Ingin Literacy Wisata Masuk Kurikulum Sekolah di Sukabumi

Selasa 20 Desember 2016, 21:12 WIB

SUKABUMIUPDATE.COM - Kiwari, promosi potensi pariwisata suatu daerah, tidak harus menunggu dilakukan pihak pengelola, atau pemerintah. Sebuah gerakan mandiri dengan dukungan kemajuan teknologi, bisa dilakukan oleh siapa saja, dan di mana saja.

Adalah Asep Hidayat Mustopa (30), pria warga Kampung Waluran, Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, yang pernah menjadi kaligrafer di Maktab Al Manar Al Zulfi, Saudi Arabia, dan di Noktah Art Jakarta, kini gencar mempromosikan destinasi wisata Sukabumi melalui media sosial (medsos) facebook, twitter, instagram, dan blog. Bahkan kini, anggota grup facebook Wisata Alam Sukabumi, tembus puluhan ribu anggota.

Kurang lebih enam tahun lamanya, ia berkecimpung di dunia branding kepariwisataan daerah. Lambat laun, usahanya pun membuahkan hasil, ia dipilih sebagai Koordinator Wilayah Kelompok Penggerak Pariwisata Pajampangan.

Mata Holang Institute, sebuah lembaga kajian di Sukabumi, didukung PT Aqua Golden Mississippi Mekarsari, Gapensi Kabupaten Sukabumi, dan PT Berkah Jaya Mandiri, memilih Asep Hidayat Mustopa, sebagai Sukabumi Heroes 2016, Kategori Pegiat Wisata Sukabumi, pada Malam Penganugerahan Pemuda Inspiratif 2016, di Hotel & Restoran Augusta, Cikukulu, Senin (19/12).

Berikut petikan obrolan Isti Murfia dari sukabumiupdate.com dengan Asep Hidayat Mustopa. Wawancara dilakukan pada Sabtu (10/12) lalu:

Apa motivasi awal Anda untuk melakukan promosi wisata mandiri?

Sebetulnya, awalnya hanya iseng wungkul. Pertengahan 2009, teman orang Cisolok ngajak menjelajah wilayah Selatan Sukabumi. Rutenya dari Banten, Palabuhanratu, sampai pernah ke Kota Sukabumi, lalu memutar lagi ke Selatan. Nah, dari situ, saya ketagihan kukurusukan buat mencari daerah anyar dengan potensi alamnya. Pokoknya setiap Sabtu dan Minggu, wajib meng-eksplore Sukabumi.

Singkatnya, pada 2010, karena merasa memiliki banyak data foto dan informasi, akhirnya terpikirkan membaginya di medsos. Pada waktu itu facebook lagi hits. Nah saya membuat grup Wisata Alam Sukabumi, untuk memudahkan masyarakat mencari atau ikut partisipasi.

Selama menjelajah, murni biaya sendiri?

Ya, karena waktu itu saya masih lajang. Pulang dari Arab Saudi, lumayan masih ada sedikit rezeki. Nah, itu yang diapakai buat modal transport ditemani motor matic buat ngabolang.

Pengalaman berkesan yang pernah dialami?

Saya pulang kerja sekitar jam tiga. Waktu eksplore Curug Genyang, saya mencari dengan jalan kaki sejauh satu kilometer, sampai curug itu jam setengah enam sore. Sampai di sana gelap, tapi alhamdulillah dapat pemandangannya. Tapi sayangnya saat itu lagi musim kemarau, jadi debit airnya kecil.

Waktu pulang, saya hanya ditemani senter doang, mana di hutan lagi, serasa ada ... (tertawa). Setelah keluar hutan, plong rasanya. Tetapi baju basah oleh keringat capek sama keringat ... (tertawa lagi).

Kenapa curug yang menjadi target eksplore?

keindahannya mampu menghipnotis, jadi ketika menemukan curug, ada perasaan puas yang tidak bisa diungkapkan. Ada sensasi, lega, dan fresh.

Alasan lainnya, karena di daerah Jampang banyak curug-curug yang belum terjamah.

Betul sudah menemukan 100 curug di Sukabumi?

Hahaha, bukan 100. Kalau 100 mah gabungan informasi dari yang lain juga. Kalau yang hasil temuan sendiri mah, baru sekitar 50-an.

Apa manfaat yang didapat dengan aktif promosi wisata ini?

Manfaatnya beragam, saya semakin cinta tanah kelahiran. Sukabumi itu dikepung dengan anugerah. Subhanallah, meminjam istilah teman, Sukabumi itu diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum. Bahkan Wakil Gubernur Jawa Barat, pak Deddy Mizwar bilang, kalau Sukabumi itu tercipta dari emperan surga, saking indahnya.

Kalau buat pribadi, dengan meng-eksplore Sukabumi, kegiatan positif, penyaluran emosi hilangkan stres. Dulu saya nggak begini, tapi sekarang mah lintuh (menunjukkan tubuhnya).

Saat ini, mendapat materi bukan tujuan, dengan meng-eksplore saja, ada kepuasan tersendiri. Makanya, syukur saya bisa tergabung di Kelompok Penggerak Pariwisata. Alhamdulillah saya berterima kasih kepada pembina Kompepar, Pak Haji Dadang Hendar (pemilik Hotel & Restoran Augusta-red), yang selalu memotivasi, berbagi ilmu, dan memberi penguatan untuk terus memajukan pariwisata Sukabumi.

Manfaat lain dirasakan masyarakat sekitar, perekonomian masyarakat perlahan meningkat. Yang berjualan omsetnya naik, kalau awalnya Rp200 ribu per hari, sekarang mah, setelah dibuka daerah pariwisata, bisa tembus Rp1 juta.

Apa target pribadi selanjutnya?

Sebagian masyarakat mulai menunjukkan sadar wisata, misalnya aktif membangun kawasan untuk menunjang kemajuan wisata daerahnya. Seperti daerah Curug Kaca di Kampung Ciledeg atau Cisuru, Desa Mekarjaya, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi. Mereka membangun gapura, membuat track, gak harus menunggu bantuan pemerintah. Meski dalam prakteknya, pembuatan gapura tersebut juga dibantu Kompepar, tapi setidaknya masyarakat memiliki inisiatif untuk bergerak.

Intinya, mengembangkan pariwisata itu multiefek dibanding pertambangan. Selain memajukan potensi wisata, memajukan ekonomi masyarakat, dan memberdayakan masyarakat lokal. Masyarakat juga menjadi lebih humanis dan lebih menghargai anugerah Tuhan lewat potensi alam yang dimiliki, sesuai yang didengungikan selama ini “Apik resik berseka, someah hade ka semah” pasti tercapai.

Apa saran dan harapan buat kemajuan pariwisata di Sukabumi?

Saya inginnya seluruh elemen masyarakat, meliputi pemerintah, masyarakat pengelola, dan wisatawan, sama-sama "sadar wisata". Bentuk nyata menuju menuju ke sana, dapat dimulai dengan memasukkan Literacy Wisata ke dalam kurikulum sekolah.

Satu hal lagi, saya ingin justru yang aktif meng-eksplore daerah itu, mulai dari para pemudanya sendiri, dari pada main gak jelas. Pasti banyak teman-teman lain sepemikiran dengan saya, mungkin masih terbatas waktu dan modal.

Saya yakin, masih banyak pemuda Sukabumi yang masih memiliki rasa "kepariwisataan".

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sehat29 April 2024, 13:00 WIB

Hidup Bersama Diabetes Tak Perlu Panik, 12 Langkah Sehat untuk Mengelola Gula Darah

Dengan pengelolaan gula darah yang baik, orang yang hidup dengan diabetes dapat menjalani hidup yang sehat, bahagia, dan penuh makna.
Ilustrasi - Dengan pengelolaan gula darah yang baik, orang yang hidup dengan diabetes dapat menjalani hidup yang sehat, bahagia, dan penuh makna. (Sumber : Freepik.com).
Life29 April 2024, 12:45 WIB

6 Cara Menjadi Orang Pemaaf Agar Hidup Jauh dari Permusuhan, Ini Langkahnya!

Menjadi pribadi pemaaf sebenarnya bisa diupayakan dalam hidup. Tentunya dengan beberapa langkah yang mesti dilakukan secara konsisten.
Ilustrasi. Cara menjadi orang yang pemaaf. Sumber foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Life29 April 2024, 12:30 WIB

7 Penyesalan Orang Tua kepada Anak Akibat Kesalahan Mengasuh di Masa Lalu

Para orang tua biasanya akan mengalami rasa penyesalan manakala berurusan dengan kesalahan pada pola asuhnya di masa lalu kepada anak-anaknya.
Ilustrasi. Pola asuh. Contoh Penyesalan orang tua kepada anaknya. Sumber foto : Pexels/Anastasiya Gepp
Bola29 April 2024, 12:15 WIB

Prediksi Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Selangkah Menuju Final!

Indonesia akan menghadapi Uzbekistan dalam laga semifinal Piala Asia U-23 2024.
Indonesia akan menghadapi Uzbekistan dalam laga semifinal Piala Asia U-23 2024. (Korsel) | Foro : Ist
Sehat29 April 2024, 12:00 WIB

Bebas Asam Urat: 10 Cara Alami Menyembuhkan Penyakit Degeneratif Tanpa Obat

Asam urat termasuk salah satu penyakit degeneratif, yakni penyakit yang biasanya dialami oleh lansia. Meskipun saat ini, penyakit asam urat juga kerap dimiliki oleh generasi millenial dan Z.
Ilustrasi. Tenaga Profesional Kesehatan | Cara Alami Menyembuhkan Asam Urat Tanpa Obat dengan Rutin Konsultasi Dokter (Sumber : pixabay.com/@Max)
Inspirasi29 April 2024, 11:57 WIB

Program Light Up The Dream, PLN UP3 Sukabumi Laksanakan Penyalaan Listrik Gratis

Light Up The Dream merupakan program penyambungan listrik gratis dari donasi pegawai PLN.
PT PLN (Persero) UP3 melalui ULP Sukaraja melaksanakan penyambungan listrik gratis melalui program LUTD kepada masyarakat. | Foto: PLN
Sukabumi29 April 2024, 11:31 WIB

84 Orang Diduga Keracunan Makanan Hajatan di Kabandungan Sukabumi, Begini Kondisinya

Rombongan pengantin laki-laki dan tamu undangan mulai merasa tidak enak badan pada Minggu sore.
Salah satu warga saat dirawat di puskesmas setelah diduga keracunan makanan hajatan pernikahan di Desa Tugubandung, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Minggu, 28 April 2024. | Foto: Istimewa
Life29 April 2024, 11:30 WIB

6 Tanda Kamu Memiliki Bakat Jadi Pemimpin di Masa Depan, Ini Buktinya

Jika orang memiliki jiwa sebagai pemimpin, biasanya akan nampak pada sikapnya, baik untuk dirinya maupun kepada orang lain.
Ilustrasi. Tanda orang yang berjiwa pemimpin. Sumber foto : Pexels/Rebrand Cities
Life29 April 2024, 11:00 WIB

10 Cara Sopan Mengingatkan Teman yang Tidak Tahu Diri

Inilah Beberapa Cara Sopan Mengingatkan Teman yang Tidak Tahu Diri. Yuk, Coba Lakukan!
Ilustrasi -  Cara Sopan Mengingatkan Teman yang Tidak Tahu Diri (Sumber : pexels.com/@Askar Abayev)
Life29 April 2024, 10:59 WIB

Beri dengan Segera, 5 Cara Mengatur Sistem Hadiah untuk Anak Balita

Sistem penghargaan bergantung pada penguatan positif untuk mendorong perilaku yang baik. Berikut cara membuat sistem penghargaan untuk balita, anak prasekolah, dan anak usia sekolah.
Ilustrasi hadiah untuk balita. | Foto: Pexels.com/@jonathan borba