Dua Lipa Buka Suara Soal Memecat Manajernya karena Pro-Israel

Sukabumiupdate.com
Sabtu 27 Sep 2025, 18:00 WIB
Dua Lipa Buka Suara Soal Memecat Manajernya karena Pro-Israel

Dua Lipa Buka Suara Soal Memecat Manajernya karena Pro-Israel (Sumber : Instagram/@dualipa)

SUKABUMIUPDATE.com - Penyanyi Dua Lipa akhirnya buka suara mengenai berita tentang ia memecat David Levy sebagai manajer karena melakukan boikot kepada grup rap, Kneecap untuk tidak tampil di festival musik Glastonbury.

Pemberitaan tersebut menjadi ramai di media sosial terlebih saat mengetahui bahwa David Levy pro-Israel, sehingga banyak sekali yang menduga kalau perbedaan prinsip membuat Dua Lipa memecat manajernya itu.

Untuk meluruskan pemberitaan tersebut, Dua Lipa memberikan klarifikasi melalui unggahan di Instagram. Pelantun lagu New Rules itu menyebutkan bahwa berita yang beredar tidak benar dan dibuat hanya untuk menarik perhatian.

Mengutip dari Tempo.co, Dua Lipa juga menilai gaya bahasa yang digunakan media tersebut dalam menuliskan berita provokatif serta berusaha mengeksploitasi tragedi global demi keuntungan pribadi.

Klarifikasi dari pihak agensi WME pun mengkonfirmasi bahwa Levy sudah lebih dulu meninggalkan tugasnya sebelum kasus ini menarik banyak perhatian publik. Meski artikelnya diperbarui setelah bantahan muncul, Daily Mail tidak memberikan permintaan maaf ataupun keterangan jelas ihwal perubahan yang dilakukan.

Baca Juga: Dua Lipa Pecat Manajer yang Boikot Kneecap Tampil di Glastonbury Karena Pro-Palestina

Apa yang Dilaporkan Daily Mail?

Artikel Daily Mail yang ditulis konsultan editor Katie Hind menyatakan bahwa Dua Lipa telah “membuang agen Yahudi”-nya setelah agen tersebut menandatangani petisi agar grup rap asal Belfast, Kneecap, tidak tampil dalam festival Glastonbury 2025.

Levy disebut sebagai penanda tangan pertama surat terbuka kepada pendiri festival, Michael Eavis, dan putrinya, Emily, untuk membatalkan penampilan Kneecap. Grup rap asal Belfast itu sempat dikaitkan dengan kontroversi pro-Palestina setelah salah satu anggotanya didakwa karena menampilkan bendera Hezbollah di sebuah konser.

Artikel itu juga mengutip sumber anonim industri musik yang menyatakan Dua Lipa masih berada di bawah naungan agensi William Morris Endeavor (WME), tapi kini ditangani oleh manajer lain. Berita ini segera menyebar luas sebelum kemudian diperbarui tanpa penjelasan lebih lanjut mengenai koreksinya.

"Dua Lipa telah memutuskan hubungan dengan agen Yahudi-nya setelah ia berkampanye untuk menghentikan rapper kontroversial Kneecap tampil di Glastonbury, dengan tuduhan bahwa mereka memicu anti-Semitisme. Perwakilan lama sang penyanyi, David Levy, adalah orang pertama yang menandatangani surat yang mendesak pendiri festival, Michael Eavis, dan putrinya, Emily, menghentikan hubungan dengan rapper Belfast yang pro-Palestina, yang dituduh mendukung teroris Hizbullah," demikian paragraf utama dari berita Daily Mail yang dikritik Dua Lipa dikutip dari Tempo.co pada Sabtu, (27/09/2025).

Baca Juga: Lirik Lagu Training Season dari Dua Lipa yang Viral di TikTok

Respons Dua Lipa dan Latar Belakang Aktivismenya

Menanggapi laporan tersebut, Dua Lipa menyebutnya sebagai “clickbait palsu” yang sengaja dibuat untuk memecah belah opini publik. “Saya juga tidak bisa mengabaikan bagaimana hal ini ditangani oleh media. Bukan hanya ceritanya sama sekali tidak benar, tapi bahasa yang digunakan Daily Mail sengaja dibuat provokatif, demi clickbait, dan jelas dirancang untuk memicu perpecahan dunia maya,” demikian dia menulis di akun Instagram-nya.

Ia juga menegaskan, “Selalu free Palestine,” sembari menyoroti praktik media yang menurut dia memanfaatkan tragedi global demi keuntungan.

Pihak WME membantah tuduhan pemecatan Levy karena alasan politik, dan menegaskan bahwa ia telah beralih ke proyek lain sejak awal 2025. "Laporan yang menyatakan bahwa Dua Lipa atau manajemennya memecat salah satu agen kami karena pandangan politiknya itu sepenuhnya salah," demikian pernyataan WME.

Dua Lipa sendiri sudah lama vokal menyuarakan dukungan bagi Palestina. Pada 2023, ia termasuk dalam 185 seniman yang menandatangani surat terbuka “Artists4Ceasefire” kepada mantan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, untuk mendesak penghentian serangan di Gaza.

Sumber: Suara.com

Berita Terkait
Berita Terkini