SUKABUMIUPDATE.com - Di balik warna-warna berani dan goresan kanvas yang memenuhi ruang pamer Batik Fractal-LPS Kota Sukabumi, pada Sabtu, 20 Desember 2025, terselip pesan yang lebih luas dari sekadar estetika. Gelar Karya Lawungkala menjadi ruang temu kreativitas anak muda Sukabumi sekaligus wujud solidaritas bagi saudara-saudara di Sumatera.
Lukisan-lukisan dengan karakter yang berbeda berdiri berdampingan dengan karya fotografi, desain grafis, dan videografi. Setiap karya membawa sudut pandang personal penciptanya tentang kehidupan, kegelisahan, hingga harapan yang diramu dalam satu ruang kolektif. Seluruh karya yang dipamerkan merupakan hasil cipta anak-anak Sukabumi, termasuk mereka yang kini berkarier di luar kota namun tetap terhubung dengan tanah kelahirannya.
Ketua Pelaksana kegiatan, Andika, menyebut pameran ini lahir dari semangat kebersamaan. “Ini kegiatan kolektif dari teman-teman, ada fotografi, desain, dan karya lukis. Lawungkala itu tempat naungan kreativitas dan waktu, kita berharap dari Lawungkala ini ada pergerakan-pergerakan ke depan,” ujarnya kepada Sukabumiupdate.com, Sabtu (20/12/2025).
Baca Juga: Cuaca Jabar 21 Desember 2025, Potensi Berawan-Hujan
Sebagai gelaran perdana, Lawungkala tak hanya ingin menjadi panggung pamer, tetapi juga ruang regenerasi. “Ini event pertama, mudah-mudahan nanti pameran seperti ini bisa beregenerasi untuk anak muda Kota Sukabumi,” kata Andika.
Nilai solidaritas terasa kuat ketika sejumlah karya dipilih untuk dilelang. Hasilnya akan disumbangkan untuk membantu masyarakat di Sumatera. “Iya, ini beberapa karya di sini memang akan kami lelang untuk hasilnya kami sumbangkan ke Sumatera untuk saudara kita di sana,” ungkapnya.
Apresiasi datang dari Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, yang menilai kegiatan tersebut sebagai energi positif bagi kota. “Saya apresiasi kegiatan ini, Sukabumi perlu kreativitas, termasuk beberapa karya di sini yang akan dilelang untuk donasi Sumatra,” ujarnya.
Baca Juga: Jelang Nataru, Pemkab Sukabumi Minta Seluruh Perangkat Daerah Siaga Bencana
Melalui pameran ini, anak muda Sukabumi tak hanya merayakan karya, tetapi juga menunjukkan kepedulian. Lawungkala menjadi penanda bahwa kreativitas bisa berjalan seiring dengan empati bahwa seni bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga mampu menjadi jembatan kemanusiaan.




