Babak Baru Kasus Asusila Walid Versi Sukabumi, Alumni Resmi Polisikan Oknum Guru di Surade

Sukabumiupdate.com
Senin 17 Nov 2025, 17:04 WIB
Babak Baru Kasus Asusila Walid Versi Sukabumi, Alumni Resmi Polisikan Oknum Guru di Surade

GM (kedua dari kiri) bersama Rumah Literasi Merah Putih dan KNPI Kabupaten Sukabumi usai melaporkan dugaan tindak kekerasan seksual oknum guru di Surade ke Satreskrim Polres Sukabumi, Senin (17/11/2025). (Sumber Foto: SU/Ilyas)

SUKABUMIUPDATE.com – Kasus dugaan tindak kekerasan seksual "Walid Versi Sukabumi" memasuki babak baru. Alumni sekolah di Surade berinisial GM (28 tahun), yang merupakan orang pertama yang membongkar kasus ini melalui unggahan berseri di media sosial, resmi melaporkan oknum guru sekaligus pelatih voli putri berinisial ES, ke Polres Sukabumi, Senin (17/11/2025).

GM, yang didampingi Rumah Literasi Merah Putih dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Sukabumi, mendatangi ruang Sat Reskrim Polres Sukabumi sekitar pukul 14.00 WIB untuk membuat laporan.

GM yang kini berstatus ibu rumah tangga mengaku, pelaporan ini dilakukan setelah dirinya kembali menerima informasi bahwa perilaku terduga pelaku justru semakin menjadi.

"Setelah kejadian yang saya alami belasan tahun lalu, saya kira pelaku sudah jera. Tapi setelah saya kembali ke kampung saya di Surade, ternyata pelaku malah menjadi-jadi lagi. Itu pemicu saya melapor," ungkap GM kepada awak media.

Baca Juga: Pelaku Bertatus ASN, Korban Walid versi Sukabumi Beri Keterangan ke DP3A

Ia mengaku banyak menerima curahan hati dari sejumlah korban lain yang mengalami kejadian serupa. GM menekankan bahwa laporannya didasari oleh kepentingan murni untuk menghentikan perilaku tersebut.

"Saya jujur saja didalam hal ini tidak ada kepentingan apapun, saya murni ingin men-stop (menghentikan)  kejadian seperti ini, jadi jangan sampai ada kejadian kejadian seperti ini di kemudian hari, itu harapan saya," ujarnya.

GM juga berharap polisi menindak tegas terduga pelaku. "Harapan saya pelaku dihukum seadil-adilnya dan seberat-beratnya," tegasnya.

Dugaan Keterlibatan Guru Spiritual dan Mucikari

Sementara itu, Sekjen Rumah Literasi Merah Putih, Dede Heri, menyebut dugaan kasus ini mengarah pada skandal pelecehan seksual di lingkungan sekolah yang melibatkan pihak lain.

"Kami melakukan pendampingan bersama KNPI. Dari pendalaman dan bukti-bukti chat, ini merujuk pada skandal pelecehan seksual. Bukan hanya satu pelaku, tapi ada dugaan keterlibatan guru spiritual dan pihak yang berperan sebagai mucikarinya," kata Dede.

Menurutnya, pihak yang diduga menjadi mucikari berperan menawarkan sejumlah anak kepada terduga pelaku utama.

"Betul, mungkin mentor bisa dibilang, bukan hanya satu pelaku dari guru spiritual, mucikari, dan pelaku itu sebagai eksekutor terakhir," jelasnya.

Baca Juga: Polisi Soal Dugaan Asusila Walid Versi Sukabumi: Unit PPA Kumpulkan Keterangan Para Korban

Bidang Hukum DPD KNPI Kabupaten Sukabumi, Asep SH, menegaskan pihaknya ikut mengawal laporan ini untuk menjamin keadilan bagi korban.

"Kami DPD KNPI Kabupaten Sukabumi tentunya ingin memastikan bahwa proses hukum ini berkeadilan bagi korban, terkait tindakan asusila yang dilakukan oleh oknum guru di salah satu tempat mendidik, begitu," kata Asep.

Ia menambahkan KNPI akan berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk memastikan perlindungan terhadap korban.

"Ada kemungkinan teh GM berpotensi sebagai korban dalam peristiwa asusila tersebut, makanya dia memilih speak up di baik media nasional ataupun media elekronik lainnya," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, kasus ini mencuat ke publik dan menjadi viral setelah GM membuat unggahan berseri di media sosial Facebook, membongkar kisah suram dugaan asusila yang dilakukan oleh oknum guru tersebut sejak belasan tahun lalu.

Dalam rangkaian postingan itu, GM menceritakan banyak hal dari modus hingga mengungkap sedikit ciri inisial oknum guru yang dimaksud, termasuk memberi julukan Walid untuk sang pelaku. Ia juga menuliskan sudah punya banyak cerita dari korban-korban lainnya yang akhirnya berani speak up.

Berita Terkait
Berita Terkini