Raih Green Card dari UNESCO, Geopark Ciletuh Palabuhanratu Kembali Pertahankan Status Dunia

Sukabumiupdate.com
Selasa 09 Sep 2025, 23:39 WIB
Raih Green Card dari UNESCO, Geopark Ciletuh Palabuhanratu Kembali Pertahankan Status Dunia

Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Pinterest (Maniak Wisata Indonesia)

SUKABUMIUPDATE.com – Setelah melewati proses panjang penuh kerja keras, dedikasi, dan kolaborasi lintas pihak, Ciletuh–Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp) atau Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, resmi lolos revalidasi dan meraih green card (kartu hijau) dari UNESCO.

Status ini meneguhkan kembali posisi Sukabumi di panggung dunia, sekaligus memperpanjang pengakuan internasional hingga empat tahun ke depan.

Diketahui, revalidasi berlangsung pada 30 Juni-4 Juli 2025, dengan tim asesor UNESCO dari Slovenia dan Tiongkok melakukan penilaian langsung terhadap aspek geologi, biodiversitas (kekayaan hayati), kearifan budaya lokal, serta keterlibatan masyarakat dalam menjaga kelestarian geopark.

Hasil evaluasi menunjukkan kemajuan signifikan dan kolaborasi yang kuat di antara seluruh pemangku kepentingan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi sekaligus Ketua Badan Pengelola CPUGGp, Ade Suryaman, menyatakan pencapaian ini bukanlah sekadar prestasi formal, melainkan hasil dari semangat juang kolektif.

“Green card ini adalah kemenangan kolektif Sukabumi. Tidak hanya pemerintah, tetapi masyarakat, komunitas, akademisi, dan pelaku usaha yang bersama-sama menjaga dan menghidupkan geopark. Ini bukti bahwa kolaborasi adalah kunci menjaga warisan dunia,” tegas Ade dalam rilis yang diterima sukabumiupdate.com, Selasa (9/9/2025).

Baca Juga: Kadispar Sukabumi Optimis Geopark Ciletuh Palabuhanratu Raih Kembali Status UGGp

Ia menambahkan, perjuangan mempertahankan status UNESCO adalah perjalanan panjang yang menuntut konsistensi.

“Setiap tetes keringat, ide, dan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat adalah energi yang membawa kita sampai ke titik ini,” ujarnya.

Menurut Ade, raihan green card ini menjadi simbol perjuangan Sukabumi dalam menjaga bumi dan peradaban. CPUGGp kini bukan hanya destinasi wisata berkelas dunia, tetapi juga ruang edukasi, riset, serta kebanggaan identitas lokal.

“Ke depan, green card ini bukanlah garis akhir, melainkan awal babak baru. Tanggung jawab kita lebih besar: menjaga, mengembangkan, dan mewariskan geopark ini untuk generasi mendatang,” tandasnya.

Sekretaris II Badan Pengelola CPUGGp sekaligus Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Sendi Apriadi, menjelaskan bahwa keberhasilan ini lahir dari kombinasi konsistensi pengelolaan dan inovasi dalam berbagai sektor.

"Evaluator UNESCO tidak hanya melihat keindahan alam, tetapi juga bagaimana tata kelola dilakukan. Mereka menilai program konservasi, keterlibatan masyarakat, pemanfaatan geopark untuk pendidikan, serta pengembangan ekonomi kreatif berbasis pariwisata berkelanjutan,” ungkap Sendi.

Aat Suwanto selaku Ketua Harian Badan Pengelola CPUGGp menambahkan, tim pengelola menyiapkan data, laporan, hingga simulasi lapangan dengan detail. “Setiap aspek kami pastikan sesuai standar UNESCO. Dari konservasi geosite, pemberdayaan masyarakat, hingga inovasi promosi digital. Itulah yang meyakinkan asesor bahwa CPUGGp layak mendapat green card,” jelasnya.

Informasi tambahan yang dihimpun, CPUGGp mendapat rekomendasi Green Card dari evaluator berdasarkan hasil sidang UNESCO Global Geopark Council di Chili pada 5–6 September 2025. Selain Geopark Ciletuh Palabuhanratu, rekomendasi serupa juga diterima oleh Geopark Rinjani di Nusa Tenggara Barat dan Geopark Kaldera Toba di Sumatera Utara. (adv)

Berita Terkait
Berita Terkini