Indeks Menabung Konsumen Perbankan Meningkat, LPS Perkuat Sistem Ketahanan Siber

Sukabumiupdate.com
Minggu 06 Jul 2025, 12:27 WIB
Indeks Menabung Konsumen Perbankan Meningkat, LPS Perkuat Sistem Ketahanan Siber

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa kepada awak media di Jakarta, Jumat 4 Juli 2025. (Sumber: lps)

SUKABUMIUPDATE.com - Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, keamanan dan kenyamanan nasabah perbankan, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), memperkuat ketahanan siber, dengan meningkatkan keandalan sistem teknologi dan informasi. LPS melaporkan bahwa Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada bulan Juni 2025, mengalami penguatan sebesar 4,8 poin ke level 83,8.

Komponen Indeks Waktu Menabung atau IWM juga naik ke 95,3, dan Indeks Intensitas Menabung (IIM) meningkat ke 72,4. LPS menyebut kenaikan ini mencerminkan perbaikan niat dan optimisme konsumen untuk menabung, didorong oleh berbagai stimulus ekonomi seperti subsidi, bansos, dan diskon transportasi.

Sementara untuk Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK), Dalam rilis terbaru bulan Juni 2025, IKK tercatat pada level 99,4, turun 0,3 poin dari bulan sebelumnya. “Perkembangan ini menunjukkan optimisme konsumen yang stabil sejalan dengan membaiknya penilaian terhadap kondisi ekonomi lokal dan lapangan kerja saat ini, ditengah persepsi konsumen yang tetap optimis terhadap prospek ekonomi dan pendapatannya pada masa mendatang,” jelas Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa kepada awak media di Jakarta, Jumat 4 Juli 2025.

Baca Juga: Pecinta Merceday Benz Dunia Berkumpul di Jawa Barat, Wisata Otomotif untuk Ekonomi Lokal

Dengan dua indeks ini, LPS kini punya alat untuk memantau perilaku konsumen yang berfungsi untuk mendeteksi potensi risiko atas stabilitas sistem keuangan dari sisi konsumen. Melalui informasi tersebut, LPS dapat menyusun respons yang lebih baik untuk memastikan langkah-langkah mitigasi yang optimal dalam melaksanakan fungsinya dalam menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank.

Selain akan bermanfaat bagi LPS, dua indeks ini juga bisa dimanfaatkan secara luas oleh regulator lainnya, pelaku industri perbankan, maupun masyarakat.

Untuk memberikan raya nyaman dan aman untuk konsumen perbankan di Indonesia, LPS juga terus memperbaiki sistem IT. “Keamanan siber bukan lagi isu teknis semata, melainkan bagian dari manajemen risiko strategis. Melalui peningkatan kapasitas, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, LPS terus memastikan bahwa seluruh sistem dan informasi yang dimiliki dapat terproteksi dari berbagai potensi serangan yang dapat mengganggu kepercayaan publik terhadap sistem keuangan nasional,” sambung Purbaya.

Baca Juga: Pigai Sebut Usulan Penangguhan Penahanan Tersangka Kasus Cidahu Sukabumi Bukan Sikap Resmi KemenHAM


Diketahui, Dalam beberapa tahun terakhir, risiko siber telah menjadi ancaman yang semakin kompleks dan nyata bagi organisasi di seluruh dunia. Membicarakan isu keamanan siber kini tidak lagi hanya menjadi isu teknis, tetapi juga menjadi bagian dari risiko strategis yang dapat mempengaruhi kelangsungan operasional, reputasi, bahkan stabilitas ekonomi baik secara nasional maupun secara global.

”Oleh karena itu, LPS terus berupaya meningkatkan kesadaran terhadap berbagai ancaman yang ada untuk dapat senantiasa menjalankan tugas dan fungsi dengan baik. Tidak kalah penting, hal ini juga demi menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan, dan meyakinkan masyarakat bahwa tabungan mereka aman disimpan di bank,” tambahnya.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini