Dewa Eka Prayoga: Midas Sunda Sukabumi, Bangkit dari Utang Miliaran dan Kelumpuhan

Sukabumiupdate.com
Senin 25 Agu 2025, 14:15 WIB
Dewa Eka Prayoga: Midas Sunda Sukabumi, Bangkit dari Utang Miliaran dan Kelumpuhan

Dewa Eka Prayoga lebih dikenal dengan julukan Dewa Selling, nama yang menjadi sebuah merek yang jauh lebih populer dari nama aslinya, mewakili sosok yang dianggap mirip King Midas-nya Sunda. (Sumber : Instagram/@dewaekaprayoga).

SUKABUMIUPDATE.com - Di jagat pemasaran Indonesia, Dewa Eka Prayoga mungkin lebih dikenal dengan julukannya: Dewa Selling. Nama itu telah menjadi sebuah merek yang jauh lebih populer dari nama aslinya, mewakili sosok yang dianggap mirip King Midas dalam mitologi Yunani apa pun yang disentuhnya berubah menjadi emas. 

Namun, Midas yang satu ini memiliki logat Sunda yang kental, dan "emas" yang ia ciptakan adalah kesuksesan penjualan yang nyata dan menguntungkan.

Lelaki kelahiran Sukabumi tahun 1991 ini adalah seorang praktisi penjualan yang telah membuktikan bahwa produk apa pun, dari ceruk mana pun, akan laku keras jika berada di tangan yang tepat. Buku, e-course, kosmetik, hijab, produk digital, hingga property semuanya berhasil ia jual laris manis di pasaran.

Baca Juga: Posting Selfie dengan Guru, Viral Pelajar di Sukabumi Ditampar dan Diancam DO

Midas dari Sunda dengan Prestasi yang "Gendeng"

Kisah kesuksesannya tidak dimulai dari nol, melainkan dari minus 7,7 miliar. Namun, kegigihannya membuahkan prestasi yang sulit disaingi:

  • Raja Buku Best Seller: 24 bukunya tercatat sebagai buku best seller. Buku terbarunya, Melawan Kemustahilan, adalah bukti dari kegilaannya: terjual 20.004 eksemplar hanya dalam masa pre-order, bahkan sebelum bukunya dicetak.
  • Juara Afiliasi yang Tak Terkalahkan: Ia adalah satu-satunya orang di Indonesia yang mampu menjuarai kontes affiliate marketing hingga 30 kali berturut-turut tanpa terkalahkan.
  • Jaringan Penjualan yang Luas: Kekuatannya terletak pada lebih dari ribuan reseller dan dropshipper yang setia menggerakkan produk-produknya melalui jaringan pemasarannya sendiri, bukan toko buku konvensional. Kini, ia dikenal melalui Billionaire Store, toko daring yang fokus pada penjualan buku dan edukasi bisnis.

Ujian Hidup yang Berat

Kesuksesan bukan hal baru bagi Dewa. Sejak usia 21 tahun, ia sudah menjadi miliuner berkat buku-buku best seller-nya. Bakat berjualannya telah terasah sejak kuliah dengan memulai bisnis Bimbingan Belajar (Bimbel). Menariknya, ia pernah drop out dari UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) sebelum menaklukkan dunia bisnis.

Namun, beberapa tahun lalu, di usia yang masih sangat muda (27 tahun), ia dihantam ujian hidup yang bertubi-tubi. 18 hari setelah menikah, ia ditipu oleh mitra bisnisnya yang mengakibatkan kebangkrutan dan utang hampir Rp8 miliar. Pukulan berikutnya datang secara fisik, ia sempat lumpuh selama 3 bulan dan terbaring di rumah sakit.

"Bahkan, saat itu sekadar memberi kode kepada suster pun saya tak sanggup," kenangnya. "Pukulan ketiga, ketika dokter memvonis lumpuh itu baru akan sembuh 1–2 tahun.” Kata Dewa.

Dalam keputusasaan, yang bisa dilakukannya hanyalah berdoa dan berikhtiar. Ia terinspirasi oleh kisah Siti Hajar yang berlari antara Shofa dan Marwa, tak pernah menyerah mencari jalan. Tanpa menunggu satu tahun, kelumpuhannya sembuh. Pengalaman ini mengokohkan keyakinannya: "Bagi Allah tak ada kemustahilan."

Bangkit dengan Sedekah Ilmu, Strategi yang Menuai Berkah

Saat bangkrut, dengan hanya sisa Rp7.000 di dompet, seorang ustaz menasihatinya untuk bersedekah. Yang ia punya hanyalah ilmu. Meskipun dicibir, "Bangkrut kok bagi-bagi ilmu jualan," Dewa tetap tak menyerah. Ia terus berbagi ilmu jualan secara gratis dan tulus.

Strategi "sedekah ilmu" inilah yang justru menjadi kunci kebangkitannya. Ilmu yang ia bagikan adalah "daging" semua, bukan sekadar pemanis belaka. Kuliah online-nya melalui Telegram dan Facebook selalu ramai. Grup Facebook Jago Jualan-nya memiliki lebih dari 280 ribu anggota, dan akun Telegramnya pernah menjadi nomor 2 dengan 80 ribu follower.

Dari sana, popularitasnya meledak sebagai jago digital marketing papan atas. Orang-orang percaya padanya karena telah merasakan langsung nilai ilmunya. Kesuksesan bukunya, seperti Gara-gara Facebook yang mengungkap rahasia mendapatkan ribuan engagement dari sebuah postingan, adalah buah dari kepercayaan yang ia bangun. Buku ini mencatatkan penjualan ribuan eksemplar hanya dalam waktu satu minggu saat masa Pre-Order yang sudah berlalu.

Dari Bayar Utang ke Bantu Sesama

Awalnya, motivasinya hanya untuk bertahan hidup dan melunasi utang. Namun, perjalanan hidupnya membawanya pada tujuan yang lebih mulia. Dari niat "jualan untuk bayar utang", evolusi terjadi menjadi "jualan untuk bantu orang". Ia membangun tim yang andal di bidangnya untuk memperluas dampak positifnya.

Hingga kini, ia telah membantu ribuan pengusaha meningkatkan omset penjualannya hingga berkali-kali lipat. Dewa Eka Prayoga adalah bukti nyata bahwa dengan ikhtiar, doa, dan tidak pelit berbagi, seseorang bisa melawan kemustahilan. Dari lumpuh dan bangkrut, ia bangkit menjadi sang "Dewa Selling", seorang Midas modern yang mengubah bukan menjadi emas, melainkan menjadi kesuksesan dan harapan bagi ribuan orang.

(Sumber: Dari berbagai sumber/Dewaekaprayoga.com)

 Penulis: Danang Hamid

 

Berita Terkait
Berita Terkini