Nabi Muhammad SAW dimulai dengan Prosesi Penurunan Pusaka dan Kirab.

Suasana kebatinan yang dilakukan secara khidmat pada malam hari melalui prosesi nyuguh ageung, kemudian dilakukan penurunan pusaka di pagi hari, kirab, Jamasan, dan terakhir dilakukan pengembalian pusaka di Gedung Pusaka pada sore hari yang seluruh prosesinya melahirkan hal magis tersendiri yang mampu dirasakan oleh Masyarakat secara langsung dan tidak langsung melalui tangkapan lensa-lensa cerdik Komunitas Semut Foto (KSF).

Baca Juga: Patilasan Prabu Siliwangi, Gunung Padang Cianjur Piramida Tertua Di Dunia

Baca Juga: Jejak Ratu Galuh Mangku Alam Kerajaan Pajajaran di Makam Keramat Kebun Raya Bogor

Aura adat budaya yang kuat berpadu dengan ke-Islaman yang kental melahirkan nilai luhur bangsa yang dapat menjadi penguat persatuan bangsa Indonesia dalam perjalanannya mencapai cita-cita bersama yaitu Indonesia Emas 2045.

Namun sayang, Karaton Sumedang Larang sebagai institusi penjaga nilai magis dan budaya saat ini eksistensinya kian terkikis. Perkembangan teknologi, era baru dan globalisasi menjadi penyebab terkikisnya eksistensi Karaton Sumedang Larang beserta budaya dan sejarah di dalamnya. Terkikisnya eksistensi institusi penjaga budaya beserta nilai luhur dan sejarah di dalamnya tersebut dapat membawa generasi kepada krisis identitas yang bermuara kepada krisis karakter, sehingga dapat menghasilkan suatu generasi yang tidak memiliki prinsip, krisis moral dan perilaku, individual, sampai dengan matinya suatu budaya yang menjadi akar persatuan bangsa.

Sebagai epicentrum budaya Sunda, Pemerintah Daerah telah mendukung penguatan eksistensi Karaton Sumedang Larang melalui Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda.

Dukungan tersebut merupakan dorongan yang baik dari sektor pemerintah, namun dalam hal menjaga seluruh nilai luhur yang ada di dalamnya diperlukan komitmen dan integritas, tidak hanya dari Sri Radya, Radya Anom, Mahapatih, Penata dan seluruh unsur Karaton Sumedang Larang, namun juga dari seluruh pihak seperti komunitas budaya, komunitas, organisasi Masyarakat adat, organisasi Masyarakat, dan tentunya oleh generasi muda secara keseluruhan baik yang merupakan trah Sumedang Larang maupun tidak, yang akan menjadi bahan bakar dari keberlanjutan Karaton Sumedang Larang dan budaya serta sejarahnya.

Eksistensi Karaton Sumedang Larang dan Sejarah di dalamnya bukan hanya tanggung jawab unsur Karaton, melainkan menjadi tanggung jawab bersama seluruh unsur bangsa.

17 Agustus 1945 merupakan hari kemerdekaan Indonesia. Namun, sebelum hari lahir tersebut pada 28 oktober 1928, seluruh elemen bangsa mulai dari pemuda, pemudi, sampai dengan perwakilan Kerajaan di Indonesia bersama-sama mempersatukan diri dalam perjuangan bangsa Indonesia, menyatakan bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu yaitu tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia, sehingga lahirlah Indonesia.

Sebagai partisipasinya dalam berbangsa dan bernegara, seluruh elemen Masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai penjaga adat budaya lokal sebagai akar budaya bangsa. Jika akarnya kuat, maka pohon tersebut akan tumbuh subur, kuat, dan berdampak. Lalu, menjadi tanggung jawab siapakah eksistensi adat budaya ini? kita. Kita generasi muda Indonesia. Kita generasi muda Sumedang Larang. Insun Medal Insun Madangan.

Penulis : Rd. Artdeansyah Utama Dilaga, S.E, M.H., MA.

“Tulisan ini didedikasikan kepada Sri Radya H.R.I Lukman Soemadisoeria, Radya Anom Rd. Luky Djohari Soemawilaga, Mahapatih Rd. Lily Djamhur Soemawilaga, Panata Karaton Sumedang Larang beserta seluruh unsur elemen masyarakat yang berjuang dalam pelestarian adat budaya bangsa melalui Karaton Sumedang Larang

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Jawa Barat04 Oktober 2024, 09:26 WIB

Ada 80 Ekor! Cerita Buaya Titipan BKSDA Lepas dan Masuk Kampung di Cianjur

Buaya berukuran 3-5 meter ini ditangkap beramai-ramai oleh warga.
Salah satu buaya yang ditangkap di Kabupaten Cianjur. | Foto: Istimewa
Sehat04 Oktober 2024, 09:00 WIB

Panas Lalu Turun Hujan, 6 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

Menjaga kesehatan saat musim pancaroba, di mana perubahan cuaca sering kali tidak menentu, sangat penting untuk mencegah penyakit.
Ilustrasi. Menjaga kesehatan saat musim pancaroba, di mana perubahan cuaca sering kali tidak menentu, sangat penting untuk mencegah penyakit. (Sumber : pixabay.com)
Sukabumi Memilih04 Oktober 2024, 08:59 WIB

Jurus Ampuh Serasi! Simak 13 Program Unggulan Fahmi-Dida untuk Kota Sukabumi

Bersama Dida Sembada, Fahmi merancang program-program baru yang hendak mereka jalankan ketika terpilih.
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan Dida Sembada saat mendaftar ke KPU pada Selasa, 27 Agustus 2024. | Foto: Tim Fahmi-Dida
Sehat04 Oktober 2024, 08:00 WIB

Pola Makan Vegan, Ini 12 Rekomendasi Makanan untuk Vegetarian

Jangan khawatir, ada beberapa rekomendasi hidangan vegetarian lezat dan sehat yang bisa dikonsumsi dalam pola makan vegan.
Ilustrasi. Pola Makan Vegan, Ini Rekomendasi Makanan yang Ramah untuk Vegetarian (Sumber : Freepik/@freepik)
Inspirasi04 Oktober 2024, 07:37 WIB

Kolaborasi untuk Memperkaya Arus Informasi yang Inspiratif

Salah satu sesi menarik di hari pertama Local Media Summit 2024 adalah talkshow "Inspiring Talks – Serving The Audience of Tomorrow" yang menghadirkan Edy Prasetyo, Mifhatul Khoer, dan Reza Permadi sebagai pembicara.
Local Media Summit 2024, talkshow "Inspiring Talks – Serving The Audience of Tomorrow" yang menghadirkan Edy Prasetyo, Mifhatul Khoer, dan Reza Permadi sebagai pembicara. (Sumber : Istimewa).
Life04 Oktober 2024, 07:00 WIB

11 Cara Mengembalikan Kepercayaan Orang yang Sudah Hilang Respect

Membangun kembali kepercayaan dan rasa hormat memerlukan ketulusan, kesabaran, dan usaha yang konsisten.
Ilustrasi. Ada Cara untuk Mengembalikan Kepercayaan Orang yang Sudah Hilang Respect (Sumber : Freepik/@freepik)
Food & Travel04 Oktober 2024, 06:00 WIB

Resep Sup Tahu Putih, Menu Simpel untuk Sarapan Anak Sekolah!

Sup Tahu Putih sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin atau sebagai makanan sehat rendah kalori.
Ilustrasi. Tahu Putih, Inspirasi Olahan Menu Simpel untuk Sarapan Anak Sekolah! (Sumber : Freepik/@azerbaijan_stockers)
Science04 Oktober 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 4 Oktober 2024, Sukabumi Potensi Diguyur Hujan di Siang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan dan hujan ringan pada 4 Oktober 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan dan hujan ringan pada 4 Oktober 2024. (Sumber : Pixabay.com/@_Alicja_)
Keuangan04 Oktober 2024, 00:55 WIB

Utang Pemerintah Tembus Rp8.641 Triliun, Ini Jumlah Cicilan yang Harus Dibayar Setiap Tahunnya

Laporan Kinerja APBN yang dirilis Kementerian Keuangan pada akhir September 2024 mencatat bahwa utang pemerintah Indonesia telah mencapai Rp8.641 triliun
Utang pemerintah tembus Rp 8.641 triliun per September 2024| Foto : Pixabay
Nasional03 Oktober 2024, 23:19 WIB

Nasib Cawapres? Gugatan PDIP atas Pencalonan Gibran Diputuskan 10 Hari Jelang Pelantikan Presiden

Gugatan PDI Perjuangan atas pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden akan diputus Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta pada Kamis, 10 Oktober 2024 pekan depan
Didampingi Gibran Rakabuming, Prabowo Subianto sampaikan pidato perdana setelah resmi ditetapkan jadi Presiden RI terpilih. (Sumber : Youtube KPU RI)