SUKABUMIUPDATE.com - Nusa Putra University (NPU) melalui Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus (UKMK) Jurnalis Nuansa bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat menyelenggarakan Seminar Penyiaran bertema “Strategi Komunikasi Publik; Mewujudkan Penyiaran di Era Geo-Cybernetics” pada Kamis (11/12/2025) di Auditorium Nusa Putra University, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Seminar dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III Nusa Putra University, Muhammad Muslih, yang menekankan pentingnya literasi media bagi generasi muda, terutama di era penyebaran informasi yang semakin cepat dan kompleks.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari komitmen NPU dalam memberikan wawasan mendalam bagi mahasiswa dan publik mengenai transformasi industri penyiaran di tengah derasnya perkembangan teknologi digital. Seminar menghadirkan tiga pemateri utama dari KPID Jawa Barat, yaitu Adiyana Slamet, (Ketua KPID Jawa Barat), Almadina Rakhmaniar, (Wakil Ketua KPID Jawa Barat), dan Lukman M. Fauzi, (Koordinator Bidang Kelembagaan KPID).
Baca Juga: Nusa Putra Jadi Motor Literasi Antikorupsi, Kejaksaan Sukabumi Isi Kuliah Umum Hakordia
Ratusan peserta memadati auditorium, mulai dari mahasiswa, jurnalis muda, pegiat media, hingga masyarakat umum yang memiliki ketertarikan pada isu komunikasi publik dan penyiaran. Antusiasme peserta terlihat sepanjang rangkaian agenda seminar, mulai dari pemaparan materi hingga sesi diskusi panel dan tanya jawab.
Dalam pemaparannya, Adiyana Slamet, Ketua KPID Jawa Barat, mengapresiasi atmosfer akademik Nusa Putra yang dinilai memiliki karakter kuat sebagai kampus berwawasan internasional.
“Nusa Putra University di Priangan Barat ini luar biasa, dengan ciri khas internasional karena mahasiswa dan dosennya tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Artinya cakrawala berpikirnya pun lebih luas, bukan hanya soal keindonesiaan tetapi juga dunia internasional,” ujarnya.
Ia juga menyoroti urgensi literasi digital di era Geo-Cybernetics, khususnya maraknya disinformasi dan mal-informasi yang berpotensi merusak institusi maupun tatanan sosial.
Baca Juga: Hati-hati Penipuan Loker di Fasilitas Kesehatan Pemerintah Kota Sukabumi
“Hari ini kami memberikan pemahaman bahwa di era cybernetic, mahasiswa harus tahu regulasi. Bahkan meski regulasinya terkait penyiaran, itu bisa menjadi bekal dalam membuat konten tentunya konten positif. Kita sedang dikepung informasi menyesatkan. Karena itu strategi komunikasi publik harus dilakukan secara kolaboratif,” tambahnya.
Adiyana juga membuka peluang kerja sama lanjutan berupa sekolah regulasi atau P3SPS khusus bagi UKMK Jurnalis Nuansa.
Sementara itu, Wakil Rektor III NPU, Muhammad Muslih, menyampaikan apresiasi tinggi kepada KPID Jawa Barat atas kerja sama yang terjalin.
“Kami sangat menyambut baik dan mengapresiasi langkah KPID Jawa Barat yang hadir langsung memberikan kuliah umum tentang Hari Anti Korupsi Sedunia ini. Setiap tahun kami selalu bersinergi dengan berbagai lembaga, termasuk KPID, untuk memperkuat literasi media dan pencegahan disinformasi di kalangan mahasiswa,” ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa diskusi bersama KPID telah membuka peluang kolaborasi lanjutan, termasuk riset, program edukasi publik, dan gerakan literasi yang lebih intensif.
“Ke depan, kami berharap dapat bekerja sama dalam riset, penyusunan kurikulum literasi media, dan program-program edukatif yang menekankan pentingnya penyiaran positif di tengah derasnya arus informasi,” pungkasnya.
Perwakilan Jurnalis Nuansa, Isna Indonesia, menyampaikan bahwa seminar ini menjadi ruang belajar penting bagi jurnalis muda.
“Seminar ini sangat membantu menambah wawasan mahasiswa tentang teknologi digital dan arah komunikasi media saat ini. Di era serba cepat, mahasiswa perlu memahami bagaimana informasi bergerak dan bagaimana berpikir kritis saat menerima berita,” ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa seorang jurnalis harus memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan kemampuan berpikir kritis sebagai fondasi utama dalam memproduksi informasi yang akurat dan bertanggung jawab.
Salah satu peserta, Selvi Aulia Ratu dari Program Studi Manajemen, mengaku mendapat banyak wawasan baru tentang ekosistem penyiaran.
“Saya jadi lebih tahu perbedaan antara televisi, radio, dan media sosial. Ternyata televisi dan radio memiliki batasan dan regulasi yang tidak dimiliki media sosial, dan jika melanggar ada konsekuensinya. Ini membuka perspektif baru tentang dunia penyiaran,” ujarnya.
Melalui penyelenggaraan seminar ini, Nusa Putra University (NPU) menegaskan komitmennya dalam membangun generasi muda yang kritis, berintegritas, dan paham regulasi media. Kolaborasi antara kampus dan KPID Jawa Barat diharapkan mampu memperkuat ekosistem penyiaran yang sehat, beretika, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi di Indonesia. (*)





