Ajengan Genteng, Teman Diskusi Bung Karno dan Guru dari Ki Hajar Dewantara

Sabtu 24 Februari 2018, 16:47 WIB

SUKABUMIUPDATE.COM - Ulama Islam berperan aktif dan progresif dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Itu fakta tak terbantahkan. Tak terkecuali dengan ulama (Sunda: ajengan) Sukabumi yang harum namanya dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Adalah K.H. Ahmad Sanusi, yang di Sukabumi lebih dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng tak hanya menjadi inspirasi dan penggerak utama perjuangan kemerdekaan, tetapi juga bukti bahwa ulama Sukabumi tak pernah tinggal diam dengan nasib rakyat.

Putra dari Ajengan Abdurrahim yang merupakan ulama besar dan pemimpin Pesantren Cantayan, lahir pada 18 September 1889 di Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.

Ia dikenal dengan Ajengan Genteng karena merupakan pendiri yang berlokasi di Kampung Genteng, Cantayan. Ajengan juga pendiri Pesantren Syamsul Ulum di Gunungpuyuh, maka beliau juga kerap disebut Ajengan Gunungpuyuh.

Sepanjang hidup beliau sampai meninggalnya pada tahun 1950, kiprahnya tak hanya lokal Sukabumi tetapi juga nasional. Ia pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Di dalamnya Ajengan Genteng bergaul dengan banyak tokoh-tokoh nasional, termasuk di antaranya Bung Karno, K.H. Hasyim Asyari, Ki Hajar Dewantara, dan lain-lain.

Bung Karno kabarnya suka berdiskusi dengan Ajengan Genteng karena merasa satu ide soal nasionalisme dan perjuangan yang progresif. Dalam konteks lainnya, Ajengan Genteng juga diklaim sebagian orang, lebih utama dibandingkan Ki Hajar Dewantara dalam hal perjuangan pendidikan nasional.

Mendapat Sebutan Ajengan Batawi

Jauh sebelum peristiwa Pertempuran Bojongkokosan (9-10 Desember 1945), Ajengan telah terlibat dalam perlawanan rakyat di Tatar Sunda terhadap Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1926.

Karena aksinya menentang Belanda itulah, Ajengan ditangkap dan dipenjara di Sukabumi selama enam bulan dan di Cianjur selama enam bulan juga.

Lalu pada tahun 1928, Ajengan sempat juga diasingkan oleh Pemerintah Belanda ke Tanah Tinggi (Jakarta) selama enam tahun (1928-1934).

Dalam pengasingannya, Ajengan terus berdakwah dari masjid ke masjid di Jakarta. Ajengan juga rajin menulis, baik dalam berbagai kitab maupun buletin. Saking rajinnya Ajengan berdakwah di Jakarta, sampai-sampai sebagian orang menggelarinya Ajengan Batawi (Betawi).

Pada tahun 1934, Ajengan Genteng dikembalikan oleh Pemerintah Belanda ke Sukabumi dengan status sebagai tahanan kota selama lima tahun (1934-1939).

Pada tahun 1943, beliau terpilih menjadi anggota BPUPKI. Setelah kemerdekaan Indonesia, beliau juga diangkat menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (1945-1949).

Ajengan Genteng dan Ki Hajar Dewantara

Ajengan Genteng dikenal sebagai tokoh Sarekat Islam (SI) Sukabumi dan pendiri Al-Ittahadul Islamiyah (AII), sebuah organisasi di bidang pendidikan dan ekonomi.

Sejalan dengan didirikannya AII, Ajengan juga menerbitkan majalah Al-Hidayatul Islamiyah dan mendirikan sekolah AII School, sebuah sekolah dengan kurikulum modern.

Itulah mengapa muncul klaim bahwa Ajengan Genteng lebih utama dalam hal pengembangan pendidikan modern dibandingkan Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan pendiri Taman Siswa) sekalipun. Disebut-sebut Ki Hajar Dewantara bahkan mengakui berguru kepada Ajengan Genteng. (Baca selengkapnya di: http://bit.ly/2bh6Ks9)

Ajengan Genteng dan Bung Karno

Bung Karno sebelum Indonesia merdeka dikabarkan sering berkunjung ke rumah kediaman Ajengan Genteng.

Dikatakan bahwa Ajengan adalah seorang nasionalisme revolusioner dan ia bersama dengan Bung Karno sama-sama anggota BPUPKI.

Ajengan juga dikatakan berpandangan sama dengan Bung Karno bahwa, kemerdekaan bangsa Indonesia adalah syarat mutlak bagi penyelenggaraan berbangsa dan bernegara dalam masyarakat baru Indonesia yang lebih adil dan bermartabat.

Menurut Ajengan, dengan kemerdekaan bangsa Indonesia, maka pendidikan Agama Islam akan lebih menampakkan ruhnya dibanding di alam penjajahan kolonial Belanda.

Sebab menurutnya, penjajahan kolonial Belanda di Indonesia bukan saja semata-mata urusan kepentingan kolonialisme dan kapitalisme (urusan ekonomi atau rejeki) mereka, akan tetapi juga memiliki kepentingan misi penyebaran Agama Nasrani (misionaris) terhadap masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. (baca selengkapnya: http://bit.ly/2bhdUwr)

Nasionalisme seorang Ajengan                 

Maka jelaslah rasa nasionalisme Ajengan Genteng sangat tinggi. Hal itu juga bisa terlihat pada awal Pemerintahan Jepang ketika ia membubarkan AII dan secara diam-diam Ajengan mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII). Penggunaan kata Indonesia menjadi bukti betapa tingginya kesadaran nasionalisme Ajengan Genteng.

Secara nyata Ajengan juga membuktikan rasa nasionalismenya dengan menjadi inspirasi di balik peristiwa Pertempuran Bojongkokosan. Ajengan merupakan sumber inspirasi para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan dari tangan para penjajah.

Dengan mempergunakan Pesantren Gunungpuyuh, pada akhir bulan Agustus 1945, Ajengan beserta dengan para tokoh masyarakat lainnya memutuskan untuk membentuk BKR di Sukabumi.

Barisan Islam Indonesia (BII) yang dibentuk ajengan juga dileburkan menjadi satu dalam BKR. Selain itu, Ajengan juga menjadi tokoh di balik lahirnya berbagai barisan laskar rakyat seperti Barisan Hisbullah, Barisan Sabilillah, Barisan Banteng, Barisan Pesindo hingga Laskar Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi.

Akhir kata, berhubungan dengan perayaan kemerdekaan RI saat ini, ada baiknya terutama generasi muda Sukabumi kembali berkaca kepada sosok Ajengan Genteng K.H. Ahmad Sanusi, tak perlu jauh-jauh.

Jadi, sudahkah kalian generasi muda benar-benar meyakini kemerdekaan? Sebesar apakah rasa nasionalisme kalian? Jangan-jangan hanya sebatas mampu menyanyikan lagu Indonesia Raya! Berkacalah kepada beliau, Ajengan Genteng! (Egi GP)

*Penulis adalah Editor Penerbit Yudhistira, tinggal di Cicurug.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Tags :
Berita Terkini
Keuangan29 April 2024, 21:32 WIB

6 Cara Melatih Anak Pandai Mengelola Uang Sejak Dini, Ikuti Langkah Ini

Mengajarkan anak pandai mengelola uang sangat berguna untuk masa depannya. Hal ini membantunya dewasa dalam memili uang.
Ilustrasi. Cara mengajari anak mengelola uang. | Sumber foto : Pexels/cottonbro studio
Sehat29 April 2024, 21:00 WIB

Hidup Sehat Bebas Asam Urat: Rekomendasi Makanan Sehat dan Pantangan yang Perlu Diketahui

Bagi penderita asam urat, ada sejumlah makanan yang dipantang dan beberapa diantaranya di rekomendasikan.
Ilustrasi daging merah - Bagi penderita asam urat, ada sejumlah makanan yang dipantang dan beberapa diantaranya di rekomendasikan. (Sumber : pexels.com/@Eduardo Krajan)
Life29 April 2024, 20:53 WIB

Bisa Berasal Dari Kemarahan, Ini 3 Penyebab Agresi Pada Balita

Ingin tahu mengapa balita Anda begitu marah dan agresif? Pelajari lebih lanjut tentang agresi balita, dan kapan harus khawatir.
Ilustrasi agresi pada balita / Sumber Foto: Freepik/@stocking
Life29 April 2024, 20:48 WIB

6 Cara Mendidik Anak Agar Jadi Orang Disiplin Seumur Hidupnya

Melatih anak agar menjadi orang disiplin tentu sangat diidamkan semua orang tua. Oleh sebabnya, perlu dilakukan beberapa langkah mewujudkannya.
Ilustrasi. Cara melatih anak menjadi orang disiplin. | Sumber foto : Pexels/Gustavo Fring
Bola29 April 2024, 20:30 WIB

Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia hari ini akan menghadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024.
Timnas Indonesia hari ini akan menghadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024. (Sumber : Instagram/@jagad_stadium/Ist).
Sukabumi29 April 2024, 20:29 WIB

Dibiayai Donatur, Siswa MI Gelarsari Sukabumi Setiap Hari Dapat Makan Siang Gratis

Kepala Sekolah (Kepsek) MI Gelarsari, Solahhudin Sanusi mengatakan program makan siang gratis tersebut merupakan bantuan dari lembaga swasta Indonesia Food Security Review (IFSR) yang berlokasi di Jakarta.
Para siswa MI Gelarsari Bantargadung Sukabumi saat menikmati makan siang gratis program lembaga swasta | Foto : Ilyas Sanubari
DPRD Kab. Sukabumi29 April 2024, 20:22 WIB

Terpukau dengan Gaya Main Timnas U-23, Badri Yakin Indonesia Bisa Taklukan Uzbekistan

Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Badri Suhendi prediksi Timnas Indonesia U-23 menang lawan Uzbekistan dengan skor 2-1.
Badri Suhendri, MH / Anggota DPRD Fraksi Partai Demokrat Kabupaten Sukabumi | Foto : sukabumiupdate
Sukabumi Memilih29 April 2024, 20:03 WIB

Antusias, 7 Orang Daftar Maju Pilkada Kota Sukabumi Lewat PDIP

Sejumlah tokoh sangat antusias mengikuti penjaringan bakal calon Walikota\Wakil Walikota dalam perhelatan Pilkada Kota Sukabumi 2024 melalui DPC PDIP Kota Sukabumi.
Iwan Kustiawan, saat mendaftar menjadi bakal calon wali kota Sukabumi di Pilkada Sukabumi 2024 | Foto : Sukabumi Update
Life29 April 2024, 20:02 WIB

Temukan Alasannya Dengan Segera, Terapkan 10 Cara Berikut Agar Balita Berhenti Memukul

Meskipun balita belum memahami dampak dari memukul, namun sebenarnya mereka tidak memiliki niat jahat. Begini cara menangani agar mereka berhenti memukul.
Ilustrasi cara balita berhenti memukul / Sumber Foto : pexels.com/@Tatiana Syrokova
Sehat29 April 2024, 20:00 WIB

Cara Diet Sehat untuk Diabetes Tipe 1: Bantu Menjaga Gula Darah Tetap Stabil

Penderita diabetes tipe 1 harus berhati-hati dalam mengatur pola makannya untuk menjaga kestabilan kadar gula darah karena tubuhnya tidak dapat memproduksi insulin secara alami.
Ilustrasi. Penderita diabetes tipe 1 harus berhati-hati dalam mengatur pola makannya untuk menjaga kestabilan kadar gula darah karena tubuhnya tidak dapat memproduksi insulin secara alami. (Sumber : Pexels/NataliyaVaitkevich)