Strategi Sigit Kurangi Ketimpangan Gender Tenaga Kerja di Sukabumi: Laki-Laki Juga Harus Bisa Menjahit

Sukabumiupdate.com
Jumat 17 Okt 2025, 13:59 WIB
Strategi Sigit Kurangi Ketimpangan Gender Tenaga Kerja di Sukabumi: Laki-Laki Juga Harus Bisa Menjahit

Kepala Disnakertrans Kabupaten Sukabumi Sigit Widarmadi. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Ketimpangan gender tenaga kerja antara laki-laki dan perempuan menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi Sigit Widarmadi di awal masa jabatannya sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi.

Dilantik oleh Bupati Sukabumi Asep Japar pada 8 Oktober 2025, Sigit dihadapkan pada fakta bahwa lebih dari 70 persen tenaga kerja di Sukabumi saat ini adalah perempuan, berdasarkan data Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusahaan (WLKP) hingga Juni 2025.

Berdasarkan data tersebut, jumlah pekerja di Kabupaten Sukabumi mencapai 262.804 orang, terdiri dari 77.360 laki-laki dan 184.907 perempuan. Sementara itu, untuk tenaga kerja asing (WNA) tercatat 476 laki-laki dan 61 perempuan.

Sigit menjelaskan, dominasi pekerja perempuan di sektor industri disebabkan oleh karakteristik pekerjaan dan perbedaan kecenderungan kemampuan individu antara laki-laki dan perempuan.

"Perempuan cenderung lebih teliti dan fokus dalam bekerja, terutama di sektor industri seperti garment dan alas kaki. Sedangkan kompetensi di bidang jahit atau produksi masih kurang dikuasai oleh tenaga kerja laki-laki," kata Sigit kepada sukabumiupdate.com, Jumat (17/10/2025).

Baca Juga: Tenaga Kerja di Sukabumi Capai 262.267, Disnakertrans Ungkap Alasan Karyawan Pabrik Didominasi Wanita

Menurut Sigit, sektor industri padat karya menjadi penyerap tenaga kerja perempuan terbesar di Sukabumi. Namun ke depan, pihaknya berkomitmen menciptakan dunia kerja yang lebih inklusif dengan membuka lapangan kerja berbasis green jobs yang berorientasi pada kewirausahaan dan potensi lokal.

"Kami membuka lapangan kerja baru berbasis green jobs yang bisa memberi ruang lebih luas bagi laki-laki untuk berdaya di dunia kerja," ujarnya.

Selain itu, Sigit juga menyampaikan bahwa pihaknya dari Disnakertrans juga menggelar program pelatihan berbasis kompetensi dan kewirausahaan bagi tenaga kerja laki-laki, agar mampu bersaing di sektor yang selama ini didominasi perempuan.

"Laki-laki juga harus bisa menjahit, memotong bahan (cutting), dan menguasai bidang yang selama ini dianggap pekerjaan perempuan. Kami ingin keseimbangan kompetensi di dunia kerja," tegasnya.

Sebagai langkah jangka panjang, Sigit menyebut pihaknya tengah menyiapkan tiga kebijakan utama: mengimbau perusahaan agar tidak memprioritaskan pekerja perempuan untuk jenis pekerjaan umum, menyiapkan regulasi lowongan kerja yang setara bagi laki-laki dan perempuan tanpa diskriminasi, serta meningkatkan pelatihan keterampilan lintas gender.

"Kami ingin mendorong dunia kerja di Sukabumi menjadi lebih setara dan berkeadilan. Baik laki-laki maupun perempuan, semuanya punya kesempatan yang sama untuk berkembang," pungkasnya. (adv)

Berita Terkait
Berita Terkini