Soal Fenomena Parasit Daun Manggis di Cicantayan Sukabumi, Ini Kata Distan

Senin 06 November 2023, 14:28 WIB
Kotoran pada daun Manggis di Desa Hegarmanah Cicantayan Sukabumi | Foto : Sy

Kotoran pada daun Manggis di Desa Hegarmanah Cicantayan Sukabumi | Foto : Sy

SUKABUMIUPDATE.com - Para petani Manggis di Desa Hegarmanah Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi mengeluhkan adanya parasit pengganggu sejenis bercak kotoran yang muncul pada daun Manggis. Kotoran tersebut menutup daun-daun manggis seperti debu jalanan.

Kepala Desa Hegarmanah, Ujang Natadireja mengatakan fenomena bercak kotoran pada daun manggis itu sudah muncul sejak beberapa bulan terakhir. Menurutnya, hampir semua pohon manggis diwilayahnya, juga daun-daun pohon yang lainnya seperti daun pohon Jati mengalami kejadian yang sama.

Menurut Ujang, saat ini di wilayahnya sedang memasuki musim Manggis. Jadi fenomena itu menjadi perhatian masyarakat terutama para pemilik kebun Manggis. Bahkan sebagian diantara warga merasa khawatir hal tersebut dapat mengganggu kualitas dan hasil panen Manggis pada waktunya.

Baca Juga: Kepala SD-SMP di Kota Sukabumi Diingatkan Soal Korupsi Dunia Pendidikan

Ujang menatakan, warga menyebut kotoran pengganggu ini dengan virus atau parasit. "Saya gak tahu ini mengganggu atau tidak pada kualitas buah manggis. Sebenarnya kotoran pada daun ini bisa dibersihkan. Tapi bagaimana caranya melakukan pembersihan secara masif?," kata Ujang kepada sukabumiupdate.com, Jumat (3/11/2023).

Saat dikonfirmasi, Kepala Balai Penyuluh Pertanin (BPP) Kecamatan Cicantayan, Muhammad Ali melalui Binwil Desa Cicantayan Yuli Rosmiati Dewi menyampaikan bahwa pihaknya sudah melaporkan fenomena tersebut ke pusat (dinas).

Menurutnya, tim BPP Kecamatan Cicantayan sudah dua kali meninjau ke lokasi kebun Manggis bersama dengan tim ahli dari Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) untuk melakukan pemeriksaan dan penelitian.

Baca Juga: Puluhan Rumah Terendam, Kondisi Terkini Banjir Bugel di Tegalbuleud Sukabumi

"Untuk saat ini kami belum bisa menjawab terkait fenomena (parasit/kotoran) yang menimpa daun manggis tersebut. karena hal itu harus dibuktikan dengan hasil penelitian," jelas Yuli kepada sukabumiupdate.com melalui sambungan telepon, Senin (6/11/2023).

Sementara itu, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH Jawa Barat) yang bertugas di Kecamatan Cicantayan, Uden Tagiman menyebutkan bahwa fenomena itu bisa dikenal dengan "Bercak daun alga".

Menurutnya, itu merupakan penyakit baru di Sukabumi. Pertama kali muncul diketahui tahun 2020 di Parungkuda Kabupaten Sukabumi. "Saat itu pertama kali terlihat ada di daun Dukuh di Parungkuda. Kemudian tahun 2021 baru diketahui ada di Cicantayan," ungkap Uden kepada sukabumiupdate.com.

Saat ini, kata Uden, fenomena itu sedang menimpa daun Manggis yang ada di Cicantayan. Dari total 180 Hektar (tersebar di 3 desa: Hegarmanah, Sukadamai dan Cimanggis) hampir semuanya terdampak.

Baca Juga: Mengenal Istilah Depresi dalam Islam dan Cara Mengatasinya

Namun, jelas Uden, ia tidak menemukan hal yang menghawatirkan dari fenomena itu. Karena menurutnya, itu adalah semacam penyakit daun yang paling sering terlihat di daerah beriklim hangat dan lembab atau di rumah kaca.

"Organisme penyebabnya adalah Cephaleuros virescens, alga parasit hijau yang inangnya biasa adalah tumbuhan berdaun kasar seperti cotoneaster, magnolia, hollies, rhododendron, dan viburnum. Bercak daun alga kadang-kadang disebut ketombe hijau karena bercak tersebut mungkin tampak berkerak, tidak jelas, atau bersisik," paparnya.

Selanjutnya, kata Uden, beberapa tanaman inang mungkin juga mempunyai ranting dan cabang yang sakit dan kerdil serta tubuh buahnya berwarna coklat kemerahan. Bintik-bintik tersebut umumnya berdiameter 1/2 inci atau kurang meskipun mungkin menyatu membentuk koloni yang lebih besar. Jaringan daun bisa mati di bawah bintik-bintik itu dan daun bisa menguning dan rontok sebelum waktunya.

Saat cuaca basah, sambung Uden, alga menghasilkan spora yang disebarkan oleh angin dan percikan air hujan. Spora menginfeksi jaringan daun menyebabkan bintik-bintik kecil melingkar kehijauan yang mungkin berubah menjadi coklat muda atau coklat kemerahan.

Baca Juga: Lengkap! Nama DCT DPRD Kabupaten Sukabumi Dapil IV dari 18 Parpol

"Bintik-bintik tersebut mungkin tampak menonjol dan halus. Ganggang tersebut akan menahan musim dingin atau bertahan dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan lainnya di bercak daun termasuk pada daun yang berguguran," kata dia.

Lantas, kata dia, bagaimana strategi pengendaliannya? Yaitu dengan melakukan beberapa cara, diantaranya:

1. Mendorong tanaman sehat dengan teknik budidaya yang baik . Penyakit ini paling merusak pada tanaman yang pertumbuhannya lambat atau lemah.

2. Bersihkan daun-daun yang gugur dan singkirkan daun-daun yang sakit dari tanaman . Praktik sanitasi yang baik akan membantu mengendalikan penyakit ini.

3. Meningkatkan kekeringan daun dengan meningkatkan sirkulasi udara dan drainase . Jika perlu, pangkas tanaman yang terlalu banyak secara selektif. Hindari menyemprotkan air ke daun.

4. Gunakan semprotan fungisida yang mengandung tembaga jika pengendalian kimia diperlukan

Sebagai informasi, Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat terkenal sebagai Sentra Manggis. Setidaknya ada dua desa yang menjadi sentra penghasil utamanya yaitu Desa Cimanggis dan Desa Hegarmanah.

Baca Juga: 131 Nama DCT Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Dapil III Pemilu 2024

Dari kedua desa ini manggis tak hanya menyebar ke seluruh Indonesia tapi juga diekspor hingga mancanegara, Thailand dan China.

Pemkab Sukabumi bahkan sudah menetapkan desa Hegarmanah dan Desa Cimanggis menjadi daerah agro wisata. Pada tahun 2020 sempat diadakan Festival Manggis yang dilaksanakan di Kp Nangela, Desa Hegarmanah.

Pada kesempatan Festival Manggis tersebut, Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengingatkan supaya kualitas buah manggis dijaga dan terus ditingkatkan sehingga melebihi standar mutu internasional, sehingga nilai ekspor akan meningkat.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Internasional14 Januari 2025, 23:06 WIB

Capai Rp2.200 T! Kerugian Akibat Kebakaran Los Angeles Lampaui Anggaran Infrastruktur Prabowo

Sedikitnya 24 orang tewas dalam bencana kebakaran yang menurut Gubernur California merupakan bencana alam paling dahsyat dalam sejarah AS.
Kebakaran di Los Angeles Amerika Serikat. (Sumber : Dok. KJRI Los Angeles)
Sukabumi14 Januari 2025, 21:45 WIB

Belum Kantongi Izin Lengkap, Pembangunan Tower di Purabaya Sukabumi Tuai Polemik

Camat Purabaya Sukabumi sebut perusahaan tetap ngeyel dan melanjutkan pendirian tower menara telekomunikasi ini meskipun belum ada izin lengkap.
Potret tower menara telekomunikasi milik PT. STP di Kampung Babakan Bogor, Desa Purabaya, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, yang menuai polemik. (Sumber Foto: Istimewa)
Life14 Januari 2025, 21:00 WIB

Babasan Sunda Arti dan Contoh Kalimat: Sanajan Wareg, Tatang Mah Jelemana Laer Gado

Babasan Sunda seringkali menggunakan kiasan atau perumpamaan untuk menyampaikan pesan atau makna tertentu.
Ilustrasi - Babasan Sunda seringkali menggunakan kiasan atau perumpamaan untuk menyampaikan pesan atau makna tertentu. (Sumber : Freepik)
Sukabumi14 Januari 2025, 20:55 WIB

Kisah Tati Disabilitas di Kota Sukabumi Merajut Harapan di Tengah Janji Politik Cagub Jabar

Sebagai perempuan disabilitas, dengan segala keterbatasan keluarganya, Tati masih berjuang dengan keterampilan yang dimilikinya semasa sekolah dulu.
Tati Latifah (47 tahun) ibu rumah tangga penyandang disabilitas tunanetra di Kota Sukabumi saat menganyam kerajinan tas di rumahnya. (Sumber : SU/Asep Awaludin)
Life14 Januari 2025, 20:00 WIB

Keraton Surosowan: Istana Sultan dan Pusat Pemerintahan Kerajaan Banten

Keraton Surosowan adalah saksi bisu kejayaan Kesultanan Banten di masa lalu. Bangunan megah ini pernah menjadi pusat pemerintahan dan pusat kebudayaan Islam di Pulau Jawa bagian barat.
Keraton Surosowan adalah saksi bisu kejayaan Kesultanan Banten di masa lalu. Bangunan megah ini pernah menjadi pusat pemerintahan dan pusat kebudayaan Islam di Pulau Jawa bagian barat. (Sumber : Instagram/@andhiseto/@mfgr_206).
Jawa Barat14 Januari 2025, 19:38 WIB

Pemprov Jabar Siapkan 52 Ribu Vaksin Hewan Ternak untuk Antisipasi Penyebaran PMK

Dengan adanya sinergi antara pemerintah pusat dan provinsi Jabar, vaksinasi ini diberikan secara gratis kepada para peternak.
Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meninjau vaksinasi hewan ternak sapi perah di Kandang Sapi Pak Osim, Desa Cisaat Kabupaten Subang, Selasa (14/1/2025). (Sumber : Humas Jabar)
Inspirasi14 Januari 2025, 19:32 WIB

Pembinaan Pegawai Non ASN, Distan Sukabumi Dorong Peningkatan Disiplin & Produktivitas Kerja

Rapat pembinaan yang dipimpin Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Sri Hastuty Harahap itu diikuti 88 orang pegawai non ASN.
Kepala Dinas Pertanian atau Distan Kabupaten Sukabumi Sri Hastuty Harahap saat memberikan pembinaan bagi puluhan pegawai Non ASN. (Sumber Foto: IG Distan Kabupaten Sukabumi)
Entertainment14 Januari 2025, 19:30 WIB

Lee Min Ho Bakal Gelar Fanmeeting MINHOVERSE di Jakarta Tahun Ini

Aktor asal Korea Selatan, Lee Min Ho akan menyapa penggemar lewat fanmeeting pertamanya setelah 8 tahun yang bertajuk Minhoverse.
Lee Min Ho Bakal Gelar Fanmeeting MINHOVERSE di Jakarta Tahun Ini (Sumber : Instagram/@myment_official)
Keuangan14 Januari 2025, 19:00 WIB

Berapa Gaji Pegawai Badan Gizi Nasional yang Lolos Rekrutmen SPPI Batch 3?

Pelamar SPPI Batch 3 Unhan berkesempatan menjadi ASN (Pegawai Negeri Sipil) di Badan Gizi Nasional.
Kegiatan Dapur Umum Makan Bergizi Gratis Badan Gizi Nasional. Foto: IG/@badangizinasional.ri
Produk14 Januari 2025, 18:30 WIB

Apa Penyebab Kadar Emas Berkurang? Begini Cara Merawat Perhiasan Agar Awet!

Kadar emas dinyatakan dalam karat (K) atau dalam persentase (%).
Ilustrasi. Ketahui Penyebab Kadar Emas Berkurang dan Cara Merawatnya Agar Perhiasan Awet! (Sumber : Pexels/Pixabay)