Netflix Tolak Memutar Film Dokumenter Israel, Kontroversial "Nova" di Tengah Perang Narasi Global

Sukabumiupdate.com
Jumat 10 Okt 2025, 19:31 WIB
Netflix Tolak Memutar Film Dokumenter Israel, Kontroversial "Nova" di Tengah Perang Narasi Global

Keputusan Netflix menolak menayangkan film dokumenter Israel berjudul "Nova" kembali memanas dan menjadi berita viral, khususnya menjelang peringatan 7 Oktober 2023. (Sumber: Canva)

SUKABUMIUPDATE.com - Keputusan Netflix menolak menayangkan film dokumenter Israel berjudul "Nova" kembali memanas dan menjadi berita viral, khususnya menjelang peringatan tragedi 7 Oktober 2023. Film yang merekam serangan Hamas di Festival Musik Supernova ini dianggap "terlalu politis" oleh platform streaming raksasa tersebut, sebuah keputusan yang memicu badai kritik dan perdebatan sengit di seluruh dunia.

Film dokumenter "Nova" berdurasi 52 menit ini disutradarai oleh Dan Pe'er dan diproduksi oleh Yes Studios. Inti dari film ini adalah mendokumentasikan kengerian pembantaian menit-demi-menit yang menewaskan 364 orang di Festival Musik Supernova, dekat perbatasan Gaza.

Kekuatan sekaligus kontroversi film ini terletak pada kontennya yang mentah: ia menggunakan rekaman asli dari kamera ponsel korban, bodycam teroris Hamas, dan rekaman CCTV. Sutradara memilih untuk menyajikan semua rekaman kekerasan, kepanikan, dan kematian tersebut tanpa narasi atau komentar, dengan tujuan agar dunia tidak melupakan apa yang disebutnya sebagai "kekejaman Holocaust modern." Film ini sendiri sudah bisa ditonton di Amazon Prime Video sejak April 2025.

Mengurai Konten Film Kontroversial "Nova" Isu Propaganda, Mengapa Netflix Mundur?

Penolakan Netflix, yang pertama kali dilaporkan pada April 2024, memicu reaksi berlawanan yang intens. Pihak pro-Israel mengecam Netflix, menuduhnya melakukan "sensor kebenaran" dan mendukung anti-Semitisme, bahkan mendorong boikot massal. Mereka bersikeras bahwa film ini adalah dokumen faktual yang penting untuk melawan penyangkalan tragedi 7 Oktober.

Sebaliknya, aktivis dan kelompok pro-Palestina menyambut baik keputusan Netflix. Mereka melabeli "Nova" sebagai "propaganda Israel" yang sengaja fokus pada korban Israel tanpa memberikan konteks yang lebih luas, seperti pendudukan Palestina atau krisis kemanusiaan di Gaza. Bagi mereka, film ini hanyalah alat naratif untuk membenarkan agresi militer Israel. Postingan viral di media sosial bahkan merayakan penolakan ini sebagai "kemenangan melawan narasi palsu."

Dilema Netflix Menghindari Kontroversi Geopolitik

Secara resmi, Netflix menolak film ini karena dianggap "terlalu politis". Keputusan ini diambil meskipun ada tekanan politik, termasuk surat terbuka dari 13 anggota parlemen Inggris yang menuntut penayangan film tersebut.

Keputusan Netflix mencerminkan pola kehati-hatian dalam menangani konten geopolitik yang sangat sensitif. Mereka memiliki sejarah inkonsistensi yang dikritik oleh kedua belah pihak:

  1. Mereka pernah dikritik pihak pro-Palestina setelah menghapus koleksi "Palestinian Stories" (meskipun alasan resminya adalah lisensi habis).
  2. Namun, mereka juga tetap menayangkan serial Israel lainnya, seperti "Fauda", menunjukkan bahwa kebijakan mereka adalah menghindari konten yang berpotensi memicu polarisasi paling ekstrem, seperti rekaman mentah dalam "Nova."

Dengan menolak film yang memiliki risiko konflik tinggi, Netflix berusaha menempatkan dirinya di jalur netral, meskipun hal ini membuat mereka dituduh bias oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam perang informasi global ini.

Keputusan Netflix menolak "Nova" bukan hanya tentang sebuah film, tetapi juga simbolisasi betapa sulitnya sebuah perusahaan global mempertahankan netralitas di tengah konflik Israel-Palestina (Pendudukan Ilegal/Penjajahan) yang sangat terpolarisasi. Film mentah ini telah menjadi titik api perdebatan, memperkuat perpecahan global tentang siapa yang boleh bercerita dan narasi mana yang layak ditampilkan di panggung dunia.

(Dari berbagai sumber)

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini