Hari Batik Nasional 2025: Batik Merawit Jadi Primadona di Tengah Ramainya Pamer OOTD dan Saltum

Sukabumiupdate.com
Kamis 02 Okt 2025, 11:00 WIB
Hari Batik Nasional 2025: Batik Merawit Jadi Primadona di Tengah Ramainya Pamer OOTD dan Saltum

Secara harga, Batik Merawit memang termasuk dalam kelas premium, namun masih ada jenis batik lain yang harganya bisa jauh lebih mahal, terutama Batik Tulis pedalaman Solo atau Yogyakarta (Sumber: Canva)

SUKABUMIUPDATE.com - Sejak pagi kamis pagi 2 Oktober 2025, linimasa di paltform sosial media terutama X (dulu Twitter) langsung ramai dengan "pesta kostum" virtual. Ribuan netizen berbondong-bondong membagikan foto OOTD batik mereka, dari paduan formal di kantor hingga gaya santai di kafe.

Tren digital ini tak hanya sekadar pamer busana, tetapi juga diwarnai humor khas warganet. Kisah-kisah tentang grup chat kantor yang mendadak "meledak" karena saling mengingatkan atau malah mengolok-olok tentang kewajiban memakai batik menjadi trending topic.

Keluhan klasik soal lupa memakai batik hingga insiden "saltum" (salah kostum) karena memakai motif yang sama dengan rekan kerja turut meramaikan suasana, menunjukkan bahwa batik telah menjadi bagian organik dari kehidupan sehari-hari, lengkap dengan dinamika sosialnya.

Baca Juga: Sagaranten, Benteng di Pedalaman Tatar Sunda Patahkan Dugaan Laut dan Garut di Sukabumi

Batik Merawit Cirebon: Simbol Ketekunan dan Presisi

Di tengah hiruk-pikuk digital, fokus peringatan Hari Batik Nasional tahun ini diarahkan pada keindahan Batik Merawit Cirebon. Kementerian Perindustrian dan Museum Tekstil Indonesia secara resmi mengangkat motif ini sebagai simbol perayaan, menghargai tekniknya yang luar biasa.

Batik Merawit (Merawit berarti 'halus' atau 'rumit') adalah mahakarya batik tulis halus khas Cirebon dengan ciri khas utama pada teknik pembuatan garis-garis super tipis setipis rambut. Garis-garis presisi ini dibuat tanpa putus, melambangkan harmoni hidup dan ketekunan yang tak terhingga. Proses pembuatannya sangat memakan waktu. Penggunaan canting tembokan khusus diperlukan untuk menggoreskan motif-motif rumit seperti Mega Mendung atau Patran Kembang secara detail, di mana pengerjaan satu helai kain bisa mencapai minggu hingga bulan.

Teknik yang langka dan waktu pengerjaan yang lama sejak meraih Sertifikat Indikasi Geografis pada 2024 menjadikan Batik Merawit sebagai seni tekstil bernilai tinggi, dengan harga jual di pasaran umumnya berkisar antara Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta per kain, tergantung tingkat kerumitan dan jenis pewarnaan.

Batik Merawit punya ciri khas garis-garis super halus (0,1–0,3 mm) yang bikin motifnya terlihat seperti benang atau ombak lembut. Motifnya sering terinspirasi dari alam dan budaya CirebonBatik Merawit punya ciri khas garis-garis super halus (0,1–0,3 mm) yang bikin motifnya terlihat seperti benang atau ombak lembut. Motifnya sering terinspirasi dari alam dan budaya Cirebon (Pinterest Batik Cirebon)

Baca Juga: 5 Batik Khas Jawa Barat yang Populer: Menyingkap Sejarah, Makna, dan Filosofi di Setiap Motif

Inovasi Fashion dan Nilai Historis Batik

Di ranah fashion sehari-hari, batik terus membuktikan fleksibilitasnya. Seragam batik sekolah yang dulu dianggap membosankan kini bertransformasi menjadi statement piece. Anak muda berinovasi dengan memadukan kemeja batik mereka bersama jeans, sneakers kekinian, atau jaket kulit, membuktikan bahwa batik bisa hidup dan relevan di mata generasi milenial dan Gen Z.

"Batik bukan sekadar kain warisan yang disimpan dalam lemari, tapi identitas yang harus terus dihidupkan dan relevan dengan tantangan zaman," ujar seorang perwakilan Kemenperin, mendorong agar inovasi desain dan penggunaan teknologi tekstil harus terus dilakukan.

Baca Juga: Roger Waters, Legenda Pink Floyd Unggah Video Dukungan untuk Palestina, "Free Palestine!" Menggema dari Seluruh Dunia

Namun, nilai batik tak hanya diukur dari tren dan kerumitan teknis. Secara harga, Batik Merawit memang termasuk dalam kelas premium, tetapi ia masih berada di bawah Batik Tulis Pedalaman Solo atau Yogyakarta dengan motif-motif larangan keraton. Batik jenis ini, seperti Parang Barong atau Udan Liris, dihargai dari filosofi, sejarah, dan statusnya yang dahulu hanya boleh dikenakan oleh keluarga keraton. Proses pewarnaan alam berulang yang rumit serta nilai spiritual yang melekat membuatnya menjadi benda koleksi langka dengan harga yang mampu mencapai puluhan, bahkan ratusan juta rupiah untuk karya-karya tua.

Perayaan Hari Batik Nasional 2025 menunjukkan dua puncak apresiasi Batik Merawit menonjol dalam hal keterampilan teknis dan presisi tangan yang kasat mata, sementara Batik Tulis Keraton unggul dalam nilai historis dan simbolis yang tersirat. Keduanya sama-sama merepresentasikan keagungan seni tekstil Nusantara yang terus menyatukan bangsa. Selamat Hari Batik Nasional, Updaters! Hari ini Anda pakai Batik mana?

(Sumber: X)

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini