Menunggu Penjelasan Sekolah Soal Kematian Tragis Siswi MTs di Cikembar Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Rabu 29 Okt 2025, 13:30 WIB
Menunggu Penjelasan Sekolah Soal Kematian Tragis Siswi MTs di Cikembar Sukabumi

Siswi MTs di Sukabumi AK (14 tahun) saat di salatkan oleh keluarga dan dihadiri pemerintah desa serta pemerintah kecamatan Cikembar | Foto : Dok. Pemcam Cikembar

SUKABUMIUPDATE.com – Dugaan aksi bullying di sekolah yang viral melatari kematian tragis siswi MTS di Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, menunggu penjelasan resmi dari kepolisian. Tanggapan dari pihak sekolah juga dinanti, untuk menjelaskan dugaan bullying yang menjadi motif korban AK (14 tahun) nekat mengakhiri hidup.

Warga setempat bahwa menyebut tidak melihat kehadiran perwakilan pihak sekolah dalam proses pemulasaraan jenazah, mulai mensalatkan hingga pemakaman yang berlangsung pada Rabu (29/10/2025) sejak pukul 08.00 WIB.

Siswi MTS di Kabupaten Sukabumi AK (14 tahun) ditemukan tergantung kain sarung di kediamanannya, memunculkan dugaan motif perundungan atau aksi bullying di sekolah. Kesimpulan ini viral dan ramai dibicarakan warganet berangkat dari dua lempar kertas yang diduga ditulis tangan oleh korban, sebelum peristiwa tragis terjadi.

Warga setempat, RS (42 tahun), mengatakan suasana duka menyelimuti proses pemakaman yang dihadiri keluarga, kerabat, warga kampung setempat, serta pihak pemerintah desa dan kecamatan. Namun, ketidakhadiran pihak sekolah menuai beragam pertanyaan.

Sebagai tetangga sekaligus kerabat korban, RS berharap kematian yang diduga akibat dipicu peundungan (bullying) ini segera mendapat perhatian pemerintah, khusus pihak kepolisian agar kejadian serupa tidak terulang.

Baca Juga: Profil Korban dan Dugaan Bullying: Kisah Tragis Siswi MTs di Cikembar Sukabumi

“Dari surat itu muncul kesimpulan dugaan bully yang dialami korban, hingga almarhumah bertindak nekat,” ucap RS, tetangga yang masih kerabat korban kepada sukabumiupdate.com, Rabu (29/10/2025).

“Walaupun masih dugaan, kami berharap informasi ini diselidiki pihak kepolisian untuk menjelaskan fakta. Kalau memang benar terjadi bully, harus ada penanganan hukum. Kita tidak ingin kasus ini berulang lagi dan lagi,” bebernya.

Menurut RS, keluarga korban menolak otopsi karena sudah menerima kejadian ini sebagai takdir. Jenazah almarhum langsung dimakamkan Rabu pagi di pemakaman umum terdekat pada pukul 08.00 WIB.

“Bapaknya merantau kerja di Kalimantan, kakaknya juga kerja di luar Sukabumi. Korban selama ini tinggal bersama ibu dan neneknya, mereka membuka warung kecil-kecilan di sini,” pungkasnya.

Hingga berita ini ditayangkan, sukabumiupdate.com masih berupaya konfirmasi kepada pihak sekolah.

Catatan redaksi: Berita ini ditulis dengan tujuan memberikan informasi kepada publik. Redaksi tidak bermaksud mengglorifikasi atau mendorong tindakan mengakhiri hidup dalam bentuk apa pun. Jika Anda atau orang yang Anda kenal memiliki kecenderungan mengakhiri hidup atau masalah kesehatan mental segera cari bantuan dari tenaga profesional, keluarga, atau layanan yang disediakan pemerintah.

Berita Terkait
Berita Terkini