Cerita Pengungsi Gempa Lombok di Islamic Center: Minum Air Mentah

Senin 20 Agustus 2018, 03:01 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Beralaskan karpet yang dibawa dari rumah, Atin Dina Mariana memangku sang anak yang sedang tertidur di halaman Islamic Center Mataram, Nusa Tenggara Barat, Ahad malam, 19 Agustus 2018. Perempuan 35 tahun itu sesekali bersenda gurau dengan keluarganya yang mengungsi akibat Gempa Lombok.  Ada 12 orang keluarga Atin yang duduk berdesak-desakan di karpet seluas 170 cm x 240 cm itu. “Kalau sudah ngantuk, kami baru pindah ke tenda,” kata Atin.

Keluarga Atin merupakan satu dari ratusan warga Kota Mataram yang mengungsi di halaman Islamic Center Nusa Tenggara Barat di Jalan Langko, Selaparang, Kota Mataram. Mereka mendirikan tenda ala kadarnya dari terpal yang dibawa sendiri sejak gempa 7 skala richter mengguncang Lombok dan sekitarnya pada Ahad malam, 5 Agustus lalu.

Ia beserta dua anaknya, yang berusia 12 tahun dan lima tahun, berjalan kaki sekitar 3,3 kilometer dari kampungnya di pesisir Kampung Banjar, Ampenan, menuju Islamic Center. Sedangkan suami Atin berjaga di rumah karena putri sulungnya yang berusia 14 tahun pingsan akibat gampa Lombok. “Waktu itu kabarnya berpotensi tsunami. Jadi kami panik dan nyari tempat yang jauh dari pesisir,” kata dia.

Meski Kota Mataram bukan pusat gempa Lombok dan bangunan yang rusak tak sebanyak serta separah di Lombok Utara maupun Lombok Timur, Atin dan penduduk lain memilih bertahan di tempat pengungsian. Siang yang terik dan malam yang dingin tak mereka hiraukan. Gempa susulan yang sering terjadi membuat mereka takut kembali ke rumah. Bahkan untuk ke kamar mandi saja Atin dan keluarganya was-was.

Di Islamic Center, kata Atin, warga membuat toilet sederhana yang ditutupi spanduk. Untuk mandi, mereka baru menyeberang ke toilet di Masjid Jami, Kota Mataram. “Itu pun tidak kami kunci dan saling menunggu,” ujarnya.

Kebutuhan makan dan minum pengungsi di Islamic Center juga mereka siapkan sendiri. Keluarga Atin meminum air mentah dari keran. “Sehabis gempa itu airnya keruh. Tapi alhamdulillah kami tidak kenapa-kenapa,” kata dia. Untuk makan, Atin membawa kompor dari rumahnya untuk masak di tempat pengungsian.

Selama dua pekan itu, Atin juga tak bekerja. Biasanya ia berjualan gorengan di depan rumah. Kebutuhan membeli bahan makanan mengandalkan uang simpanan dari keluarga. Tak ada bantuan makanan untuk para pengungsi gempa Lombok di Islamic Center. Meski demikian, Atin dan warga lainnya tak berkecil hati. “Warga di Lombok Utara dan Lombok Timur lebih membutuhkan karena di sana paling parah,” ujarnya.

Menurut Atin, sempat ada belasan dus air mineral, susu, dan cemilan lainnya dari polisi. Namun, makanan itu didrop di salah satu tenda. Warga di tenda lain segan untuk meminta. “Karena di sini kami tidak ada koordinator maupun posko, sendiri-sendiri begini dengan keluarga masing-masing,” kata dia.

Selama dua hari terakhir, Atin dan keluarga sempat kembali ke rumah. Kompor dan peralatan lainnya itu ia bawa pulang dua hari lalu karena gempa sempat mereda. Pengungsian di Islamic Center juga sempat sepi. Namun, ia dan warga lainnya berbondong-bondong ke tempat pengungsian lagi saat gempa 6.5 SR mengguncang Lombok pada Ahad siang kemarin. “Menara masjid di dekat rumah goyang-goyang hampir jatuh, jadi kami langsung lari ke sini lagi,” ucapnya. “Kami takut.”

Gempa di lombok kembali terjadi pada Ahad siang. Beberapa jam kemudian, lindu susulan berkekuatan 7 skala richter mengguncang. Tepatnya pukul 22.56 Waktu Indonesia Timur, Ahad, 19 Agustus 2018 .

Lampu padam. Warga berhamburan dan panik. Mereka berbondong-bondong mencari tempat terbuka. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, terjadi 12 gempa sejak Ahad siang kemarin hingga Senin pagi ini, 20 Agustus 2018. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, tercatat 460 orang meninggal dunia akibat gempa Lombok per 15 Agustus 2018.

Gempa Lombok ini setidaknya juga menyebabkan 7.773 orang luka-luka, yang terdiri atas 959 luka berat dirawat inap dan 6.774 luka ringan. Selain itu, 417.529 orang terpaksa mengungsi ke ribuan titik lokasi pengungsian.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Food & Travel29 April 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Jus Jambu Biji untuk Menurunkan Gula Darah, Hanya 5 Langkah!

Jus jambu biji segar ini dapat menjadi tambahan yang menyegarkan dan sehat dalam diet untuk menurunkan gula darah.
Ilustrasi. Cara Membuat Jus Jambu Biji untuk Menurunkan Gula Darah (Sumber : pexels/quangnguyenvinh)
Science29 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 29 April 2024, Cek Dulu Yuk Langit di Awal Pekan!

Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya Senin 29 September 2024.
Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya Senin 29 September 2024. (Sumber : Freepik/@wirestock)
Life28 April 2024, 23:24 WIB

7 Trik Jitu Move On dari Mantan Pacar, Ini yang Bisa Kamu Lakukan!

Putus cinta adalah salah satu momen paling sulit dalam kehidupan, terutama ketika harus melepaskan mantan pacar yang pernah kita cintai dengan sepenuh hati.
Ilustrasi putus cinta. | Sumber Foto: pixabay/oppy77
Life28 April 2024, 23:17 WIB

6 Cara Memiliki Mental Kuat agar Tahan Banting dan Tidak Direndahkan Orang Lain

Memiliki mental kuat sangat dibutuhkan dalam hidup supaya tahan banting dan tidak mudah direndahkan oleh orang lain.
Ilustrasi. Cara memiliki mental kuat. | Sumber foto : Pexels/Andrea Piacquadio
DPRD Kab. Sukabumi28 April 2024, 23:12 WIB

Soroti Isu Pungli di PT GSI Sukabumi, DPRD Kritik Program Disnakertrans Tak Efektif

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Hera Iskandar angkat bicara terkait isu pungli di GSI Cikembar.
Warga sempat blokade jalan cikembar, sebagai bentuk protes praktik pungli tenaga kerja di PT GSI (Sumber : SU/Ibnu)
Life28 April 2024, 22:12 WIB

Ini 5 Sikap Sabar yang Membuat Anda Hidup Damai Setiap Hari

Sikap sabar akan membantu setiap orang lebih merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hidupnya.
Ilustrasi. Sikap sabar yang membuat damai. | Sumber Foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Sukabumi28 April 2024, 22:07 WIB

Dihuni Nenek dan Cucu, Rutilahu di Surade Sukabumi Nyaris Roboh Akibat Gempa Garut

Rutilahu yang dihuni nenek dan cucu di Surade Sukabumi nyaris roboh akibat gempa Garut M6,2.
Kondisi rutilahu yang nyaris roboh akibat diguncang gempa laut Garut. (Sumber : Istimewa)
Life28 April 2024, 21:30 WIB

Sembunyi Saat Bertemu Orang Baru, Kenali 7 Perilaku Umum Anak Usia 2 Tahun

Anak usia dua tahun menunjukkan emosinya dengan cara yang cukup aneh. Pelajari cara memecahkan kode tujuh perilaku umum balita.
Ilustrasi. Perilaku umum anak 2 tahun. Sumber : Freepik/@freepik
Bola28 April 2024, 21:22 WIB

Kapolres Sukabumi Ajak Nobar Semifinal Piala Asia U-23 Indonesia Vs Uzbekistan, Ini Lokasinya

Dukung Timnas masuk Final, Polres Sukabumi gelar nobar semifinal Piala Asia U-23 Indonesia vs Uzbekistan.
Timnas Indonesia U-23 lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024 usai kalahkan Korea Selatan. (Sumber : Dok. AFC)
Life28 April 2024, 21:00 WIB

10 Kebiasaan Positif yang Membuat Anda Dihargai Orang Lain

Ayo Lakukan Sederet Kebiasaan Positif Berikut yang Bisa Membuat Hidupmu Dihargai oleh Orang Lain.
Ilustrasi. Kebiasaan Positif yang Membuat Seseorang Dihargai oleh Orang Lain. (Sumber : Pexels/HuyPhan)