Warga Nilai Ganjil Genap Tak Efektif, Ini Hasil Surveinya

Minggu 12 Februari 2017, 07:15 WIB

SUKABUMIUPDATE.com -  Sebagain besar masyarakat Jakarta menilai kebijakan pembatasan kendaraan melalui sistem ganjil genap tidak efektif mengurangi kemacetan di Jakarta. Hal ini nampak dari hasil survei yang dilakukan Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) terhadap 400 responden di 40 kelurahan pada 9-12 Januari 2017 lalu.

Lembaga ini mencatat jumlah masyarakat yang menganggap kebijakan itu tak efektif sebesar 71,75 persen. Sedangkan yang menilainya efektif hanya 27 persen. “Faktanya meski aturan itu sudah diterapkan kemacetan masih terjadi,” kata dia kepada Tempo, Jumat (10/2).

Hendri menuturkan sebagian responden yang diwawancarai mengungkapkan terpaksa pindah ke angkutan umum karena mobilnya tak bisa melintasi kawasan ganjil-genap setiap hari. Namun, ada juga responden yang tetap membawa mobilnya dengan menempuh rute lain. Alhasil kemacetan hanya berpindah ke jalan lain.

Selain itu, berdasarkan hasil sigi, kata Hendri, responden juga ragu jika eletronic road pricing (ERP) bisa mengurangi kemacetan di Jakarta. Hanya 32,75 persen responden yang meyakini sistem jalan berbayar efektif mengatasi kemacetan. Sedangkan, 64,25 persen responden berpendapat sebaliknya.

Hendri menjelaskan sikap responden yang pesimistis terharap ERP disebabkan tidak mengertinya responden akan sistem jalan berbayar itu. “Akhirnya mereka menyampaikan jika ERP tidak efektif,” ujarnya.

Secara terpisah, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan awal pemberlakuan ganjil-genap sangat signifikan untuk mengurai kemacetan. Hal itu terlihat dari adanya peningkatan kecepatan kendaraan hingga 30 persen di ruas jalan yang diterapkan aturan ganjil-genap dan meningkatnya penumpang Transjakarta sekitar 30 persen.

Seiring berjalannya waktu, menurut Sigit, masyarakat mulai menyesuaikan diri terhadap aturan ganjil-genap. Mereka menyesuaikan waktu perjalanan dan melalui jalur alternatif. “Bahkan ada yang membeli kendaraan baru,” ujarnya. Namun, dia mengklaim aturan ganjil-genap tetap efektif mengurai kemacetan.

Kebijakan pelat nomor ganjil-genap mulai diterapkan pada 30 Agustus tahun lalu sebagai pengganti dari aturan 3 in 1. Aturan ganjil-genap diterapkan di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan M.H Thamrin, sebagian Jalan Gatot Subroto (Kuningan-Senayan). Pemerintah Jakarta menerapkan aturan itu sebagai transisi sebelum melaksanakan sistem ERP yang saat ini masih dalam proses lelang.

 

Sumber: TEMPO

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Tags :
Berita Terkini
Sukabumi27 April 2024, 21:59 WIB

Janda Asal Kompa, Identitas Mayat Setengah Telanjang di Sungai Cicatih Sukabumi

Menurut Yulianti, korban mengalami keterbelakangan mental.
Mayat EKS (25 tahun) di Sungai Cicatih, Kampung Jamu Diva RT 05/03 Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/4/2024). | Foto: Istimewa
Science27 April 2024, 21:20 WIB

Warga Sukabumi Ngerasa? BMKG Catat Gempa Darat M3.1 Akibat Sesar Cugenang

Gempa yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Cugenang.
Peta gempa bumi berkekuatan 3.1 magnitudo pada Sabtu (27/4/2024) pukul 20.22.59 WIB di wilayah Sukabumi dan Cianjur. | Foto: BMKG
Life27 April 2024, 21:00 WIB

Mau Tahu Rahasianya? 6 Langkah Menjadi Orang yang Berkelas dan Elegan

Menjadi orang berkelas di mata orang lain bukanlah tentang kemewahan atau kekayaan, tetapi lebih kepada cara Anda bersikap, berperilaku, dan membawa diri.
Ilustrasi - Menjadi orang berkelas di mata orang lain bukanlah tentang kemewahan atau kekayaan, tetapi lebih kepada cara Anda bersikap, berperilaku, dan membawa diri. (Sumber : Pexels/ Andrea Piacquadio).
Life27 April 2024, 20:42 WIB

Tanggapi dengan Serius, 7 Cara Ini Bisa Dilakukan saat Anak Tidak Mau Pergi Sekolah

Apakah anak prasekolah Anda kesulitan meninggalkan Anda? Bagaimana dengan anak Anda yang berusia 5 tahun? Apakah mereka tidak mau sekolah? Inilah yang harus dilakukan.
Ilustrasi anak ke sekolah. | Foto: Pexels.com/@RDNEStockproject
Life27 April 2024, 20:33 WIB

Dapat Memupuk Keterampilan Kognitif, Ini 6 Aktivitas yang Sangat Baik untuk Anak

Membesarkan anak yang baik hati, bersemangat, dan mandiri mungkin lebih mudah dari yang Anda kira. Berikut beberapa aktivitas yang sering diabaikan yang memupuk keterampilan kognitif, sosial, dan emosional.
Ilustrasi aktivitas anak. | Foto: Freepik/jcomp
Life27 April 2024, 20:00 WIB

7 Penyakit Hati yang Haram Dipelihara agar Selamat Dunia Akhirat, Apa Kamu Memilikinya?

Orang yang memiliki penyakit hati menandakan hatinya belum bersih dan masih kotor dengan persoalan-persoalan keduniawian yang bersifat semua semata.
Ilustrasi. Orang yang memiliki penyakit hati menandakan hatinya belum bersih dan masih kotor dengan persoalan-persoalan keduniawian yang bersifat semua semata. (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi27 April 2024, 19:52 WIB

Polres Sukabumi Kota Gelar Nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Polres Sukabumi Kota mengajak kepada warga Kota Sukabumi untuk ikut nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan.
Ilustrasi - Polres Sukabumi Kota mengajak kepada warga Kota Sukabumi untuk ikut nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan. (Sumber : X/@@kabarmojokerto_).
Sukabumi27 April 2024, 19:36 WIB

Mayat Wanita Setengah Telanjang di Sungai Cicatih Sukabumi, Rambutnya Pendek

Jenazah berusia remaja ini ditemukan dalam kondisi tersangkut pada tumpukan kayu.
Mayat wanita setengah telanjang yang ditemukan di Sungai Cicatih, Kampung Jamu Diva RT 05/03 Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/4/2024). | Foto: Warganet Instagram
Life27 April 2024, 19:00 WIB

Bisa Sebabkan Kematian! 6 Bahaya Kesepian yang Jarang Disadari Banyak Orang

Orang yang selalu merasa kesepian tidak baik bagi kesehatan. Sebab di dalamnya tersimpan bahaya yang mengancam kondisi fisik seseorang.
Ilustrasi - Orang yang selalu merasa kesepian tidak baik bagi kesehatan. Sebab di dalamnya tersimpan bahaya yang mengancam kondisi fisik seseorang. (Sumber : Pixabay/Andrea Piacquadio).
Sukabumi27 April 2024, 18:55 WIB

Terlindas Mobil, Kronologi Pemotor Tewas Kecelakaan di Cibadak Sukabumi

H meninggal dunia karena mengalami luka sobek dan luka lecet.
Tangkapan layar video saat H (35 tahun) dievakuasi warga. H meninggal dunia setelah kecelakaan di Jalan Suryakencana, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/4/2024). | Foto: Istimewa